Salah satu masalah rambut yang ‘ditakuti’ oleh banyak orang adalah rambut rontok. Kondisi ini tentu saja bukan tanpa alasan. Simak penjelasan mengenai kerontokan pada rambut mulai dari ciri, penyebab, hingga cara mengatasi dan mencegahnya berikut ini!
Apa Itu Rambut Rontok?
Rambut rontok adalah kondisi di mana helai-helai rambut lepas dari kulit kepala dalam jumlah yang terbilang banyak. Sejatinya, lepasnya helai rambut dari kulit kepala merupakan suatu kewajaran yang mana hal ini dapat dijelaskan melalui 3 (tiga) fase berikut ini:
- Fase pertumbuhan (anagen), adalah periode di mana rambut mengalami pertumbuhan kemudian rambut yang sudah tumbuh tersebut bertahan dalam kurun waktu 2-6 tahun.
- Fase transisi (katagen), adalah periode transisi selama kurang lebih 2-3 minggu sebelum rambut mulai rontok.
- Fase kerontokan (telogen), adalah periode ketika satu per satu helai rambut merontok. Rambut akan kembali tumbuh dalam waktu 2-3 bulan kedepan.
Semua aktivitas tersebut terjadi di folikel rambut yang menjadi bagian dari lapisan terluar kulit kepala. Sementara itu, pertumbuhan rambut tak lepas dari peran protein bernama keratin.
Seseorang dikatakan memiliki masalah kerontokan rambut—dalam dunia medis dikenal dengan istilah alopecia—apabila helai rambut yang lepas melebihi 100 helai setiap harinya. Rambut rontok ini bisa terjadi secara bertahap maupun mendadak. Selain itu, kerontokan rambut bisa bersifat temporer dan bahkan permanen tergantung dari penyebab yang mendasarinya.
Ciri dan Gejala Rambut Rontok
Kerontokan pada rambut ditandai oleh sejumlah gejala yang mana gejala-gejala tersebut bisa saja berbeda satu sama lain tergantung dari penyebabnya. Berikut adalah gejala rambut rontok yang perlu Anda ketahui dan pahami.
1. Penipisan Rambut Terjadi secara Bertahap
Ciri yang pertama adalah rambut mengalami penipisan secara bertahap. Ini adalah kasus kerontokan rambut yang paling umum, dan rentan dialami oleh pria dan wanita seiring bertambahnya usia.
Pada pria, gejala yang bisa dilihat adalah rambut acap kali mulai menipis dari dahi untuk kemudian terlihat menyerupai huruf M. Sementara pada wanita biasanya garis rambut di dahi tetap seperti biasa tetapi memiliki pelebaran pada sejumlah bagian rambut.
2. Muncul Titik Kebotakan
Beberapa orang mengalami rambut rontok yang ditandai oleh kemunculan titik kebotakan seukuran uang logam.
Kondisi ini biasanya hanya terjadi di area kepala, tetapi kadang-kadang juga terjadi pada janggut atau alis. Dalam beberapa kasus, kulit Anda mungkin menjadi gatal atau sakit sebelum rambut rontok.
3. Rambut Rontok Tiba-Tiba
Ada kalanya kerontokan rambut terjadi secara tiba-tiba. Jika ini yang Anda alami, maka gejala tersebut bisa dipicu oleh sejumlah faktor.
Gangguan psikis atau emosional menjadi satu dari sejumlah faktor pemicu rambut rontok tersebut. Segenggam rambut mungkin keluar saat menyisir atau mencuci rambut Anda atau bahkan setelah ditarik dengan lembut. Pada perkembangannya, kondisi ini menyebabkan penipisan rambut secara total.
4. Rambut di Area Tubuh Lain Ikut Rontok
Rambut tidak hanya tumbuh di kepala, melainkan juga bagian tubuh lainnya. Kerontokan rambut pun bisa terjadi di area tubuh lainnya seperti dada, lengan, dan juga betis.
Gejala rambut rontok yang satu ini muncul antara lain dikarenakan adanya terapi pengobatan yang sedang dijalani seperti kemoterapi pada kasus kanker.
Kendati demikian, rambut yang merontok biasanya akan tumbuh kembali dalam kurun waktu beberapa bulan kedepan pasca pengobatan selesai dilakukan.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Seperti yang sudah dijelaskan di awal, kerontokan rambut merupakan sesuatu yang wajar terjadi dan tidak perlu dikhawatirkan karena rambut akan kembali tumbuh setelah beberapa lama. Akan tetapi, Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila:
- Jumlah helai rambut yang rontok setiap harinya sangat banyak (lebih dari 100 helai per hari)
- Rambut mudah berjatuhan saat sedang disisir
- Terdapat titik kebotakan di area kulit kepala
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter karena hal ini bisa menjadi suatu pertanda adanya masalah pada kesehatan diri Anda yang harus ditangani secara medis agar kondisi tidak bertambah parah.
Penyebab Rambut Rontok
Normalnya, kita kehilangan sekitar 100 helai rambut sehari. Aktivitas alamiah ini akan tetapi tidak menyebabkan penipisan rambut di kulit kepala karena hal ini juga diiringi oleh pertumbuhan rambut yang baru. Kerontokan rambut terjadi ketika siklus pertumbuhan dan kerontokan rambut ini terganggu atau ketika folikel rambut dihancurkan dan diganti dengan jaringan parut.
Kerontokan rambut biasanya terkait dengan satu atau beberapa faktor. Berikut ini adalah faktor penyebab rambut rontok yang perlu Anda ketahui.
1. Perubahan Hormon
Penyebab kerontokan pada rambut yang pertama adalah adanya perubahan hormon di dalam tubuh yang disebabkan oleh beberapa kondisi seperti:
- Kehamilan
- Melahirkan
- Mengonsumsi pil KB
- Menopause
- Gangguan kelenjar tiroid
2. Kondisi Medis
Selain itu, beberapa kondisi medis juga menjadi penyebab rambut rontok. Kondisi medis yang dimaksud meliputi:
- Alopecia areata
- Ringworm
- Trichotillomania
3. Obat-Obatan
Penggunaan beberapa jenis obat-obatan menjadi faktor penyebab rambut rontok lainnya. Jenis obat-obatan yang dimaksud di antaranya sebagai berikut:
- Obat antikanker
- Obat arthritis
- Obat antidepresi
- Obat antihipertensi
- Obat penyakit jantung
- Obat gout
4. Terapi Radiasi
Pasien penderita kanker juga umum mengalami kerontokan rambut sebagai efek samping dari terapi pengobatan yang sedang ia jalani yakni terapi radiasi (radioterapi).
Akan tetapi, rambut yang rontok akibat prosedur terapi radiasi ini biasanya akan kembali tumbuh meskipun pertumbuhan rambut tersebut ada kemungkinan tidak sama seperti sebelum melakukan radioterapi.
5. Stres Berat
Gangguan psikis berupa rasa stres entah itu akibat pekerjaan, urusan asmara, maupun faktor-faktor pemicu lainnya, menjadi penyebab seseorang mengalami kerontokan rambut, khususnya rambut yang rontok secara tiba-tiba.
Kabar baiknya, penyebab rambut rontok yang satu ini bersifat sementara. Anda hanya perlu mengelola stres dengan baik jika ingin masalah rambut tersebut terselesaikan.
6. Perawatan Rambut
Anda yang gemar menata atau melakukan perawatan rambut agar tidak sembarangan karena ini bisa juga menjadi penyebab terjadinya kerontokan rambut.
Sebagai contoh, perawatan rambut menggunakan hot oil. Dilansir dari Mayo Clinic, metode perawatan rambut yang satu ini bisa menyebabkan peradangan (inflamasi) pada folikel rambut yang pada perkembangannya dapat berujung pada merontoknya rambut. Bahkan, kerontokan rambut yang terjadi bisa bersifat permanen.
Faktor Risiko Rambut Rontok
Beberapa kondisi tertentu juga turut berperan dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami rambut rontok. Berikut ini adalah faktor-faktor risiko kerontokan rambut yang perlu Anda ketahui.
1. Riwayat keluarga
Faktor risiko yang pertama adalah riwayat keluarga. Ya, apabila Anda memiliki anggota keluarga yang mengalami masalah rambut yang satu ini, maka ada kemungkinan Anda juga akan mengalaminya.
Faktor yang satu ini juga memiliki pengaruh terhadap:
- Tingkat keparahan kerontokan rambut
- Tingkat kecepatan kerontokan rambut
- Periode usia ketika rambut mengalami kerontokan
2. Usia
Tidak bisa dipungkiri, seiring bertambahnya usia, maka fungsi tubuh pun sedikit demi sedikit mengalami penurunan kualitas.
Hal ini tidak terkecuali untuk folikel rambut. Pertambahan usia berdampak pada sejumlah folikel yang tidak lagi dapat memproduksi sel rambut baru. Alhasil, kerontokan rambut terjadi secara masif dan berujung pada kebotakan.
Maka tak heran, sering kita lihat orang yang sudah lanjut usia memiliki rambut yang tipis bahkan botak sekalipun.
3. Kekurangan Nutrisi
Kurangnya asupan nutrisi juga menjadi salah satu faktor risiko kerontokan rambut yang perlu Anda perhatikan. Beberapa jenis nutrisi yang dimaksud meliputi:
- Protein
- Zat besi
Pasalnya, kedua nutrisi tersebut—terutama protein—berperan penting dalam memproduksi keratin sebagai elemen utama dalam proses pertumbuhan rambut.
4. Penurunan Berat Badan yang Signifikan
Menurunnya berat badan secara signifikan juga dikaitkan dengan kerontokan rambut. Akan tetapi, belum ada klarifikasi lebih lanjut mengenai faktor risiko yang satu ini.
5. Penyakit (diabetes, lupus, dsb.)
Penyakit seperti diabetes dan lupus pun tak luput dari daftar faktor risiko kerontokan rambut. Pasalnya, kedua penyakit tersebut berdampak pada melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Nah, sistem kekebalan tubuh yang melemah tersebut lantas juga berdampak pada menipisnya rambut di kepala maupun rambut di bagian tubuh yang lainnya.
Diagnosis Rambut Rontok
Apabila kerontokan rambut yang Anda alami terasa berlebihan, pun disertai gejala-gejala lain, baiknya segera mengunjungi dokter guna dilakukan pemeriksaan medis lebih lanjut. Terlebih jika ternyata Anda memiliki satu atau beberapa faktor risiko yang tadi sudah disebutkan.
Dalam mencari tahu penyebab kerontokan rambut yang Anda alami, dokter akan melakukan sejumlah prosedur pemeriksaan yang terdiri dari:
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh pasien:
- Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
- Apakah sudah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya? Jika ya, seberapa sering?
- Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan? Jika ya, obat apa?
- Apakah sedang menjalani terapi pengobatan?
- Apakah ada anggota keluarga dengan riwayat yang sama?
- Apakah memiliki riwayat penyakit? Jika ya, penyakit apa?
2. Pemeriksaan Fisik
Tahapan pemeriksaan selanjutnya adalah pemeriksaan fisik. Pada tahap ini, dokter akan memeriksa kondisi rambut di kepala maupun area tubuh lainnya dari pasien. Selain itu, dokter juga akan mencoba menarik rambut pasien untuk mengukur kekuatan rambut.
Dengan mencermati pola kebotakan dan kekuatan rambut yang ada, biasanya dokter sudah dapat menentukan jenis kerontokan apa yang dialami oleh pasien.
3. Pemeriksaan Penunjang
Sementara itu, pemeriksaan penunjang dilakukan apabila kerontokan pada rambut mengarah pada sejumlah masalah medis seperti gangguan kelenjar tiroid, diabetes, dan sebagainya.
Prosedur pemeriksaan penunjang yang dimaksud di antaranya sebagai berikut:
- Biopsi, adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara mengambil sampel rambut maupun kulit kepala untuk selanjutnya diteliti di laboratorium. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mencari tahu apakah ada infeksi maupun masalah lainnya pada folikel rambut.
- Tes darah, adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mencari tahu apakah rambut rontok yang dialami oleh pasien berkaitan dengan sejumlah masalah kesehatan seperti gangguan fungsi kelenjar tiroid dan lainnya.
Jenis Rambut Rontok
Berdasarkan hasil diagnosis, dokter akan menentukan apa jenis kerontokan rambut yang dialami oleh pasien. Hal ini nantinya berguna untuk memutuskan metode pengobatan apa yang tepat untuk diterapkan pada pasien.
Berikut jenis-jenis rambut rontok yang perlu Anda ketahui.
1. Alopecia Involusional
Alopecia involusional adalah kondisi alami di mana rambut berangsur-angsur rontok dan mengalami penipisan seiring dengan bertambahnya usia.
Semakin banyak folikel rambut yang memasuki fase istirahat (telogen), sisa rambut menjadi lebih pendek dan jumlahnya semakin sedikit.
2. Alopecia Androgenik
Alopecia androgenik adalah kondisi genetik yang bisa terjadi pada pria dan wanita. Pria dengan kondisi ini, yang disebut ‘kebotakan berpola pria’, dapat mulai mengalami kerontokan rambut sejak usia remaja atau awal 20-an. Ini ditandai dengan garis rambut yang menghilang dan rontoknya rambut secara bertahap dari mahkota dan kulit kepala bagian depan.
Sementara pada wanita, disebut ‘kebotakan berpola wanita’, penipisan tidak akan terjadi sampai usia 40 atau lebih. Wanita mengalami penipisan di seluruh kulit kepala, dengan kerontokan rambut paling luas di area mahkota kepala.
3. Alopecia Areata
Jenis kerontokan rambut yang satu ini acap kali terjadi secara tiba-tiba. Alopecia areata menyebabkan kerontokan rambut pada anak-anak dan dewasa muda.
Kondisi ini dapat menyebabkan kebotakan total (alopecia totalis). Kendati demikian, sekitar 90% orang dengan kondisi tersebut akan kembali mengalami pertumbuhan rambut dalam beberapa tahun kedepan.
4. Alopecia Universalis
Sesuai dengan namanya, alopecia universalis adalah jenis kerontokan rambut yang tidak hanya menyerang rambut yang ada di area kepala melainkan sejumlah bagian tubuh lainnya seperti:
- Alis
- Bulu mata
- Rambut kemaluan
5. Trikotilomania
Trikotilomania, yang paling sering terjadi pada anak-anak, sejatinya adalah kelainan psikologis di mana seseorang mencabut rambutnya sendiri.
Jika terus dibiarkan, kondisi ini tentu akan membuat rambut rontok dalam jumlah banyak sehingga perlu dilakukan penanganan sesegera mungkin untuk meminimalisir dampaknya.
6. Telogen Efluvium
Telogen efluvium adalah penipisan rambut sementara pada kulit kepala yang terjadi karena perubahan siklus pertumbuhan rambut.
Sejumlah besar rambut memasuki fase telogen pada saat yang sama, menyebabkan rambut rontok dan selanjutnya menipis.
7. Scarring Alopecia
Jenis kerontokan rambut ini disebabkan oleh adanya bekas luka pada kulit kepala yang disebabkan oleh peradangan meradang (selulitis, folikulitis, jerawat) dan gangguan kulit lainnya (lupus, lichen planus, dsb.)
Adanya bekas luka tersebut lantas berdampak pada penurunan kemampuan rambut untuk beregenerasi. Sisir panas dan rambut yang terlalu rapat diikat dan ditarik juga dapat menyebabkan kerontokan rambut jenis ini.
Pengobatan Rambut Rontok
Pengobatan atau perawatan rambut rontok disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Berikut ini beberapa metode pengobatan yang bisa Anda terapkan.
1. Pengobatan di Rumah
Pada kasus yang ringan, kerontokan rambut dapat diatasi secara mandiri tanpa memerlukan prosedur medis khusus.
Anda bisa melakukan sejumlah tips berikut ini untuk menghentikan kerontokan rambut yang terjadi:
- Mengonsumsi makanan bergizi, terutama yang mengandung protein dan zat besi.
- Gunakan shampoo dan conditioner dengan kandungan bahan kimia yang ringan.
- Hindari melakukan perawatan atau penataan rambut yang berpotensi merusak rambut (memakai alat pelurus rambut, bleaching).
- Kelola stres dengan baik.
- Istirahat yang cukup.
2. Obat-Obatan
Jika rambut rontok disebabkan oleh penyakit tertentu, penanganan secara medis mungkin diperlukan. Ini termasuk pemberian obat-obatan untuk mengurangi peradangan dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh Anda. Obat-obatan tersedia untuk mengobati kebotakan pola (herediter). Opsi meliputi:
-
Minoxidil
Minoxidil adalah obat rambut rontok yang berfungsi untuk merangsang folikel rambut dalam memproduksi sel-sel rambut yang baru
Obat ini dijual secara bebas dan dapat digunakan tanpa harus dengan resep dokter. Akan tetapi, harap berhati-hati karena obat ini dapat menimbulkan gejala efek samping seperti iritasi kulit kepala, pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan pada kulit wajah dan tangan yang berdekatan, hingga detak jantung yang cepat (takikardia).
-
Finasteride
Finasteride adalah obat resep yang lebih ditujukan untuk pria. Banyak pria yang mengonsumsi finasteride mengalami kerontokan rambut yang melambat, dan beberapa mungkin menunjukkan pertumbuhan rambut baru.
Anda disarankan untuk tetap menggunakan obat ini guna mempertahankan manfaatnya (atau sesuai petunjuk dokter). Akan tetapi, Finasteride tidak disarankan untuk digunakan oleh pria di atas 60 tahun.
3. Operasi
Pada kasus rambut rontok permanen, dokter mungkin akan menyarankan tindakan operasi guna mengembalikan rambut yang hilang. Tindakan operasi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
-
Transplantasi Rambut
Transplantasi rambut memanfaatkan rambut yang ada untuk diambil sedikit lalu ditanamkan pada area kulit kepala yang mengalami kebotakan.
-
Terapi Laser
Sementara itu, terapi laser merupakan tindakan operasi yang memanfaatkan sinar laser guna merangsang folikel dalam memproduksi sel-sel rambut yang baru.
- Anonim. Hair Loss. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hair-loss/symptoms-causes/syc-20372926 (Diakses pada 17 Maret 2020)
- Anonim. Understanding Hair Loss – The Basics. https://www.webmd.com/skin-problems-and-treatments/hair-loss/understanding-hair-loss-basics#1 (Diakses pada 17 Maret 2020)
- Moore, K. 2019. Everything You Need to Know About Hair Loss. https://www.healthline.com/health/hair-loss#causes (Diakses pada 17 Maret 2020)
- Sissons, B. 2019. Causes and treatments for hair loss. https://www.medicalnewstoday.com/articles/327005 (Diakses pada 17 Maret 2020)