Terbit: 6 January 2020
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Pipi buah hati Anda berubah warna menjadi kemerahan disertai benjolan kecil atau bercak menandakan ia terkena ruam air liur. Lantas, apa itu ruam air liur pada bayi dan apakah ini berbahaya? Bagaimana cara mengatasi kondisi tersebut? Simak informasinya berikut ini.

Ruam Air Liur: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Apa Itu Ruam Air Liur?

Ruam air liur adalah kondisi ketika kulit di area pipi bayi berubah warna menjadi tampak kemerahan. Tak hanya di pipi, mulut bayi pun terlihat memerah ketika ia sedang mengalami situasi ini.

Akan tetapi, Anda para orang tua sebaiknya tidak perlu khawatir manakala si kecil mengalami masalh ini. Pasalnya, ruam pada bayi sejatinya merupakan hal yang wajar dan bahkan hampir dipastikan terjadi. Selain itu, kondisi ini juga tidak berbahaya dan bisa diatasi dengan cara yang mudah. Mau tahu? Baca terus artikel ini, ya!

Penyebab Ruam Air Liur pada Bayi

Ayah dan bunda yang mungkin baru pertama kali memiliki buah hati mungkin akan merasa bingung tatkala si kecil tiba-tiba saja mengalami ruam pada area pipi dan mulut. Pertanyaan pun muncul. “apa sih yang menjadi penyebab timbulnya ruam tersebut?

Bukan tanpa alasan mengapa seorang bayi mengalami ruam air liur. Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab kondisi tersebut, yakni:

  • Air susu. Sisa air susu yang menempel di pipi atau mulut bayi berpotensi menimbulkan ruam berwarna kemerahan. Hal ini dikarenakan kulit bayi yang masih sangat sensitif
  • Volume air liur. Ada kalanya produksi air liur bayi mengalami peningkatan, biasanya pada fase-fase menjelang tumbuh gigi (15-18 bulan). Peningkatan produksi air liur ini lantas menyebabkan timbulnya ruam pada kulit pipi dan mulut

Selain dua penyebab di atas, mungkin masih ada penyebab lainnya yang belum disebutkan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter perihal faktor-faktor pemicu timbulnya kondisi ini pada bayi Anda.

Ciri dan Gejala Ruam Air Liur pada Bayi

Ruam air liur bayi ditandai oleh ciri atau gejala khas sebagaimana ruam pada umumnya, yaitu:

  • Warna pipi menjadi kemerahan
  • Muncul benjolan atau bercak kecil
  • Kulit terasa gatal
  • Kulit terasa perih
  • Kulit tampak kering
  • Kulit tampak pecah-pecah

Perlu diketahui juga, munculnya ruam juga bisa di area tubuh lainnya seperti leher bahkan hingga dada (apabila liur atau sisa susu menetes sampai ke dua area tersebut).

Kendati umumnya tidak berbahaya, tidak ada salahnya jika Anda ingin memeriksakan si kecil ke dokter apabila mengalami salah satu dari gejala-gejala di atas. Terlebih jika kondisi ini sudah sampai membuat ia terlihat tidak nyaman bahkan sampai menangis.

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Ruam liur pada bayi mayoritas tidak berbahaya. Akan tetapi, ada beberapa kasus di mana ruam ini diiringi oleh sejumlah kondisi lainnya, sebagaimana disebutkan berikut ini:

  • Demam
  • Kesulitan bernapas
  • Kesulitan menelan
  • Penurunan nafsu makan

Jika si kecil sudah sampai mengalami kondisi-kondisi tersebut, maka sebaiknya periksakan dirinya ke dokter guna mendapat penanganan medis lebih lanjut. Selain itu, Anda disarankan untuk membawa sang buah hati ke dokter apabila ruam tak kunjung hilang setelah beberapa minggu.

Cara Mengatasi Ruam Air Liur pada Bayi

Penanganan ruam liur pada bayi umumnya dapat dilakukan dengan cara yang sederhana. Berikut ini adalah cara mengatasi ruam liur bayi yang bisa Anda terapkan pada si kecil.

1. Basuh dengan Air Hangat

Cara mengatasi ruam yang pertama adalah dengan membasuh area kulit yang terkena ruam menggunakan air hangat.

Basuh kulitnya dengan air hangat secara lembut, kemudian keringkan menggunakan handuk bersih. Lakukan cara ini sebanyak 2 kali sehari sampai ruam hilang.

2. Sabun

Tak hanya dengan air hangat, Anda juga bisa sembari mengusapkan sabun khusus bayi pada pipi maupun area kulit lainnya yang mengalami ruam.

Gunakan sabun secukupnya karena meskipun sabun bayi sudah diformulasikan secara khusus, pemakaian yang berlebihan mungkin saja malah memperparah ruam alih-alih menghilangkannya.

3. Salep

Tips atau cara mengobati ruam liur pada bayi selanjutnya adalah dengan mengoleskan salep kulit yang mengandung aquaphor atau petroleum jelly. Kedua bahan tersebut terbukti efektif untuk meredakan iritasi pada kulit, termasuk iritasi kulit bayi yang menyebabkan timbulnya ruam.

Pencegahan Ruam Air Liur pada Bayi

Ruam liur pada bayi adalah kondisi yang memang umum terjadi. Akan tetapi, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk setidaknya meminimalisir kemunculannya.

Berikut ini ada beberapa tips atau cara mencegah ruam air liur bayi yang perlu Anda ketahui dan terapkan.

1. Memberikan Mainan Kunyah

Cara mencegah atau meminimalisir risiko ruam air liur bayi yang pertama adalah dengan memberikannya mainan khusus yang bisa dikunyah.

Akan tetapi, dinginkan terlebih dahulu mainan tersebut sebelum digunakan oleh si kecil. Sensasi dingin pada mainan disebut-sebut dapat mencegah terjadinya ruam.

2. Bersihkan Mulut

Jangan menunda-nunda untuk segera membersihkan mulut, pipi, dan area kulit lainnya yang terkena air liur maupun sisa air susu.

Membiarkan liur atau sisa air susu menempel pada kulit bayi berpotensi menyebabkan iritasi yang berujung pada munculnya ruam tersebut.

3. Perangkat Makan dan Minum dalam Kondisi Bersih

Memastikan perangkat makan maupun minum seperti botol dan dot dalam keadaan steril juga menjadi cara mencegah ruam liur yang tidak boleh Anda lewatkan.

Pasalnya, kemunculan ruam pada kulit pipi, mulut, dan area di sekitarnya bisa jadi disebabkan oleh tidak higienisnya peralatan yang ia gunakan.

Nah, itu dia informasi mengenai ruam pada bayi yang disebabkan oleh liur. Semoga bermanfaat ya, mom!

 

  1. Brusie, C. 2019. What to do About Your Baby’s Drool Rash. https://www.verywellfamily.com/what-to-do-about-baby-drool-rash-4160758 (Diakses pada 6 Januari 2020)
  2. Silva, J. 2018. How to Treat and Prevent Drool Rash. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322949.php (Diakses pada 6 Januari 2020)
  3. Timmons, J. 2015. How Best to Treat and Prevent a Drool Rash. https://www.healthline.com/health/parenting/drool-rash (Diakses pada 6 Januari 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi