Terbit: 27 November 2018 | Diperbarui: 5 April 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Pada umumnya, saat Anda menjalani aktivitas harian yang cukup padat, terutama jika Anda banyak menggerakan kaki, maka betis sakit adalah konsekuensi yang bisa Anda alami. Sakit betis yang dialami setiap orang berbeda-beda, dari yang ringan hingga rasa sakit seperti ditusuk-tusuk.

Betis Sakit: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Sering kali betis sakit juga bisa disertai sejumlah keluhan lain seperti kaki terasa lemas, pembengkakan, kesemutan atau kemerahan. Betis sakit yang disertai kondisi tersebut, sebaiknya segera diperiksa ke dokter. Hal ini dapat menjadi pertanda kondisi yang lebih serius. Apalagi jika Anda sampai kesulitan untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.

Mengetahui Lebih Jauh Kenapa Betis Sakit

Perlu diketahui, bagian belakang kaki terdapat otot-otot betis yang membentang antara lutut dan tendon Achilles. Terkadang bagian betis sakit, nyeri, berdenyut, atau kesemutan, bisa terjadi akibat trauma, cedera, olahraga, dan jalan berlebihan.

Meski begitu, pada umumnya otot betis sakit bisa disebabkan oleh 2 faktor, yakni cedera atau kesehatan. Dalam hal ini cedera bisa disebabkan trauma otot betis. Sementara itu, secara medis penyebab betis sakit adalah berbagai kondisi yang bisa menyebabkan sakit otot sebagai gejala.

Saat Betis Sakit Terkait Cedera

Hal yang satu ini umum terjadi di semua kalangan, khususnya bagi Anda yang melakukan gerakan berat pada kaki, apalagi jika sudah lama tak menggerakkan kaki. Betis sakit karena cedera disebabkan oleh:

  • Ketegangan otot betis merupakan cedera umum yang mengakibatkan sakit betis. Kondisi ini terjadi saat otot-otot betis latihan berlebihan dan robek, sehingga mengakibatkan pembengkakan, memar, dan nyeri akut. Nyeri akan makin parah saat berjalan, melakukan peregangan, atau berjinjit.
  • Otot kram kejang dapat menyebabkan munculnya rasa sakit. Kram tidak selalu cedera, namun bisa diakibatkan latihan otot betis yang berlebihan.

Saat Betis Sakit Terkait Kesehatan

Selain sakit betis disebabkan karena cedera, betis sakit juga bisa oleh disebabkan oleh kondisi medis. Beberapa kondisi medis penyebab sakit betis, antara lain:

  • Achilles tendinitis

Achilles tendinitis merupakan iritasi atau peradangan yang terjadi pada tendon Achilles. Keadaan ini bisa menimbulkan rasa sakit dan rasa sakit akan bertambah saat berjalan atau melakukan latihan. Selain itu, kulit di atas tendon akan terasa hangat ketika disentuh.

  • Kista Baker

Kista Baker bisa terbentuk akibat adanya penumpukan cairan sendi di belakang lutut. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala seperti nyeri dan kekakuan pada kaki.

  • Deep vein thrombosis (DVT)

Trombosis vena dalam merupakan penggumpalan darah di pembuluh darah dalam tubuh. Bila terbentuk di kaki maka bisa mengakibatkan nyeri betis deep vein thrombosis (DVT) yang menimbulkan nyeri, perubahan warna kulit, kulit terasa hangat, dan pembengkakan.

Gangguan kesehatan ini umumnya dialami oleh orang dengan tekanan darah tinggi, gangguan pembekuan darah, komplikasi penggunaan obat jangka panjang, duduk terlalu lama, atau kebiasaan merokok.

  • Neuropati diabetik

Ketika penderita diabetes mengalami komplikasi atau mengalami kerusakan saraf maka ia akan mengalami neuropati diabetik. Perlu diketahui, tingginya kadar gula dapat merusak beberapa saraf tubuh seperti tangan dan kaki.

Gejalanya seperti kram otot, otot lemah, mati rasa, kehilangan keseimbangan, dan rasa nyeri parah pada bagian saraf yang terkena.

  • Sindrom kompartemen

Peningkatan tekanan di dalam kompartemen otot bisa disebabkan oleh sindrom kompatemen. Kondisi ini bisa terjadi pada umumnya disebabkan cedera yang hebat di salah satu area tubuh, seperti patah tulang yang melukai saraf, pembuluh atau jaringan otot.

  • Varises

Varises adalah pembuluh darah yang membesar yang sering menonjol dari kaki dan mungkin terlihat seperti tali. Kondisi ini menyebabkan kram otot dan kaki berdenyut disertai rasa sakit hingga betis sakit.

  • Plantar fasciitis

Jika otot betis mengalami banyak tekanan, otot plantaris bisa pecah dan menimbulkan rasa sakit di belakang kaki yang menjalar hingga ke betis. Otot plantaris adalah otot kecil dan tipis yang berada di bagian bawah kaki. Kondisi ini disebut dengan plantar fasciitis dan menyebabkan nyeri kaki saat berdiri dan kesulitan untuk meregangkan kaki.

  • Sciatica

Sciatica atau nyeri pinggul terjadi karena saraf sciatif mengalami gangguan. Saraf sciatic adalah saraf yang mengontrol otot di kaki bagian bawah dan belakang lutut. Kondisi ini menyebabkan rasa sakit, mati rasa, dan kesemutan di punggung bawah yang lantas bisa menjalar ke otot betis dan otot lainnya.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah sakit pada bagian kaki ini memang sering kali tak bisa diduga kehadirannya. Jika sudah terasa, kaki pun terasa sangat berat dan bahkan kaku saat digerakan.

Pada umumnya, seseorang akan mengoleskan balsem dan memijit bagian otot kaki yang sakit. Sayangnya, hal ini terkadang tidak efektif dan malah membuat tangan terasa pegal.

Gejala Betis Sakit

Sering kali betis sakit terjadi secara tiba-tiba. Namun ada juga beberapa gejala yang dialami oleh penderitanya. Penderita otot betis sakit tak hanya merasakan nyeri tapi juga mengalami perubahan fisik, seperti:

  • Demam.
  • Perubahan warna kulit.
  • Muncul rasa terbakar pada betis.
  • Penurunan mobilitas.
  • Nyeri sendi terutama di sendi kaki.
  • Kejang otot kaki, terutama di malam hari dan bisa mengganggu tidur.
  • Pembengkakan.

Obat Sakit Betis yang Bisa Anda Coba

Saat betis sakit sudah semakin mengganggu, tentu Anda akan mencari obat nyeri otot kaki atau bahkan obat sakit betis. Sebaiknya, sediakan obat nyeri di rumah atau bawa ke mana saja jika Anda memang banyak menggunakan kaki setiap harinya.

Meski banyak metode pengobatan untuk mengatasi betis sakit yang bisa dilakukan di rumah. Saat ini sudah banyak tersedia obat nyeri otot kaki yang dapat ditemukan di apotek.

Berikut beberapa metode yang harus dicoba dalam waktu 24 jam saat mengalami betis sakit, antara lain.

  1. Segera beristirahat saat betis sakit. Cobalah untuk membatasi berjalan dan gerakan dalam 24 jam pertama untuk menghindari menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
  2. Terapi dingin, kompreskan es atau perangkat lain yang dingin ke otot betis selama 15-20 menit setelah cedera atau muncul rasa sakit. Ulangi tiap beberapa jam selama 24 jam pertama. Es merupakan obat sakit betis yang efektif karena dapat mengurangi pembengkakan dan memar.
  3. Kompres, bungkus perban sekitar betis untuk mencegah lanjut pembengkakan dan mengurangi rasa sakit. Perban ini tidak boleh dibungkus terlalu ketat atau terlalu longgar.
  4. Istirahatkan pergelangan kaki sedikit lebih tinggi. Posisi ini harus bertahan setidaknya  selama 24 jam untuk mengurangi pembengkakan.
  5. Konsumsi obat pereda rasa sakit seperti ibuprofen atau paracetamol.

Nah, itulah penjelasan lengkap mengenai penyebab dan pengobatan betis sakit yang bisa Anda lakukan. Guna mencegah sakit betis dan cedera pada otot serta sendi, pastikan Anda selalu melakukan peregangan sebelum dan sesudah olahraga.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi