Terbit: 20 July 2020 | Diperbarui: 27 January 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Sindrom putri tidur atau sleeping beauty syndrome yang dalam istilah medis disebut Kleine-Levin Syndrome (KLS) adalah kondisi langka yang menyebabkan seseorang tidur secara berlebihan. Ketahui selengkapnya tentang gejala hingga pengobatannya di bawah ini!

Sindrom Putri Tidur: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Cara Mengatasi, dll

Apa Itu Sindrom Putri Tidur?

Sindrom putri tidur adalah kelainan langka yang menyebabkan seseorang merasakan kantuk berlebihan. Ketika sedang berlangsung, penderitanya dapat tidur dalam 20 jam lebih dalam sehari. Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan perilaku dan kebingungan.

Tidur yang berlebihan ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada remaja pria daripada wanita. Sekitar 70 persen penderita sleeping beauty syndrome adalah pria.

Kleine-Levin syndrome bisa muncul dan hilang selama beberapa hari atau bulan. Terkadang dapat muncul dan hilang selama 10 tahun. Selama periode, penderitanya mungkin sulit untuk melakukan kegiatan seperti sekolah, bekerja, atau kegiatan lainnya.

Gejala Sindrom Putri Tidur

Penderita sleeping beauty syndrome tidak mengalami gejala setiap hari. Bahkan, gejalanya tidak muncul selama beberapa periode tertentu. Namun, ketika gejala muncul membuat penderitanya tidur selama beberapa hari, seminggu, atau bahkan berbulan-bulan.

Gejala umum termasuk kantuk yang ekstrem, merupakan keinginan kuat untuk tidur dan kesulitan bangun di pagi hari.

Selama periode, biasanya penderita dapat tidur sampai 20 jam atau bahkan lebih dalam sehari. Ia mungkin akan bangun hanya untuk ke kamar mandi atau makan, lalu kembali tidur.

Gejala sindrom putri tidur lainnya termasuk:

  • Halusinasi
  • Disorientasi
  • Sifat lekas marah
  • Perilaku kekanak-kanakan
  • Nafsu makan meningkat
  • Gairah seks (libido) yang berlebihan

Gejala tersebut terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke bagian otak selama kelainan berlangsung. Sindrom putri tidur adalah adalah kondisi yang tidak dapat diprediksi, sehingga terjadi secara tiba-tiba yang berulang.

Setelah periode sindrom, biasanya penderita dapat melanjutkan aktivitas normal tanpa adanya gangguan perilaku atau fisik. Namun, penderita mungkin memiliki sedikit memori tentang apa yang terjadi selama periode tersebut.

Kapan Harus ke Dokter?

Periode sindrom putri tidur dapat terjadi dalam rentang 10 tahun atau lebih, maka dari itu orang dengan kondisi ini dapat memiliki dampak luar biasa pada kehidupannya. Misalnya dapat mengganggu kemampuan untuk bekerja, pergi ke sekolah, dan berinteraksi dengan teman dan keluarga.

Kondisi ini juga dapat memicu kecemasan dan depresi, terutama karena tidak tahu kapan periode tertidur akan terjadi atau berapa lama suatu periode gejala kambuh akan berlangsung. Jika mengalami peningkatan nafsu makan atau makan berlebihan, penderita lebih mungkin mengalami kenaikan berat badan.

Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter tentang cara terbaik untuk mengetahui periode kekambuhan yang akan datang. Rasa lelah dan kantuk akibat sleeping beauty syndrome bisa terjadi secara tiba-tiba. Penderitanya bisa melukai diri sendiri atau bahkan orang lain, misalnya jika ketika kambuh penderita sedang mengendarai motor atau mengoperasikan mesin.

Dengan mempelajari cara mengetahui periode kekambuhan selanjutnya, ada kemungkinan untuk mencegah diri dari situasi yang berpotensi berbahaya.

Penyebab Sindrom Putri Tidur dan Faktor Risiko

Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, tetapi beberapa dokter percaya bahwa ada sejumlah faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sleeping beauty syndrome.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko, di antaranya:

1. Cedera

Sindrom putri tidur kemungkinan muncul akibat cedera di hipotalamus, bagian otak yang mengontrol tidur, nafsu makan, dan suhu tubuh. Kemungkinan cedera terjadi karena jatuh dan mengenai kepala, meskipun masih dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk memastikan keterkaitan faktor ini.

2. Autoimun

Beberapa orang mengembangkan kondisi ini setelah mengalami infeksi seperti flu. Ini telah membuat beberapa peneliti percaya bahwa Kleine-Levin syndrome mungkin merupakan jenis gangguan autoimun. Penyakit autoimun adalah ketika sistem kekebalan tubuh menyerang tubuh sendiri.

3. Genetik

Beberapa orang yang mengembangkannya mungkin karena genetik karena ada kasus di mana gangguan tersebut terjadi pada beberapa orang dalam sebuah keluarga.

Diagnosis Sindrom Putri Tidur

Kleine-Levin syndrome adalah kelainan yang sulit didiagnosis. Kondisi ini mirip dengan gejala kejiwaan, sehingga beberapa orang salah didiagnosis. Akibatnya, diagnosis yang akurat dibutuhkan waktu bertahun-tahun.

Tidak ada tes tunggal untuk membantu memastikan kondisi ini. Sebagai gantinya, dokter dapat melakukan serangkaian tes untuk mengesampingkan kemungkinan penyakit lain.

Gejala Kleine-Levin syndrome mirip dengan kondisi kesehatan lainnya. Untuk itu, dokter dapat melakukan beberapa tes berikut:

  • Pemeriksaan fisik
  • Tes darah
  • Computed tomography (CT) scan
  • Magnetic resonance imaging (MRI) pada bagian kepala.

Dis ini dilakukan untuk memeriksa dan mengesampingkan kondisi berikut:

  • Diabetes
  • Hipotiroidisme
  • Tumor
  • Peradangan
  • Infeksi
  • Gangguan tidur lainnya
  • Kondisi neurologis, seperti multiple sclerosis

Rasa kantuk yang berlebihan juga merupakan ciri depresi. Dokter mungkin menyarankan penilaian kesehatan mental. Prosedur ini membantu dokter menilai apakah gejalanya disebabkan oleh depresi berat atau gangguan suasana hati (mood) lainnya.

Pengobatan Sindrom Putri Tidur

Terdapat beberapa obat tersedia untuk membantu meringankan gejalanya. Obat ini dapat membantu mengurangi durasi periode dan mencegah periode mendatang.

Pil stimulan adalah salah satu pilihan untuk merawat sleeping beauty syndrome. Walaupun dapat menyebabkan iritabilitas (penderita jadi lebih cepat marah), obat-obatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan efektif dalam mengurangi kantuk. Pilihan obatnya termasuk methylphenidate dan modafinil.

Obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati gangguan mood mungkin juga bermanfaat. Misalnya, lithium dan carbamazepine, obat yang biasa digunakan untuk mengobati gangguan bipolar, yang juga dapat meringankan gejala sleeping beauty syndrome.

 

Pencegahan Sindrom Putri Tidur

Tidak ada langkah khusus untuk mencegah kelainan ini, namun dokter dapat menyarankan obat-obatan yang sama untuk membantu mencegah periode. Selain membantu meringankan gejala sindrom putri tidur, obat lithium dapat digunakan untuk membantu mencegah periode di kemudian hari.

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Kleine-Levin Syndrome. https://rarediseases.org/rare-diseases/kleine-levin-syndrome/. (Diakses pada 20 Juli 2020)
  2. Sen, Debarati S. 2017. Sleeping beauty syndrome is for real. https://timesofindia.indiatimes.com/life-style/health-fitness/health-news/sleeping-beauty-syndrome-is-for-real/articleshow/58774358.cms. (Diakses pada 20 Juli 2020)
  3. Higuera, Valencia. 2018. What Is Kleine-Levin Syndrome (KLS)?. https://www.healthline.com/health/kleine-levin-syndrome. (Diakses pada 20 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi