Terbit: 17 March 2020 | Diperbarui: 28 January 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Selulitis adalah infeksi bakteri pada kulit dan jaringan di bawah kulit. Kondisi ini terjadi ketika bakteri masuk ke kulit dan menyebar. Hasilnya adalah infeksi yang dapat menyebabkan pembengkakan, kemerahan, nyeri, atau hangat pada kulit yang terkena infeksi. Simak penjelasan selengkapnya mengenai penyakit selulitis di bawah ini.

Selulitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Selulitis?

Selulitis adalah kondisi yang bisa mengancam nyawa apabila tidak mendapatkan penanganan dengan tepat. Infeksi yang ditimbulkannya bisa menyebar melalui pembuluh darah dan kelenjar getah bening dengan menyerang jaringan di bawah kulit.

Penyakit selulitis bukanlah penyakit yang bisa menular dikarenakan infeksi yang terjadi menyerang jaringan kulit dalam dan bagian atas kulit yang tidak bersinggungan langsung dengan dunia luar. Selain itu, selulitis adalah penyakit kulit yang bisa berkembang di semua bagian tubuh, namun bagian tubuh yang paling sering terserang penyakit ini adalah kulit pada tungkai bawah, lengan, hingga wajah.

Infeksi ini biasanya berkembang karena luka yang terbuka dan adanya nanah. Jika Anda merasa memiliki kondisi ini, Anda harus segera mendapatkan perawatan medis. Mendapatkan diagnosis dan pengobatan lebih dini, penyakit ini biasanya hilang sepenuhnya tanpa menyebabkan masalah jangka panjang.

Gejala Selulitis

Selulitis dapat muncul di mana saja di seluruh tubuh. Namun, orang dewasa biasanya mendapatkannya di kaki. Sedangkan anak-anak sering mendapatkannya di wajah atau leher.

Beberapa gejala yang bisa dikenali, antara lain:

  • Kulit kemerahan
  • Pembengkakan
  • Kulit terasa lembut
  • Rasa sakit
  • Muncul rasa hangat di area yang terkena
  • Demam
  • Muncul bintik merah
  • Muncul lepuh

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Perawatan ke dokter harus segera dilakukan jika Anda mengalami:

  • Peningkatan ruam atau pembengkakan dengan cepat.
  • Mengalami demam atau kedinginan.
  • Mual dan muntah.
  • Peningkatan rasa nyeri.
  • Mati rasa pada area terkena saat disentuh.
  • Muncul masalah medis lainnya yang terpengaruh oleh adanya infeksi.

Penyebab Selulitis

Selulitis adalah penyakit yang paling sering disebabkan oleh streptococcus dan staphylococcus, yang masuk melalui luka di kulit. Bakteri mungkin masuk ke dalam tubuh ketika kulit terluka. Cedera bisa terlihat jelas, seperti luka terbuka atau luka bakar parah, kondisi yang memberi jalan bagi bakteri masuk.

Selain itu, kulit retak juga bisa menjadi pintu masuk bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh.

Faktor Risiko

Terdapat beberapa faktor yang menempatkan Anda pada peningkatan risiko selulitis adalah:

  • Beraktivitas yang berisiko menimbulkan cedera. Setiap luka atau gesekan di kulit memberi pintu masuk bagi bakteri.
  • Sistem kekebalan tubuh yang lemah. Sejumlah kondisi yang melemahkan sistem kekebalan tubuh seperti diabetes, leukemia, dan HIV / AIDS, membuat tubuh lebih rentan infeksi.
  • Kondisi kulit. Eksim, athlete’s foot, dan herpes zoster dapat menyebabkan kerusakan pada kulit, sehingga memberi peluang bakteri untuk masuk.
  • Pembengkakan kronis pada lengan atau kaki (lymphedema).
  • Riwayat selulitis. Memiliki penyakit ini sebelumnya membuat Anda cenderung untuk mengembangkannya lagi.
  • Obesitas. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko mengembangkan selulitis.

Diagnosis Selulitis

Diagnosis yang dilakukan oleh dokter biasanya hanya dengan melakukan pemeriksaan kulit. Pemeriksaan fisik ini dapat mengungkapkan:

  • Pembengkakan kulit.
  • Kemerahan dan rasa hangat pada area yang terkena.
  • Pembengkakan kelenjar.

Tergantung pada keparahan gejala, dokter mungkin akan memantau area yang terkena selama beberapa hari untuk melihat apakah kemerahan atau pembengkakan menyebar. Dalam beberapa kasus, dokter dapat mengambil darah atau sampel luka untuk menguji apakah terdapat bakteri atau tidak.

Pengobatan Selulitis

Perawatan selulitis biasanya termasuk pemberian antibiotik oral. Dalam tiga hari setelah mengonsumsi antibiotik, beri tahu dokter apakah infeksi tersebut merespons pengobatan pada saat Anda kontrol ulang ke dokter. Anda harus minum antibiotik sesuai anjuran dokter (5-10 hari). Penting bagi Anda untuk minum obat sesuai petunjuk dan menyelesaikan seluruh rangkaian pengobatan, meski kondisi telah membaik.

Dalam banyak kasus, tanda dan gejala selulitis menghilang setelah beberapa hari. Anda mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menerima antibiotik melalui pembuluh darah (secara intravena) jika:

  • Tanda dan gejala tidak merespons terhadap antibiotik oral.
  • Tanda dan gejalanya lebih luas.
  • Anda mengalami demam tinggi.

Pada kasus yang sangat jarang terjadi, tindakan operasi mungkin diperlukan. Dokter mungkin perlu membuka dan mengeringkan abses atau nanah yang terkumpul di jaringan. Selain itu, dokter juga mungkin perlu untuk memotong jaringan mati untuk memungkinkan penyembuhan.

Penting untuk diketahui, jika pengobatan segera dilakukan setelah muncul gejala, kemungkinan besar pengobatan akan efektif.

Komplikasi Selulitis

Komplikasi selulitis bisa sangat serius jika tidak mendapatkan penanganan. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi termasuk:

  • Kerusakan jaringan yang parah (gangrene)
  • Amputasi
  • Kerusakan pada organ internal yang terinfeksi
  • Syok
  • Kematian

Perlu diketahui, jika Anda pernah memiliki penyakit selulitis, kondisi ini bisa kembali terjadi. Guna mengatasi hal ini. seseorang dapat mengambil beberapa langkah untuk membantu mencegahnya.

Pencegahan Selulitis

Jika selulitis berulang, dokter dapat merekomendasikan antibiotik untuk pencegahan. Selain dengan obat, Anda juga harus melakukan tindakan pencegahan berikut ini jika memiliki luka, antara lain:

  • Cuci luka setiap hari dengan sabun dan air. Lakukan ini dengan lembut sebagai bagian dari aktivitas mandi Anda.
  • Oleskan krim pelindung atau salep. Salep yang dijual bebas di pasaran sebagian besar memberikan perlindungan yang memadai untuk luka di permukaan.
  • Tutupi luka dengan perban. Ganti perban sebaiknya dilakukan setiap hari.
  • Perhatikan tanda-tanda infeksi. Kemerahan dan rasa sakit menandakan kemungkinan infeksi dan kebutuhan untuk evaluasi medis.

Penting untuk diketahui, orang-orang yang memiliki diabetes dan sirkulasi darah yang buruk perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk mencegah cedera kulit.

 

 

  1. Normandin, Bree. 2020. Everything You Need to Know About Cellulitis. https://www.healthline.com/health/cellulitis. (Diakses pada 17 Maret 2020).
  2. Brazier, Yvette. 2019. What you need to know about cellulitis. https://www.medicalnewstoday.com/articles/152663#symptoms. (Diakses pada 17 Maret 2020).
  3. Cellulitis. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/guide/cellulitis#1. (Diakses pada 17 Maret 2020).
  4. Cellulitis. https://www.aad.org/public/diseases/a-z/cellulitis-overview. (Diakses pada 17 Maret 2020).
  5. Cellulitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cellulitis/symptoms-causes/syc-20370762. (Diakses pada 17 Maret 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi