Terbit: 5 February 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kista ateroma tumbuh di bawah kulit manusia yang sering dianggap bisul. Simak gejala, penyebab, serta cara mengatasi kista ateroma di bawah ini.

Sering Dianggap Bisul, Ini Penyebab Kista Ateroma dan Cara Mengatasi

Apa Itu Kista Ateroma?

Kista ateroma adalah jaringan tumbuh kecil yang biasanya muncul di bawah kulit. Kista ini juga lazim disebut kista epidermoid karena lokasinya berada di lapisan epidermis kulit. Tergolong jinak, kista ini tidak menyebabkan gejala tambahan dan tidak menjadi kanker.

Bagian kulit yang sering ditumbuhi kista ini adalah kepala, leher, punggung, dan area genital. Ukuran ateroma kecil saja, dari yang hanya beberapa milimeter hingga beberapa inci. Bentuknya seperti tonjolan kecil dan berwarna serupa kulit, agak putih, atau kekuning-kuningan.

Kista ini memiliki isi berupa keratin berwarna putih.pasien tidak akan merasakan sakit pada tempat tumbuhnya kista. Namun, kista ateroma dapat teriritasi atau meradang. Jika tidak ada keluhan, kista ini tidak perlu dibuang karena cenderung tidak berbahaya.

Penyebab Kista Ateroma

Umumnya, kista ateroma disebabkan oleh keratin yang terperangkap di bawah kulit. Keratin adalah protein yang menentukan warna natural kulit. Kista tumbuh bisa dikarenakan faktor keturunan, penyakit lain seperti gardner syndrome, atau trauma pada kulit.

Trauma ini bisa jadi goresan atau luka lain pada kulit, bekas operasi, bahkan jerawat. Seringkali butuh waktu beberapa minggu hingga bulan sebelum ateroma tumbuh di bekas trauma.

Penyebab lainnya adalah karena tersumbatnya kelenjar sebasea pada kulit. Kelenjar sebasea adalah kelenjar yang mengeluarkan minyak dan berfungsi melapisi kulit dan rambut. Penyebab tersumbatnya sebasea juga adalah trauma pada kulit.

Mereka yang memiliki kulit berjerawat apalagi jerawat batu yang besar dan mudah meradang, berisiko lebih tinggi untuk mengalami kista ateroma.

Diagnosis Kista Ateroma

Dokter akan memeriksa benjolan di kulit serta kondisi kulit di sekitarnya. Lalu, menanyakan sejarah medis pasien. Dokter akan menanyakan secara rinci kapan tonjolan itu muncul, apakah bertambah besar, apakah sakit ketika ditekan, dll.

Pada beberapa kasus dokter juga melakukan pemeriksaan ultrasound, CT Scan, atau merujuk pasien ke dokter ahli kulit untuk mengkonfirmasi diagnosisnya. Diagnosis kista juga diperlukan untuk melihat apakah kista benar-benar tidak berbahaya atau merupakan gejala awal kanker kulit.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika tonjolan tersebut tidak bertambah banyak, tidak membesar, meradang, sakit jika disentuh atau menyebabkan denyutan di lokasi tumbuhnya, maka tidak perlu ke dokter. Namun jika tumbuhnya kista mengganggu penampilan, menyebabkan sakit atau kista membesar dan meradang, pasien dapat menemui dokter kulit.

Pasien juga perlu berkonsultasi dengan dokter kulit jika kista berukuran lebih dari 5 cm, serta kista cepat tumbuh kembali di lokasi yang sama setelah dilakukan pencabutan atau operasi, atau mengeluarkan cairan.

Pasien juga dapat meminta agar kista dihilangkan jika mengganggu penampilan. Misalnya, jika kista tumbuh di wajah atau leher dan jumlahnya banyak. Atau, jika kista tumbuh di tempat yang tidak lazim seperti di jari.

Cara Mengatasi Kista Ateroma

Kista ini biasanya tidak dapat hilang dengan sendirinya, walaupun bisa saja mengecil dan membesar kembali. Diperlukan pembedahan untuk menghilangkannya.

Biaya operasi kista ateroma beragam, berkisar antara Rp5000.000 hingga Rp11000.000. Tergantung seberapa banyak kista yang akan dibersihkan serta faktor resikonya.

Kista juga dapat dihilangkan dengan tindakan-tindakan berikut:

1. Injeksi

Jika kista membengkak dan meradang, dokter akan menginjeksikan obat tertentu untuk mengurangi radangnya. Kista yang bengkak juga dapat dikompres dengan air hangat dan kain lembut yang bersih.

2. Insisi

Insisi adalah prosedur penyedotan. Dokter akan menyayat kista dan perlahan isi kista disedot keluar. Prosedur ini dapat mengecilkan kista, tetapi umumnya kista akan tumbuh kembali di lain waktu.

3. Laser

Dokter akan melubangi kista dengan laser dan mengeluarkan isinya. Kulit sisa kista akan dihilangkan satu bulan kemudian, setelah kondisi bekas luka benar-benar sembuh

Kista juga dapat dibersihkan dan dikeringkan dahulu dengan steroid jika terjadi peradangan atau infeksi. Dokter akan meresepkan antibiotik, baik saat kista meradang maupun setelah dilakukan tindakan penyedotan isi kista.

Jika kondisi kista semakin parah, tumbuh kembali, atau peradangan semakin mengganggu, dokter akan menyarankan bedah minor. Tujuannya adalah untuk menuntaskan tindakan. Bedah akan dilakukan setelah peradangan pada kista diatasi.

Bahaya kista ateroma nyaris tidak ada. Namun perlakuan yang salah terhadap kista dapat menimbulkan keluhan yang menyakitkan. Jangan menekan atau memencet kista, apalagi dengan tangan telanjang yang tidak bersih. Hal ini akan menimbulkan infeksi pada kista dan kulit di sekitarnya.

Jika kista telah meradang, lalu disembuhkan hingga mengering, bisa jadi akan tumbuh kembali di tempat yang sama. Selama tumbuhnya kista baru tidak lebih besar dari sebelumnya, tidak memerah dan berdenyut, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Cara Mencegah Kista Ateroma

Ateroma dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan kulit. Baik pada lokasi kista maupun kulit di sekitarnya. Jaga pola makan seimbang, kurangi konsumsi garam dan makanan cepat saji atau yang mengandung zat tambahan makanan.

Demikian penjelasan lengkap tentang kista ateroma. Kista yang juga disebut kista sebasea ini secara umum tidak mengganggu selama tidak terjadi komplikasi tambahan seperti yang dijelaskan di atas.

 

  1. Hoover, Ezra dkk. 2021. Physiology, Sebaceous Glands. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499819/. (Diakses pada 29 Januari 2022).
  2. Krause, Lydia. 2021. Sebaceous Cyst: Causes, Symptoms, Treatments, and More. https://www.healthline.com/health/sebaceous-cyst. (Diakses pada 29 Januari 2022).
  3. Mayo Clinic. 2022. Epidermoid cysts. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epidermoid-cysts/symptoms-causes/syc-20352701. (Diakses pada 29 Januari 2022).
  4. Oakley, Amanda. 2016. Cutaneous cysts and pseudocysts. https://dermnetnz.org/topics/cutaneous-cysts-and-pseudocysts. (Diakses pada 29 Januari 2022).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi