Terbit: 6 October 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Retardasi mental adalah kondisi di mana kecerdasan atau kondisi mental anak di bawah rata-rata. Seorang anak dapat dianggap memiliki kondisi ini jika memiliki IQ (intelligence quotient) di bawah rata-rata kebanyakan orang normal. Simak penjelasan mengenai gejala, penyebab, hingga perawatan yang bisa dilakukan.

Retardasi Mental: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Retardasi Mental?

Kondisi yang juga sering disebut keterbelakangan mental ini ditandai dengan terbatasnya keterampilan melakukan aktivitas sehari-hari. Meski penyandang kondisi ini dapat mempelajari keterampilan baru, akan tetapi penderita akan mempelajarinya dengan lebih lambat.

Gejala Retardasi Mental

Pada dasarnya terdapat banyak tanda keterbelakangan mental pada anak. Gejala mungkin muncul selama masa bayi atau mungkin tidak terlihat sampai anak mencapai usia sekolah, hal ini tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Berikut adalah beberapa gejala paling umum yang bisa dikenali, antara lain:

  • Berguling, duduk, merangkak, atau berjalan terlambat.
  • Berbicara terlambat atau kesulitan berbicara.
  • Lambat untuk menguasai hal-hal seperti toilet training, berpakaian, dan makan sendiri.
  • Kesulitan mengingat sesuatu.
  • Ketidakmampuan untuk menghubungkan tindakan dengan konsekuensi.
  • Masalah perilaku seperti mudah marah.
  • Kesulitan menyelesaikan masalah.
  • Kesulitan berpikir logis.

Pada anak dengan kondisi yang parah, mungkin disertai dengan masalah kesehatan seperti kejang, gangguan mood (kecemasan, autisme, dll), gangguan keterampilan motorik, masalah penglihatan, atau masalah pendengaran.

Penting untuk diketahui bahwa kondisi ini memiliki keterbatasan di dua bidang, dua hal tersebut adalah:

  • Fungsi intelektual atau dikenal sebagai IQ,  mengacu pada kemampuan seseorang untuk belajar, bernalar, membuat keputusan, dan memecahkan masalah.
  • Perilaku adaptif. Ini adalah keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti dapat berkomunikasi secara efektif, berinteraksi dengan orang lain, dan menjaga diri sendiri.

Rata-rata IQ orang normal berada pada angka 85 sampai 115. Seseorang dianggap memiliki keterbelakangan mental jika memiliki IQ kurang dari 70. Sedangkan untuk mengukur perilaku perilaku adaptif anak, seorang spesialis akan mengamati keterampilan anak dan membandingkannya dengan anak lain pada usia yang sama.

Hal lain yang mungkin diamati termasuk seberapa baik anak dapat makan/berpakaian sendiri, seberapa baik anak mampu berkomunikasi dan memahami orang lain, dan bagaimana anak berinteraksi dengan keluarga, teman, serta anak lain pada usia yang sama.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Konsultasi dengan dokter diperlukan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang perkembangan anak. Hal itu terlihat dari keterampilan motorik atau bahasa anak tidak berkembang secara normal.

Selain itu, jika anak memiliki kelainan lain yang membutuhkan perawatan sepertinya penanganan dari dokter harus segera dilakukan.

Penyebab Retardasi Mental

Setiap kali ada sesuatu yang mengganggu perkembangan otak secara normal, keterbelakangan mental dapat terjadi. Selain itu, kondisi ini tidak selalu dapat diidentifikasi penyebabnya secara spesifik. Berikut adalah beberapa penyebab paling umum dari kondisi ini, antara lain:

  • Kondisi genetik. Ini termasuk hal-hal seperti sindrom Down dan Sindrom Fragile X.
  • Masalah selama kehamilan. Hal-hal yang dapat mengganggu perkembangan otak janin antara lain penggunaan alkohol/narkoba, malnutrisi, infeksi tertentu, atau preeklamsia.
  • Masalah saat melahirkan. Kecacatan intelektual dapat terjadi jika bayi kekurangan oksigen saat melahirkan atau lahir sangat prematur.
  • Penyakit atau cedera. Infeksi seperti meningitis, batuk rejan, atau campak dapat menyebabkan kondisi ini. Cedera kepala yang parah, hampir tenggelam, kekurangan gizi ekstrem, infeksi di otak, atau paparan zat beracun seperti timbal juga dapat menyebabkan gangguan ini.

Pada beberapa kasus, keterbelakangan mental adalah kondisi yang penyebab pastinya tidak diketahui dengan pasti.

Diagnosis Retardasi Mental

Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat didiagnosis segera setelah lahir. Namun, orang tua mungkin tidak menyadari bahwa anak memiliki kondisi ini, sampai sang anak gagal untuk memenuhi tahap perkembangan dibanding anak-anak seusianya.

Seorang anak yang didiagnosis keterbelakangan mental memiliki keterampilan intelektual dan adaptif di bawah rata-rata. Dokter dapat melakukan evaluasi tiga bagian yang meliputi:

  • Wawancara dengan orang tua.
  • Melakukan pengamatan pada anak.
  • Standard tests.

Anak akan diberikan tes kecerdasan standar, seperti Stanford-Binet Intelligence Test untuk membantu dokter menentukan IQ anak.

Dokter juga dapat melakukan tes lain seperti Vineland Adaptive Behavior Scales. Tes ini memberikan penilaian tentang keterampilan hidup sehari-hari dan kemampuan sosial anak dibandingkan dengan anak-anak lain dalam kelompok usia yang sama.

Guna menegakkan diagnosis, dokter anak akan mempertimbangkan hasil tes, wawancara dengan Anda, dan observasi pada anak.

Selain itu, proses evaluasi anak mungkin termasuk kunjungan ke beberapa spesialis, seperti:

  • Psikolog.
  • Ahli patologi wicara-bahasa.
  • Dokter spesialis neurologi anak.
  • Dokter spesialis tumbuh kembang anak.
  • Ahli terapi fisik.

Pada beberapa kasus, tes laboratorium dan pencitraan juga dapat dilakukan untuk membantu dokter mendeteksi kelainan metabolik, genetik, dan masalah struktural pada otak. Hasil diagnosis menjadi penting untuk mengembangkan rencana perawatan dan pendidikan bagi anak.

 

Pengobatan Retardasi Mental

Tujuan pengobatan adalah untuk mengembangkan potensi anak secara maksimal. Pendidikan dan pelatihan khusus dapat dimulai sejak masa bayi. Ini termasuk keterampilan sosial untuk membantu anak berfungsi senormal mungkin.

Diskusikan pilihan perawatan dengan ahli atau penyedia perawatan kesehatan sehingga Anda dapat membantu anak mencapai potensi secara penuh. Beberapa perawatan yang mungkin dilakukan, antara lain:

  • Terapi perilaku.
  • Terapi okupasi.
  • Konseling.
  • Dalam beberapa kasus, anak mungkin membutuhkan obat-obatan.

Selain itu, berikut adalah beberapa langkah yang harus dilakukan orang tua jika memiliki anak dengan kondisi ini, antara lain:

  • Mempelajari semua hal tentang retardasi mental. Semakin banyak tahu, semakin baik Anda mendampingi anak.
  • Dorong kemandirian anak. Biarkan anak mencoba hal-hal baru dan dorong untuk melakukan sesuatu sendiri. Berikan bimbingan saat dibutuhkan dan berikan umpan balik positif saat anak melakukan sesuatu dengan baik atau menguasai sesuatu yang baru.
  • Libatkan anak dalam kegiatan kelompok. Langkah ini dapat membantu anak membangun keterampilan sosial.
  • Terlibat dalam perawatan. Anda harus memantau perkembangan bersama dengan ahli untuk mengikuti setiap kemajuan dan memperkuat apa yang dipelajarinya di rumah.
  • Bertemu dengan orang tua lain yang memiliki anak dengan kondisi yang sama. Mereka bisa menjadi sumber nasihat dan dukungan emosional yang hebat.

Pencegahan Retardasi Mental

Penyebab tertentu dapat dicegah, seperti kondisi yang bisa menyebabkan keterbelakangan mental yaitu sindrom alkohol janin atau fetal alcohol syndrome (FAS). Oleh karena itu, wanita hamil tidak boleh mengonsumsi alkohol.

Mendapatkan perawatan prenatal yang tepat, mengonsumsi vitamin prenatal, dan mendapatkan vaksinasi penyakit menular tertentu juga dapat menurunkan risiko anak dilahirkan dengan kondisi ini.

Pada keluarga dengan riwayat kelainan genetik, pengujian genetik mungkin disarankan sebelum pembuahan.

Tes tertentu seperti ultrasound dan amniosentesis juga dapat dilakukan selama kehamilan untuk mencari masalah yang terkait dengan keterbelakangan mental. Meskipun tes ini dapat mengidentifikasi masalah sebelum kelahiran, kondisi tersebut tidak dapat diperbaiki.

 

  1. Anonim. Intellectual Disability. https://www.webmd.com/parenting/baby/intellectual-disability-mental-retardation#1. (Diakses pada 6 Oktober 2020).
  2. Anonim. Intellectual disability. https://www.mountsinai.org/health-library/diseases-conditions/intellectual-disability. (Diakses pada 6 Oktober 2020).
  3. Johnson, Shannon . 2019. What You Should Know About Intellectual Disability. https://www.healthline.com/health/mental-retardation. (Diakses pada 6 Oktober 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi