Terbit: 30 December 2020
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah penumpukan cairan pada paru-paru sehingga menyebabkan gejala sesak napas serius. Ketahui apa itu sindrom gagal napas akut, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.

Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS): Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Apa Itu Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)?

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) adalah gangguan pernapasan akut akibat cairan menumpuk di kantung udara elastis kecil (alveoli) di paru-paru sehingga seluruh organ tubuh tidak mendapatkan aliran oksigen yang lancar dan memadai. Kondisi ini bisa terjadi pada pasien yang memang sudah sakit, mengalami infeksi, trauma serius, atau cedera parah dan dirawat di rumah sakit.

Acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau sindrom gagal napas akut menyebabkan gejala sesak napas parah yang muncul 1-3 hari sejak penyakit atau cedera awal. ARDS adalah keadaan darurat medis dan berpotensi mengancam nyawa.

Gejala Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Setiap pasien memiliki gejala berbeda tergantung pada penyakit atau infeksi lain yang mendasarinya, namun gejala paling umum termasuk:

  • Sesak napas parah
  • Napas cepat
  • Nyeri dada saat menarik napas
  • Napas tersengal-sengal
  • Tekanan darah rendah
  • Denyut nadi cepat
  • Kelelahan ekstrim
  • Kebingungan secara mental
  • Kelelahan otot
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Perubahan warna kulit, bibir, dan kuku

Gejala ARDS dapat berkembang dengan cepat. Gejalanya mungkin bertambah parah bila pasien memiliki riwayat penyakit jantung atau penyakit paru-paru.

Kapan Harus ke Dokter?

ARDS adalah komplikasi dari penyakit atau infeksi lain yang cukup parah. Kebanyakan pasien biasanya sudah di rawat di rumah sakit. Dokter akan memeriksa kesehatan Anda secara keseluruhan dan mengidentifikasi bila ada risiko komplikasi.

Penyebab Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Penyebab sindrom gagal napas akut adalah cairan yang masuk ke dalam paru-paru sehingga menyumbat aliran oksigen. Akibatnya, aliran darah juga tidak mendapat asupan oksigen yang memadai untuk disalurkan ke seluruh organ tubuh termasuk jantung, ginjal, dan otak.

Kondisi ini akan membuat banyak organ kekurangan asupan oksigen dan tidak berfungsi dengan baik. Akibat yang paling fatal adalah organ-organ tersebut akan gagal berfungsi dan kematian rentang terjadi.

Berikut ini beberapa jenis penyakit lain yang menyebabkan sindrom gagal napas akut:

  • Sepsis: Infeksi aliran darah yang meluas bisa memicu penumpukan cairan di paru-paru.
  • Pneumonia Berat: Peradangan paru-paru hingga menyerang kelima lobus paru-paru.
  • Coronavirus 2019 (COVID-19): Gejala COVID-19 yang cukup parah hingga menyebabkan sesak napas.
  • Cedera atau Trauma Parah: Kecelakaan kendaraan atau jatuh dari ketinggian dan melukai kepala dan dada bisa menyebabkan kerusakan paru-paru dan bagian otak tertentu.

Kondisi lain bisa menyebabkan gejala ARDS, termasuk:

  • Mengalami radang pankreas atau pankreatitis.
  • Melakukan transfusi darah masif.
  • Efek dari luka bakar yang cukup parah.
  • Kerusakan pembuluh darah di paru-paru.
  • Mengembangkan infeksi paru-paru parah.
  • Mengalami infeksi darah parah.
  • Tidak sengaja menghirup zat kimia beracun seperti polusi udara, asap tebal, air garam, atau sisa muntahan (menelan kembali muntahan).
  • Overdosis obat penenang seperti antidepresan trisiklik.
  • Menelan makanan atau air ke saluran pernapasan bukan saluran pencernaan.
  • Minum air akibat hampir tenggelam.

Berbagai kondisi tersebut dapat menyebabkan kerusakan membran dan menyebabkan kebocoran cairan yang masuk ke paru-paru.

Faktor Risiko Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Sebagian besar pasien ARDS telah menjalani perawatan di rumah sakit akibat penyakit lain yang memang sudah kronis. Berikut ini beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami sindrom gagal napas akut:

  • Perokok.
  • Orang dengan riwayat alkoholisme kronis lebih rentan mengembangkan ARDS.
  • Orang tua berusia lebih dari 65 tahun.
  • Memiliki riwayat penyakit gagal hati.
  • Mengalami syok toksis.
  • Masalah gen tertentu.
  • Komplikasi dari penyakit paru-paru.
  • Efek samping dari masalah obesitas.
  • Menggunakan oksigen untuk penyakit paru-paru.
  • Komplikasi dari operasi tertentu atau kemoterapi berisiko tinggi.
  • Selebihnya, dokter belum bisa memastikan penyebab ARSD namun beberapa faktor tersebut memengaruhi.

Diagnosis Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Tidak ada tes khusus untuk diagnosis ARDS, namun bisa diketahui dari beberapa gejala khas yang terjadi pada pasien ARDS. Dokter akan bertanya seputar riwayat medis Anda, melakukan pemeriksaan fisik dan kondisi kesehatan saat ini, kemudian memeriksa kesehatan pernapasan dan detak jantung.

Dokter akan mengidentifikasi gejala ARDS seperti:

  • Tanda cairan berlebihan di dalam tubuh.
  • Perubahan warna bibir dan kulit.
  • Tanda sesak napas parah.

Bila mencurigai gejala ARDS, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan sebagai berikut:

  • Tes pencitraan seperti rontgen dada atau CT scan untuk mengetahui kadar air yang masuk ke paru-paru.
  • Tes darah untuk mengecek level oksigen di dalam tubuh.
  • Pemeriksaan jantung untuk memastikan apakah ada kondisi seperti gagal jantung dan seberapa baik kemampuan pompa jantung Anda.
  • Tes laboratorium untuk mengidentifikasi level oksigen, tanda anemia, infeksi paru-paru, atau penyebab penumpukan cairan paru-paru lainnya.

Dokter mungkin juga akan menyarankan pemeriksaan lain seperti elektrokardiogram, ekokardiogram, pemeriksaan jalan napas, atau biopsi tergantung penyakit lain yang mendasari dan kondisi kesehatan Anda saat ini.

 

Cara Mengobati Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Mengingat ARDS adalah kondisi medis darurat, tujuan dari penanganan ARDS untuk segera meningkatkan level oksigen di dalam darah agar organ-organ di dalam tubuh tetap berfungsi dan tidak terjadi risiko fatal. Berikut ini cara mengatasi acute respiratory distress syndrome:

1. Oksigen

Dokter akan menggunakan oksigen tambahan untuk mengalirkan lebih banyak oksigen ke aliran darah dan mencegah kegagalan fungsi organ. Dokter akan menggunakan:

  • Oksigen tambahan dari tabung gas oksigen yang dikirim melalui masker yang dipasang di hidung dan mulut.
  • Alat ventilasi mekanis atau mesin bantuan pernapasan (ventilator) untuk mendorong udara ke paru-paru. Alat ini juga akan membantu mengeluarkan cairan dari dalam paru-paru.

2. Manajemen Cairan dalam Paru-Paru

Dokter akan mengelola jumlah cairan intravena agar tidak berlebihan. Terlalu banyak cairan akan membuat penumpukan cairan di paru-paru semakin tinggi, namun kekurangan cairan tubuh juga dapat menyebabkan jantung dan organ lain tegang.

3. Obat-obatan

Berikut ini beberapa obat-obatan untuk mengatasi efek samping ARDS:

  • Obat pereda nyeri.
  • Obat refluks lambung.
  • Antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.
  • Obat pengencer darah untuk mencegah penggumpalan darah di paru-paru atau kaki.
  • Obat penenang.

4. Rehabilitasi Paru

Setelah pasien sembuh, pasien disarankan untuk menjalani rehabilitasi paru untuk melatih kekuatan dan kapasitas paru-paru. Rehabilitasi paru mencakup olahraga dan perubahan gaya hidup.

 

Komplikasi Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Berikut ini beberapa komplikasi dari sindrom gagal napas akut:

  • Pembekuan darah pada pembuluh darah di kaki.
  • Paru-paru yang robek (pneumotoraks).
  • Infeksi yang mungkin dipaparkan dari ventilator.
  • Jaringan parut dan penebalan jaringan di antara kantung udara.
  • Hipertensi pulmonal.
  • Kerusakan atau kegagalan organ.

Beberapa penderita lain memiliki masalah kesehatan jangka panjang, seperti:

  • Masalah pernapasan, seperti sesak napas. Bagi sebagian orang, ini akan hilang dalam waktu 6 bulan namun bisa bertahan lebih lama.
  • Kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari karena kelemahan dan kelelahan.
  • Masalah fokus pada tugas-tugas dan masalah dengan memori.

ARDS juga dapat memengaruhi pasien secara emosional dan fisik. Pasien dan keluarga juga harus konsultasi ke profesional untuk membantu mengatasi kecemasan, stres, atau depresi.

Cara Mencegah Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)

Tidak diketahui bagaimana cara mencegah sindrom gagal napas akut, namun beberapa hal ini mungkin dapat membantu:

  • Bila mengalami penyakit, infeksi, atau cedera apa pun, mohon segera cari bantuan medis.
  • Jangan merokok dan minum alkohol.
  • Lakukan vaksin pneumonia setiap tahun.

Itulah pembahasan tentang sindrom gagal napas akut atau acute respiratory distress syndrome (ARDS). Konsultasi pada dokter bila Anda mengalami sesak napas dengan penyakit lain yang mendasarinya.

 

  1. Allen, Suzanne. 2018. Acute Respiratory Distress Syndrome. https://www.healthline.com/health/acute-respiratory-distress-syndrome. (Diakses pada 30 Desember 2020).
  2. Mayo Clinic. 2020. ARDS. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/ards/symptoms-causes/syc-20355576. (Diakses pada 30 Desember 2020).
  3. WebMD. 2020. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS). https://www.webmd.com/lung/ards-acute-respiratory-distress-syndrome#2-8. (Diakses pada 30 Desember 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi