Terbit: 17 June 2020 | Diperbarui: 3 February 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Adrian Setiaji

Servisitis adalah peradangan pada serviks, bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Servisitis sendiri bisa disebabkan oleh sejumlah faktor seperti infeksi, iritasi kimia, dan alergi. Simak penjelasan lengkap mengenai gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya di bawah ini.

Servisitis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Apa Itu Servisitis?

Seperti halnya jaringan dalam tubuh, serviks dapat meradang karena berbagai alasan. Peradangan serviks dikenal sebagai servisitis. Jaringan yang teriritasi atau terinfeksi ini bisa menjadi merah, bengkak, mengeluarkan lendir, dan mengeluarkan nanah. Jaringan juga mungkin berdarah ketika mendapatkan sentuhan dengan jari.

Gejala Servisitis

Gejala servisitis adalah kondisi yang jarang disadari seorang wanita. Anda mungkin baru menyadari memiliki kondisi ini setelah melakukan pemeriksaan panggul karena alasan lain. Beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Mengalami keputihan yang tidak biasa
  • Sering buang air kecil yang menyakitkan
  • Nyeri saat berhubungan intim
  • Pendarahan di antara periode menstruasi
  • Pendarahan vagina setelah hubungan intim

Perlu diketahui, servisitis akut adalah peradangan pada serviks yang terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang biasanya bisa dirasakan. Sementara servisitis kronis mengacu pada peradangan leher rahim yang terjadi jangka panjang. Gejala kronis biasanya tidak dirasakan oleh penderita, sehingga keberadaannya sering kali tidak disadari.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Beberapa wanita mungkin tidak mengalami gejala apa pun ketika mereka menderita servisitis. Kondisi yang parah dapat menyebabkan keputihan kental, kuning, atau hijau yang menyerupai nanah. Konsultasi dengan dokter diperlukan jika Anda mengalami:

  • Keputihan yang berulang kali
  • Pendarahan vagina nonmenstruasi
  • Nyeri saat berhubungan intim

Penyebab Servisitis

Peradangan pada serviks umumnya disebabkan oleh infeksi yang ditularkan selama aktivitas seksual. Penyakit menular seksual yang dapat menyebabkan kondisi ini adalah gonorea, chlamydia, herpes genital, trikomoniasis, mikoplasma, dan ureaplasma.

Penyebab lain dari peradangan mungkin termasuk:

  • Alergi terhadap bahan kimia dalam spermisida, vaginal douche, atau karet lateks dalam kondom.
  • Iritasi atau cedera akibat tampon, alat pencegah kehamilan, atau dari alat kontrasepsi seperti diafragma.
  • Ketidakseimbangan bakteri di vagina, kondisi ini juga disebut vaginosis bakterialis.
  • Ketidakseimbangan hormon, memiliki estrogen yang relatif rendah atau progesteron yang tinggi dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mempertahankan jaringan serviks yang sehat.
  • Memiliki kanker atau sedang menjalani pengobatan kanker.

Faktor Risiko

Seseorang berisiko lebih tinggi mengalami servisitis jika terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi, seperti seks tanpa kondom, seks dengan banyak pasangan, atau berhubungan seks dengan seseorang yang terlibat dalam perilaku berisiko tinggi.

Selain itu, risiko lebih tinggi juga bisa terjadi pada mereka yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia dini dan memiliki riwayat infeksi menular seksual.

Diagnosis Servisitis

Jika Anda memiliki beberapa gejala seperti di atas, konsultasi dengan dokter diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis servisitis adalah:

  • Pemeriksaan Panggul

Selama pemeriksaan ini, dokter dapat memeriksa organ panggul untuk melihat area pembengkakan dan kelembutan. Pemeriksaan ini juga dapat menempatkan spekulum di vagina untuk melihat dinding atas, bawah, samping vagina, dan serviks.

  • Specimen Collection

Dalam proses yang mirip dengan tes Pap, dokter dapat menggunakan kapas kecil atau sikat untuk dengan lembut mengambil sampel cairan serviks dan vagina. Dokter juga dapat mengirim sampel ke laboratorium untuk menguji infeksi. Tes laboratorium juga dapat dilakukan pada sampel urine.

Pengobatan Servisitis

Anda mungkin tidak memerlukan perawatan untuk servisitis jika infeksi menular seksual bukan penyebabnya. Jika dicurigai infeksi, tujuan utama pengobatan adalah untuk menghilangkan infeksi dan mencegahnya menyebar ke rahim dan saluran tuba.

Bergantung pada organisme apa yang menyebabkan infeksi, dokter mungkin akan meresepkan:

  • Antibiotik
  • Obat antijamur
  • Obat antivirus

Perawatan sangat penting jika Anda positif HIV, hal itu dikarenakan kondisi ini dapat meningkatkan jumlah virus yang dikeluarkan dari serviks dan meningkatkan peluang menginfeksi pasangan. Penting untuk diketahui, perawatan dengan nonmedis seperti vaginal douche atau terapi berbasis yoghurt tidak efektif mengatasi kondisi ini, akan tetapi justru memperburuk gejalanya.

Komplikasi Servisitis

Leher rahim berfungsi sebagai penghalang untuk mencegah bakteri dan virus memasuki rahim. Ketika serviks terinfeksi, ada risiko yang meningkat bahwa infeksi akan menyebar ke rahim.

Servisitis yang disebabkan oleh gonore atau chlamydia dapat menyebar ke lapisan rahim dan saluran tuba, yang mengakibatkan penyakit radang panggul, hingga infeksi pada organ reproduksi wanita yang dapat menyebabkan masalah kesuburan jika tidak ditangani.

Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko seorang wanita terkena HIV dari pasangan seksual yang terinfeksi.

Pencegahan Servisitis

Guna mengurangi risiko servisitis akibat infeksi menular seksual, salah satu cara yang mudah dilakukan adalah menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks. Kondom efektif untuk mencegah penyebaran gonore dan chlamydia yang dapat menyebabkan kondisi ini.

Beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terkena servisitis adalah:

  • Membatasi jumlah orang yang berhubungan seks dengan Anda.
  • Jangan berhubungan seks dengan pasangan yang memiliki luka kelamin atau keputihan.
  • Jika Anda mendapatkan perawatan untuk penyakit menular seksual, tanyakan kepada dokter apakah pasangan Anda juga harus dirawat.
  • Hindari produk pembersih khusus vagina karena bisa menyebabkan iritasi.
  • Jika Anda menderita diabetes, cobalah untuk menjaga kontrol gula darah dengan baik.

Pada dasarnya, servisitis adalah kondisi yang bisa diobati. Perawatan rumahan dan strategi pencegahan harus dilakukan bersamaan, bukan sebagai pengganti perawatan medis. Servisitis akut yang disebabkan oleh infeksi sebaiknya diobati secara medis untuk menghindari komplikasi.

 

  1. Anonim. Cervicitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervicitis/diagnosis-treatment/drc-20370818. (Diakses pada 17 Juni 2020).
  2. Anonim. Cervicitis. https://www.webmd.com/women/guide/cervicitis#1-2. (Diakses pada 17 Juni 2020).
  3. Burgess, Lana. 2018. What is cervicitis and what causes it?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/321573#outlook. (Diakses pada 17 Juni 2020).
  4. Cafasso, Jacquelyn. 2018. Inflammation of the Cervix (Cervicitis). https://www.healthline.com/health/cervicitis. (Diakses pada 17 Juni 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi