Terbit: 9 April 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Prostatitis adalah pembengkakan dan peradangan kelenjar prostat. Kelenjar prostat sendiri terletak tepat di bawah kandung kemih dan menghasilkan cairan semen yang memberi nutrisi dan membawa sperma. Kondisi ini bisa memengaruhi pria di segala usia namun lebih cenderung terjadi pada pria berusia 50 tahun atau lebih muda.

Prostatitis: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Penanganan

Penyebab Prostatitis

Prostatitis bisa disebabkan oleh berbagai hal dan terkadang penyebabnya tidak bisa teridentifikasi. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, biasanya dapat diobati dengan antibiotik, namun semua tergantung penyebabnya. Penyakit prostat ini bisa muncul secara bertahap atau tiba-tiba.

Perlu Anda ketahui bahwa penyebab prostatitis berbeda-beda tergantung pada jenisnya, berikut penjelasan lengkapnya:

1. Prostatitis Kronis

Jenis kronis atau chronic pelvic pain syndrome tidak diketahui dengan pasti. Sejumlah peneliti meyakini bahwa mikroorganisme–meskipun bukan infeksi bakteri–dapat menjadi penyebabnya.

Jenis ini mungkin berhubungan dengan bahan kimia dalam urine atau respons sistem kekebalan terhadap infeksi saluran kemih sebelumnya (ISK).

2. Prostatitis Bakteri Akut dan Kronis

Infeksi bakteri pada prostat bisa menjadi penyebabnya. Tipe akut terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung dalam waktu singkat, sedangkan tipe kronis berkembang perlahan dan berlangsung lama hingga bertahun-tahun. Infeksi dapat terjadi ketika bakteri melakukan perjalanan dari uretra ke prostat.

3. Proses Pembedahan atau Trauma

Kerusakan saraf pada saluran kemih bagian bawah dapat disebabkan oleh pembedahan atau trauma pada daerah tersebut. Hal ini mungkin berkontribusi pada prostatitis yang bukan disebabkan oleh infeksi bakteri. Dalam banyak kasus,  penyebab jenis ini tidak teridentifikasi.

Selain beberapa penyebab prostatitis, penyakit prostat juga bisa disebabkan oleh hal lain, antara lain:

  • Menggunakan kateter kemih.
  • Pernah menjalani biopsi prostat.
  • Mengidap HIV / AIDS.
  • Pernah menderita sebelumnya.
  • Memiliki trauma panggul, seperti cedera akibat bersepeda atau berkuda.
  • Memiliki infeksi di kandung kemih atau tabung yang mengangkut semen dan urine ke penis (uretra)

Gejala Prostatitis

Gejala prostatitis yang umum terjadi adalah buang air kecil terasa sakit atau sulit. Gejala lain yaitu rasa sakit rasa sakit di pangkal paha, daerah panggul atau alat kelamin. Ada dua jenis berdasarkan gejalanya, yaitu akut dan kronis.

Gejala Prostatitis Akut

  • Rasa sakit yang parah di sekitar penis, anus, perut bagian bawah, hingga punggung bawah.
  • Nyeri saat kencing, sering buang air kecil (terutama di malam hari), dan kadang-kadang terdapat darah dalam urine.
  • Mengalami kesulitan saat buang air kecil atau juga dikenal sebagai retensi urine akut. Kondisi ini membutuhkan penanganan dengan segera.
  • Merasa tidak enak badan, nyeri, hingga demam.
  • Keluarnya cairan kental dari uretra.

Gejala Prostatitis Kronis

Penyakit Anda mungkin tergolong kronis jika memiliki gejala-gejala berikut selama setidaknya 3 bulan. Berikut gejala yang bisa Anda kenali, antara lain:

  • Prostat yang membesar atau lunak saat dilakukan pemeriksaan dubur, meskipun dalam beberapa kasus mungkin terlihat normal.
  • Masalah seksual, seperti disfungsi ereksi, nyeri saat ejakulasi atau nyeri panggul setelah berhubungan seks.

Gejala-gejala ini dapat berdampak signifikan pada kualitas hidup. Pada banyak kasus, prostatitis secara bertahap akan membaik seiring waktu dengan perawatan yang tepat.

Segera konsultasi dengan dokter langsung jika Anda memiliki gejala-gejala seperti di atas. Dokter dapat mencari tahu penyebabnya dan melakukan pengobatan dengan tepat.

Diagnosis Prostatitis

Dokter akan bertanya tentang riwayat kesehatan dan gejala yang muncul. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik secara keseluruhan dan melakukan beberapa tes untuk mendapatkan diagnosis yang lebih akurat.

Beberapa tes yang bisa dilakukan, antara lain:

1. Tes urine

Dokter bisa mengambil sampel urine untuk dianalisis dan mencari tanda-tanda infeksi

2. Tes darah

Selain tes urine, dokter juga bisa memeriksa sampel darah untuk melihat tanda-tanda infeksi dan masalah prostat lainnya.

3. Analisis semen

Analisis semen adalah tes untuk mengukur jumlah dan kualitas semen dan sperma. Tes ini akan menganalisis sampel kemudian mengirimkannya ke laboratorium untuk dianalisis. Sampel air mani dapat menunjukkan tanda-tanda infeksi.

4. Pemijatan

Dalam kasus yang jarang terjadi, dokter bisa memijat prostat untuk menguji sekresi.

5. Tes pencitraan

Dokter bisa melakukan CT scan saluran kemih dan prostat atau sonogram prostat. Gambar CT scan memberikan informasi lebih rinci daripada sinar-X biasa. Sonogram adalah gambar visual yang dihasilkan oleh USG.

Berdasarkan gejala dan hasil diagnosis, dokter bisa menyimpulkan bahwa Anda memiliki prostatitis bakteri akut, bakteri kronis, kronis, atau inflamasi asimptomatik.

Penanganan Prostatitis

Pada dasarnya, penyakit ini bisa ditangani dengan berbagai macam cara, baik dengan cara merubah gaya hidup, pengobatan alternatif, dan pemberian obat medis.

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan, di antaranya:

1. Akupuntur

Beberapa pria menggunakan akupunktur untuk mengurangi rasa sakit dari penyakit prostat.

2. Berendam Air Panas

Mandi air panas atau menggunakan bantalan pemanas juga dapat membantu meringankan rasa sakit yang ditimbulkan.

3. Mengubah Kebiasaan

Dokter bisa menyarankan agar Anda berhenti makan dan minum tertentu seperti makanan pedas, asam, minuman berkafein, bersoda, hingga minuman beralkohol. Selain mengubah pola makan dan minum, Anda juga disarankan untuk berhenti melakukan aktivitas yang bisa memperburuk rasa sakit seperti bersepeda.

4. Mengonsumsi Antibiotik pada Prostatitis Bakteri Akut

Anda harus minum antibiotik setidaknya selama 14 hari. Kadang-kadang beberapa pria dapat dirawat di rumah sakit dan diberikan antibiotik melalui infus.

Jika Anda kesulitan buang air kecil, dokter mungkin menggunakan tabung (kateter) untuk mengeringkan kandung kemih. Terkadang, Anda juga harus tetap menggunakan antibiotik selama empat minggu.

5. Mengonsumsi Antibiotik pada Prostatitis Bakteri Kronis

Anda perlu minum antibiotik lebih lama (4 hingga 12 minggu). Sekitar tiga dari empat kasus prostatitis bakteri kronis sembuh dengan perawatan ini. Sementara jika tidak bereaksi terhadap pengobatan ini, antibiotik jangka panjang dan dosis rendah digunakan untuk meredakan gejala.

6. Agen anti-inflamasi

Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) mungkin membuat Anda lebih nyaman seperti obat nyeri (aspirin, ibuprofen, dll) dan pelemas otot.

7. Biofeedback

Menggunakan sinyal dari monitor untuk mengajarkan Anda bagaimana mengendalikan tubuh dan bereaksi terhadap rasa sakit. Biofeedback juga termasuk belajar mengendurkan otot-otot tertentu. Hal ini dilakukan dengan seorang spesialis untuk membantu Anda mengurangi ketegangan di dasar panggul.

 

  1. Anonim. 2020. Prostatitis. https://www.nhs.uk/conditions/prostatitis/. (Diakses pada 29 Agustus 2019).
  2. Anonim. 2014. Prostatitis: Inflammation of the Prostate. https://www.niddk.nih.gov/health-information/urologic-diseases/prostate-problems/prostatitis-inflammation-prostate. (Diakses pada 29 Agustus 2019).
  3. Felson, Sabrina. 2019. What is Prostatitis?. https://www.webmd.com/men/guide/prostatitis#1. (Diakses pada 29 Agustus 2019).
  4. Mayo Clinic Staff. 2020. Prostatitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prostatitis/symptoms-causes/syc-20355766. (Diakses pada 29 Agustus 2019).
  5. Schmidt, Charlie. 2013. Prostatitis: inflamed prostate can be a vexing health problem. https://www.health.harvard.edu/blog/prostatitis-inflamed-prostate-can-be-a-vexing-health-problem-201310292039. (Diakses pada 29 Agustus 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi