Terbit: 13 April 2021 | Diperbarui: 9 September 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Aloisia Permata Sari Rusli

Sariawan di gusi adalah kondisi yang ditandai dengan luka kecil berbentuk bulat kekuningan yang meradang. Kondisi ini membuat makan menjadi kurang nikmat dan menyebabkan ketidaknyamanan. Ketahui penyebab dan cara mengatasinya.

10 Penyebab Sariawan di Gusi dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sariawan di Gusi

Meskipun bisa terjadi kapan saja, tetapi sariawan biasanya mulai muncul antara usia 10 dan 20. Kondisi ini dua kali lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Menurut dokter, hal ini mungkin karena perbedaan hormon pria dan wanita. Selain itu, ada beberapa penyebab lainnya, terutama pada gusi.

Berikut ini penyebab sariawan di gusi:

1. Genetik

Sariawan bisa menurun dalam keluarga. Itu artinya jika orang tua atau saudara memiliki riwayat sariawan, kemungkinan besar anaknya akan menerima gen dari mereka, sehingga berisiko tinggi mengalami sariawan di bibir, gusi, atau lidah.

2. Stres

Kemungkinan besar ada hubungan antara sariawan dan stres. Biasanya, seseorang yang terkena sariawan ketika menjalani ujian atau peristiwa besar lainnya dalam hidupnya, ini mungkin merupakan tanda seberapa besar stres Anda alami.

3. Cedera

Cedera mulut akibat menggigit bagian dalam bibir, kecelakaan olahraga, tergigit, seperti kawat gigi atau gigi palsu yang tidak pas, menyikat gigi terlalu keras dan merusak lapisan halus dalam mulut, juga tampaknya menyebabkan sariawan di gusi, bibir, dan lidah.

Bahan kandungan dalam pasta gigi dan obat kumur, seperti sodium lauryl sulfate (SLS), berisiko mengalami sariawan dan terkadang luka menandakan masalah sistem kekebalan tubuh.

4. Infeksi Jamur

Sariawan pada mulut dapat terjadi oleh pertumbuhan berlebih jamur Candida albicans (C. albicans). Mulut memiliki sedikit C. albicans adalah kondisi yang normal dan tidak berbahaya.

Ketika sistem kekebalan bekerja dengan baik, bakteri menguntungkan dalam tubuh membantu mengendalikan jenis jamur ini. Namun, jika kekebalan tubuh terganggu atau keseimbangan mikroorganisme dalam tubuh terganggu, jamur bisa tumbuh di luar kendali.

Mulut bisa memiliki C. albicans yang berlebihan yang menyebabkan sariawan jika Anda minum obat tertentu yang mengurangi jumlah mikroorganisme baik dalam tubuh, seperti antibiotik.

5. Penyakit Kekebalan Tubuh

Beberapa kasus sariawan terjadi pada penderita penyakit sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini termasuk lupus, penyakit Behcet, penyakit radang usus (termasuk penyakit celiac, kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn) dan HIV/AIDS.

6. Diabetes

Tingginya kadar gula darah atau biasa disebut diabetes juga berisiko mengalami sariawan di gusi belakang atau bagian lain. Jika Anda menderita diabetes yang tidak mendapatkan pengobatan atau tidak terkontrol dengan baik, air liur mungkin mengandung banyak gula. Ini memicu pertumbuhan kandida (jenis jamur yang menyebabkan sariawan).  

Kadar gula darah yang tidak terkontrol juga dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan kadar gula darah tinggi. Hal ini memudahkan pertumbuhan Candida albicans.

7. Kekurangan Nutrisi

Tubuh kekurangan atau tidak mendapatkan nutrisi yang tepat, seperti zat besi, vitamin B12, zinc, dan asam folat yang cukup, juga dapat menyebabkan sariawan. Oleh karenanya, cukupi nutrisi dengan mengonsumsi makanan bernutrisi tinggi atau mungkin mengonsumsi suplemen makanan yang dokter resepkan.

8. Makanan Tertentu

Sebagian orang memiliki kepekaan atau sensitif terhadap makanan tertentu yang menimbulkan sariawan di gusi dan bagian mulut lainnya. Makanan ini, termasuk cokelat, stroberi, kopi, telur, kacang-kacangan, keju, dan makanan pedas atau asam (jeruk, tomat, cabai.

9. Obat-obatan Tertentu

Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), seperti ibuprofen, merupakan penyebab sariawan lainnya. Obat lainnya, seperti prednison, kortikosteroid hirup, atau antibiotik yang mengganggu keseimbangan alami mikroorganisme dalam tubuh dapat meningkatkan risiko sariawan.

10. Pengobatan Kanker

Perawatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, juga dapat merusak atau membunuh sel-sel sehat. Hal ini membuat pasien lebih rentan terhadap sariawan atau bahkan infeksi lainnya. 

Cara Mengatasi Sariawan di Gusi

Sariawan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. Namun, ada banyak perubahan gaya hidup bermanfaat yang dapat Anda lakukan untuk mengobati sariawan. Jika tidak kunjung sembuh, obat-obatan juga bisa membantu.

Berikut ini beberapa cara mengatasi sariawan di gusi:

  • Sikat secara lembut dan bersihkan gigi secara teratur untuk mencegah infeksi bakteri.
  • Hindari makanan pedas untuk mempercepat proses penyembuhan.
  • Minum susu atau makan yoghurt atau es krim untuk membantu mengurangi rasa sakit.
  • Berkumur menggunakan air garam atau soda kue. Larutkan 1 sendok teh garam atau soda kue ke dalam 1/2 cangkir air hangat.
  • Oleskan sedikit susu magnesia atau magnesium pada sariawan beberapa kali sehari.
  • Hindari makanan asam atau pedas yang dapat menyebabkan iritasi dan nyeri.
  • Terapkan es ke sariawan dengan membiarkan serpihan es perlahan hingga larut pada sariawan.

Jika nyeri sariawan yang tergolong parah, berkumur dengan obat kumur atau air garam untuk mengurangi ketidaknyaman dan membantu mengurangi rasa sakit.

Beberapa bahan dalam produk topikal yang dijual bebas dapat membantu meredakan dan mengatasi sariawan, termasuk:

  • Benzokain.
  • Obat kumur hidrogen peroksida.
  • Fluocinonide.

Dokter atau dokter gigi mungkin juga akan meresepkan obat sariawan di gigi berikut:

  • Obat kumur antimikroba, seperti listerine atau obat kumur dengan klorheksidin.
  • Antibiotik, seperti obat kumur atau obat minum.
  • Salep kortikosteroid, seperti hidrokortison hemisuccinate atau beclomethasone.
  • Obat kumur resep, terutama yang mengandung deksametason atau lidokain untuk peradangan dan nyeri.
  • Debacterol, obat topikal untuk mengobati sariawan dan masalah gusi. Obat ini dapat mempercepat penyembuhan menjadi satu minggu.
  • Obat steroid oral. Jika sariawan yang parah tidak merespons pengobatan lain, ini bisa menjadi obat sariawan di gusi belakang bawah atau bagian lainnya.
  • Suplemen nutrisi dalam jumlah rendah, seperti folat (asam folat), vitamin B-6, vitamin B-12 atau zinc.

 

  1. Anonim. 2019. Canker Sores. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/10945-canker-sores. (Diakses pada 13 April 2021)
  2. Anonim. 2017. Canker Sores. https://kidshealth.org/en/teens/canker.html. (Diakses pada 13 April 2021)
  3. Anonim. 2018. Canker sore. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/canker-sore/diagnosis-treatment/drc-20370620. (Diakses pada 13 April 2021)
  4. Anonim. 2018. Oral thrush. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/oral-thrush/symptoms-causes/syc-20353533. (Diakses pada 13 April 2021)
  5. Kahn, April. 2018. Painful Sensation? Could Be a Canker Sore. https://www.healthline.com/health/canker-sores. (Diakses pada 13 April 2021)
  6. MacGill, Markus. 2017. Everything you need to know about canker sores. https://www.medicalnewstoday.com/articles/303311. (Diakses pada 13 April 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi