Terbit: 1 July 2020 | Diperbarui: 7 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Eko Budidharmaja

Priapismus adalah ereksi terus-menerus dan sering kali menyakitkan. Jika tidak diobati, penyakit ini menyebabkan kerusakan jaringan penis dan disfungsi ereksi permanen. Ketahui gejala, penyebab, cara mengobati, dan pencegahan di bawah ini!

Priapismus: Gejala, Penyebab, Cara Mengatasi, Pencegahan, dll

Apa Itu Priapismus?

Priapismus adalah ereksi penis yang berkepanjangan dan biasanya terasa menyakitkan akibat aliran darah yang tidak normal. Ereksi bisa berlangsung 4 jam atau lebih tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi ini dapat terjadi pada pria dari segala usia, termasuk bayi.

Ereksi yang berlangsung lebih dari 4 jam adalah kondisi darurat medis. Darah yang kekurangan oksigen di penis dapat merusak jaringan di penis, sehingga meningkatkan risiko komplikasi.

Jenis dan Gejala Priapismus

Gejalanya bervariasi tergantung pada jenisnya. Dua jenis utamanya adalah priapismus iskemik dan noniskemik.

Berikut ini gejala priapismus berdasarkan jenisnya:

1. Iskemik

Priapismus iskemik juga disebut aliran rendah, adalah hasil dari darah yang tidak dapat meninggalkan penis. Kondisi ini adalah jenis yang lebih umum. Tanda dan gejalanya meliputi:

  • Ereksi berlangsung lebih dari 4 jam atau tidak terkait dengan minat atau rangsangan seksual.
  • Batang penis penis kaku, tetapi ujung penis (glans) lembut.
  • Nyeri penis progresif (meningkat secara bertahap).

Ereksi berkepanjangan berulang jenis iskemik adalah kondisi yang jarang terjadi. Kondisi ini lebih sering terjadi pada laki-laki dengan penyakit keturunan yang ditandai oleh sel-sel darah merah berbentuk abnormal (anemia sel sabit). Sel sabit dapat menghambat kelancaran pembuluh darah di penis.

2. Noniskemik

Priapismus noniskemik juga dikenal sebagai aliran tinggi, yang terjadi ketika aliran darah ke penis tidak terkontrol dengan baik. Jenis noniskemik biasanya tidak menimbulkan rasa sakit. Tanda dan gejala jenis ini termasuk:

  • Ereksi berlangsung lebih dari 4 jam atau tidak terkait dengan rangsangan seksual.
  • Batang penis penis ereksi, tetapi sepenuhnya tidak menegang.

Kapan Harus ke Dokter?

Jika mengalami ereksi yang berlangsung lebih dari 4 jam, segera dapatkan perawatan darurat. Dokter akan menentukan jenis priapismus yang diderita pasien.

Langkah ini diperlukan karena perawatannya berbeda pada masing-masing jenisnya. Misalnya, perawatan untuk priapismus iskemik perlu dilakukan sesegera mungkin.

Mengalami ereksi berulang, persisten, dan nyeri yang sembuh dengan sendirinya, juga harus segera ke dokter. Pasien mungkin memerlukan perawatan untuk mencegah kondisi yang lebih parah.

Penyebab Priapismus

Priapismus terjadi ketika adanya gangguan aliran darah ke penis. Darah, pembuluh darah, otot polos atau saraf mengubah aliran darah normal, dan ereksi pun berlanjut.

Penyebab utama ereksi berkepanjangan sering kali tidak dapat diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa kondisi yang mungkin dapat meningkatkan risiko priapismus, di antaranya:

1. Kelainan Darah

Penyakit yang berhubungan dengan darah mungkin terkait pada priapismus (biasanya iskemik), ketika darah tidak dapat mengalir keluar dari penis. Gangguan ini meliputi:

  • Anemia sel sabit.
  • Leukemia.
  • Diskrasia hematologis lainnya, seperti talasemia, multiple myeloma, dan lainnya.

Anemia sel sabit adalah penyakit yang sering terjadi pada anak-anak.

2. Obat-obatan

Ereksi berkepanjangan terkait dengan obat-obatan biasanya jenis iskemik, yang mungkin efek samping dari sejumlah obat berikut:

  • Obat-obatan disuntikkan langsung ke penis untuk mengobati disfungsi ereksi, termasuk alprostadil, papaverine, phentolamine, dan obat lainnya.
  • Antidepresan, seperti fluoxetine, bupropion, dan sertraline.
  • Alpha blockers, termasuk prazosin, terazosin, doxazosin, dan tamsulosin.
  • Obat untuk mengobati kecemasan atau gangguan psikotik, di antaranya hydroxyzine, risperidone, olanzapine, lithium, clozapine, chlorpromazine, dan thioridazine.
  • Obat pengencer darah, seperti warfarin dan heparin.
  • Obat hormon seperti testosteron atau hormon pelepas gonadotropin.
  • Obat untuk mengobati attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), yaitu atomoxetine.

3. Alkohol dan Narkoba

Mengonsumsi alkohol, ganja, kokain, dan penyalahgunaan obat terlarang lainnya dapat menyebabkan ereksi berkepanjangan, khususnya priapismus iskemik.

4. Cedera

Cedera termasuk dalam jenis noniskemik, ereksi terus-menerus akibat aliran darah yang berlebihan ke penis. Kondisi ini adalah trauma atau cedera pada penis, panggul, atau perineum, area antara pangkal penis dan anus.

5. Penyebab Lainnya

Penyebab priapismus lainnya termasuk:

  • Sengatan kalajengking, gigitan laba-laba, atau infeksi racun lainnya.
  • Gangguan neurogenik, seperti cedera tulang belakang atau sifilis.
  • Gangguan metabolisme termasuk rematik atau amiloidosis.
  • Kanker yang melibatkan penis.

Diagnosis Priapismus

Meskipun kedua jenis priapismus memiliki gejala yang sama, dokter harus melakukan tes untuk menentukan jenis yang diderita pasien. Perawatannya tergantung pada jenis dan penyebabnya.

Terkadang, dokter dapat mendiagnosis berdasarkan riwayat medis dan memeriksa fisik organ intim. Berikut beberapa tes yang digunakan untuk mendiagnosis priapismus dan jenisnya:

1. Analisis Gas Darah (AGD)

Prosedur ini menyuntikkan jarum ke penis untuk mengambil sedikit sampel darah. Jika sampel menunjukkan darah di penis kekurangan oksigen, pasien memiliki jenis iskemik. Namun jika sampel berwarna merah terang, menandakan jenis noniskemik.

2. Tes darah

Mengingat ereksi berkepanjangan dapat disebabkan penyakit lain dan kelainan darah, dokter mungkin akan mengumpulkan sampel darah untuk tingkat darah merah dan trombosit. Tes ini dapat membantu dokter mendiagnosis gangguan darah, kanker, dan anemia sel sabit.

3. Tes Toksikologi

Priapismus yang terkait dengan penyalahgunaan obat, mungkin dokter mengumpulkan sampel urine untuk mendeteksi obat tersebut di dalam tubuh.

4. Ultrasonografi (USG)

USG digunakan untuk mengukur aliran darah di penis. Tes ini juga membantu dokter menentukan apakah trauma atau cedera yang menjadi penyebab priapismus yang mendasarinya.

Cara Mengatasi Priapismus

Perawatan priapismus tergantung jenis dan penyebabnya. Dokter akan melakukan pertimbangan dan memastikan apakah mengalami iskemik atau noniskemik dan kemungkinan penyebabnya.

Jika penis ereksi kurang dari 4 jam, obat dekongestan diberikan untuk mengurangi aliran darah ke penis yang efektif mengurangi ereksi. Jika ereksi berlangsung lebih dari 4 jam, pengobatan biasanya efektif.

Jika pengobatan setelah 6 jam tidak berhasil, ada beberapa perawatan yang mungkin diperlukan. Berikut sejumlah cara mengatasi priapismus yang alami hingga medis:

  • Kompres es: Salah satu terapi priapismus ini menerapkan kompres dingin pada penis atau perineum (area antara anus dan penis) yang dapat mengurangi pembengkakan untuk jenis noniskemik.
  • Mengambil darah di penis: Setelah anestesi atau membuat penis mati rasa, dokter akan menggunakan jarum untuk mengambil darah yang menumpuk guna mengurangi tekanan, pembengkakan pada penis, dan meredakan rasa sakit dengan cepat.
  • Terapi. Penis dapat dibilas dengan larutan garam. Terapi priapismus biasanya menghilangkan rasa sakit, menghilangkan darah yang kekurangan oksigen, dan menghentikan ereksi. Terapi ini mungkin diulang sampai berhenti ereksi.
  • Operasi: Jika cara mengatasi priapismus lainnya tidak efektif, operasi mungkin diperlukan untuk mengembalikan aliran darah normal ke penis. Prosedur operasi dengan memasukkan shunt atau selang khusus untuk membantu mengalirkan darah berlebih dan mengembalikan sirkulasi. Operasi biasanya digunakan untuk jenis iskemik.

Jika arteri pecah atau rusak selama operasi, dokter bedah dapat mengikat untuk mengurangi aliran darah. Prosedur ini paling efektif pada jenis non-iskemik.

Komplikasi Priapismus

Sesegera mungkin mendapatkan perawatan darurat adalah langkah penting yang harus dilakukan jika ereksi selama 4 jam atau lebih. Darah yang menumpuk di penis tidak memiliki oksigen, yang menandakan bahwa jaringan penis kekurangan oksigen dan menjadi rusak atau bahkan hancur.

Jika dibiarkan tanpa diobati, kemungkinan dapat menyebabkan komplikasi berikut:

  • Kerusakan saraf permanen.
  • Disfungsi ereksi.

Kerusakan jaringan dimulai 4 atau 6 jam setelah terjadi ereksi berkepanjangan, jadi sangat penting untuk mendapatkan bantuan darurat medis dengan cepat. Perlu diwaspadai, kerusakan pada jaringan penis sensitif adalah permanen dan tidak dapat pulih kembali.

Pencegahan Priapismus

Jika memiliki priapismus berulang, dokter mungkin menyarankan beberapa pengobatan untuk mencegah kekambuhan di kemudian hari, di antaranya:

  • Perawatan anemia sel sabit, yang mungkin menyebabkan priapism.
  • Penggunaan fenilefrin oral atau suntik.
  • Penggunaan obat-obatan oral yang digunakan untuk mengatasi disfungsi ereksi.
  • Obat penghambat hormon, yang hanya diberikan untuk pria dewasa.

 

  1. Galan, Nicole. 2017. What to know about priapism. https://www.medicalnewstoday.com/articles/318737#what-are-the-types-of-priapism. (Diakses pada 1 Juli 2020)
  2. Higuera, Valencia. 2018. Priapism. https://www.healthline.com/health/priapism. (Diakses pada 1 Juli 2020)
  3. Mayo Clinic Staff. Priapism. 2019. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/priapism/symptoms-causes/syc-20352005. (Diakses pada 1 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi