Terbit: 24 May 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pernah mendengar tentang Sindrom Brugada (Brugada Syndrome)? Hati-hati karena penyakit ini berkaitan dengan organ jantung dan komplikasinya bisa sampai berujung pada kematian. Apa itu sindrom brugada? Apa penyebab sindrom brugada? Apa saja ciri dan gejala sindrom brugada? Bagaimana cara mendiagnosis sindrom brugada? Bagaimana cara mengobati sindrom brugada?

Sindrom Brugada: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Apa Itu Sindrom Brugada?

Sindrom Brugada adalah suatu kondisi di mana terjadi abnormalitas elektrik pada organ jantung, yang mana hal ini lantas menyebabkan irama (aritmia) jantung mengalami percepatan, perlambatan, dan/atau menjadi tak beraturan. Dampaknya, jantung tidak dapat menjalankan fungsinya secara optimal, yakni memompa darah ke seluruh tubuh.

Sindrom Brugada adalah penyakit mematikan. Sayangnya, penyakit kerap tidak menunjukkan gejala berarti, yang artinya penderitanya bisa mengalami kematian mendadak, utamanya saat tidur (itu sebabnya penyakit ini kerap disebut sebagai sudden unexplained nocturnal death syndrome). Sindrom brugada umumnya terjadi pada laki-laki—anak-anak dan dewasa—yang berasal dari Jepang dan negara-negara Asia Tenggara.

Penyebab Sindrom Brugada

Sindrom Brugada adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya kelainan pada sejumlah saluran ion yang berkaitan dengan aktivitas elektrik di dalam jantung.

Saluran ion bertugas untuk mengendalikan laju keluar dan masuk sejumlah senyawa ion yakni kalium, kalsium, dan natrium. Ketiga senyawa tersebut memiliki fungsi untuk mengaktifkan elektrifikasi jantung, sehingga terjadi kontraksi pada organ ini guna memompa darah.

Pada penderita sindrom Brugada, saluran ion tersebut mengalami abnormalitas, yang mana kondisi menyebabkan elektrifikasi jantung menjadi terganggu dan berujung pada tidak teraturnya irama (aritmia) jantung.

Penyebab sindrom Brugada kerap dikaitkan dengan faktor keturunan (genetik). Sejumlah penelitian yang telah dilakukan menemukan fakta bahwa penyebab sindrom Brugada ini lebih dikarenakan adanya mutasi gen SCN5A, yang mana gen tersebut sejatinya bertugas untuk mengendalikan ion natrium di dalam jantung. Mutasi gen mengakibatkan kadar ion ter-defisiensi sehingga aktivitas elektrik jantung terganggu.

Penyebab sindrom Brugada (Brugada syndrome) secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

  • Faktor keturunan (genetik)
  • Laki-laki dewasa (sangat jarang terjadi kasus sindrom Brugada pada anak-anak)
  • Ras (Orang Asia, terutama Jepang dan negara-negara Asia Tenggara)
  • Demam tinggi

Tak hanya itu, sindrom Brugada juga mungkin saja dipicu oleh faktor-faktor lainnya, seperti:

  • Kurangnya kadar kalium di dalam tubuh
  • Tingginya kadar kalsium di dalam darah
  • Pemakaian obat-obatan untuk darah tinggi (hipertensi) dan obat penenang
  • Pemakaian kokain dalam jumlah banyak

Ciri dan Gejala Sindrom Brugada

Sindrom Brugada, sayangnya, kerap tidak menunjukkan ciri dan gejala khusus. Bahkan, penderita penyakit ini memiliki struktur jantung yang terlihat normal. Akan tetapi, pada beberapa kasus, sindrom brugada ditandai oleh sejumlah ciri dan gejala yang mirip dengan gejala penyakit jantung pada umumnya, yaitu:

  • Aritmia jantung yang tidak beraturan (papilapsi)
  • Sesak napas
  • Kejang
  • Hilang kesadaran
  • Demam tinggi

Guna mengantisipasi kemungkinan terburuk, segera kunjungi dokter apabila Anda mengalami satu atau lebih dari gejala-gejala di atas. Penanganan medis sedari dini penting dilakukan sebelum kondisi sindrom Brugada bertambah parah.

Diagnosis Sindrom Brugada

Mengingat sindrom Brugada adalah penyakit “silent killer”, yakni kemunculannya kerap tiba-tiba tanpa ada gejala pendahulu, pemeriksaan jantung menjadi hal yang sebaiknya dilakukan guna mengantisipasi penyakit ini.

Umumnya, prosedur diagnosis sindrom Brugada meliputi:

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien. Oleh karena sindrom Brugada lebih disebabkan oleh faktor keturunan, maka dokter mungkin akan menanyakan apakah ada salah satu anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit ini.

2. Pemeriksaan Genetika

Guna memastikan keterangan dari pasien, dokter akan menegakkan prosedur pemeriksaan atau tes genetika. Caranya, pasien diambil sampel darahnya (biopsi) untuk kemudian dianalisis di laboratorium. Di sini, dokter akan melihat apakah ada mutasi gen SCN5A yang mendasari sindrom Brugada.

3. Elektrokardiogram (EKG)

Prosedur diagnosis sindrom Brugada yang selanjutnya dilakukan adalah elektrokardiogram (EKG). Metode ini ditegakkan dengan tujuan merekam aktivitas elektrik jantung dan menganalisis apakah ada kelainan pada aritmia jantung.

4. Elektropsikologi (EPS)

Apabila pemeriksaan elektorkardiogram (EKG) menunjukkan hasil positif bahwa pasien mengalami sindrom Brugada, maka yang selanjutnya dilakukan dokter adalah menegakkan prosedur pemeriksaan elektropsikologi (EPS). Pemeriksaan EPS ini bertujuan untuk memastikan penyebab sindrom Brugada yang dialami pasien, sekaligus menentukan metode pengobatan yang tepat.

5. Uji Kalium dan Kalsium

Khusus pada pasien yang juga menderita hipokalemia, hiperkalemia, dan hiperkalsemia, dokter juga akan menegakkan prosedur uji kadar kalium dan kalsium di dalam tubuhnya.

Selain prosedur-prosedur di atas, pada perkembangannya dokter akan melakukan pemeriksaan dengan MRI dan ekokardiografi, dengan tujuan untuk membuang dysplasia ventrikal kanan aritmogenik sehingga penyebab lainnya dari aritmia yang terjadi dapat diketahui.

Pengobatan Sindrom Brugada

Sindrom Brugada adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Pengobatan sindrom Brugada yang dilakukan hanya bertujuan untuk meredakan gejala penyakit ini manakala tiba-tiba muncul.

Pengobatan sindrom Brugada yang dinilai paling efektif adalah implantasi automatic implantable cardioverter defibrillator (ICD). Ini adalah sejenis alat yang ditanam di dalam tubuh, tepatnya tulang selangka, dan fungsinya sebagai alat pacu ketika terjadi takikardia dan fibrilasi ventrikel, sehingga denyut jantung kembali normal.

Selain ICD, dokter juga akan memberikan obat anti-aritmia semisal quinidine demi menghalau arus kalium cepat, pun mengembalikan pola EKG pasien sindrom Brugada pada ke kondisi normal.

Pencegahan Sindrom Brugada

Langkah pencegahan sindrom Brugada juga tak lantas menyembuhkan penyakit ini secara total, melainkan hanya bersifat sebagai pencegah timbulnya aritmia yang berujung pada penyakit mematikan ini. Cara mencegah terjadinya komplikasi sindrom Brugada adalah:

  • Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
  • Tidak mengkonsumsi obat-obatan berjenis kokain, amfetamin, dan obat khusus flu
  • Menghindari dehidrasi
  • Melakukan langkah pengobatan demam tinggi seperti konsumsi parasetamol

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi