Terbit: 17 April 2020 | Diperbarui: 7 February 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Beragam jenis penyakit mengintai buah hati Anda setiap harinya, salah satunya pneumonia pada anak. Penyakit pneumonia tentu tidak bisa dianggap sepele karena menurut data WHO tahun 2017, 17 persen dari total kematian balita di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit ini. Lantas, apa itu pneumonia dan bagaimana cara mengobatinya?

Pneumonia pada Anak: Penyebab, Gejala, Pengobatan

Apa Itu Pneumonia?

Pneumonia adalah penyakit yang menyerang organ pernapasan yakni paru-paru.

Dalam istilah awam, pneumonia lebih dikenal dengan nama penyakit paru-paru basah. Penyakit ini terjadi ketika paru-paru mengalami infeksi—bisa karena virus, bakteri, jamur—yang lantas berujung pada peradangan (inflamasi) di salah satu atau kedua paru-paru.

Akibat peradangan tersebut, paru-paru—tepatnya kantong udara pada ujung saluran pernapasan (alveolus)—akan diisi oleh semacam cairan atau bisa juga nanah. Kondisi ini lantas berdampak pada sejumlah gejala yang jika tidak segera ditangani, dapat menimbulkan komplikasi serius yang bisa mengancam jiwa.

Penyebab Pneumonia pada Anak

Lalu, bagaimana dengan pneumonia pada anak? Apa yang menyebabkan seorang anak mengalami pneumonia?

Jika pneumonia pada orang dewasa lebih umum disebabkan oleh infeksi bakteri, maka pneumonia yang dialami anak-anak biasanya dipicu oleh infeksi virus (kendati bisa juga disebabkan oleh bakteri). Beberapa jenis virus yang diduga menjadi penyebabnya adalah:

  • Adenovirus
  • Rhinovirus
  • Virus influenza
  • Virus parainfluenza
  • Respiratory syncytial virus (RSV)

Sementara jenis bakteri yang menyebabkan anak menderita pneumonia atau penyakit paru-paru basah adalah sebagai berikut:

  • Streptococcus pneumoniae
  • Streptococcus grup B
  • Staphylococcus aureus
  • Mycoplasma pneumonia

Masih belum optimalnya fungsi sistem kekebalan tubuh (imunitas) pada anak—khususnya balita—diduga kuat menjadi faktor utama mengapa penyakit ini rentan dialami oleh mereka.

Faktor Risiko Pneumonia pada Anak

Selain itu, sejumlah faktor risiko juga dianggap menjadi penyebab terjadinya pneumonia, yaitu:

  • Malanutrisi
  • Kurangnya asupan ASI
  • Penyakit campak
  • Kelahiran prematur
  • Masalah sistem pernapasan (asma, fibrosis sistik)
  • Paparan asap rokok
  • Lingkungan tempat tinggal yang tidak higienis
  • Tidak imunisasi
  • Positif mengidap HIV

Ciri dan Gejala Pneumonia pada Anak

Pneumonia yang menyerang anak-anak ditandai oleh sejumlah ciri atau gejala khas yang cukup mudah untuk dikenali.

Berikut ini adalah ciri ciri pneumonia yang perlu Anda ketahui dan waspadai:

  • Batuk berdahak
  • Sesak napas
  • Napas pendek
  • Hidung tersumbat
  • Nyeri di area dada
  • Muntah-muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Hilang nafsu makan
  • Tubuh kelelahan
  • Demam

Pada kasus pneumonia yang sudah cukup parah, gejala lainnya yang mungkin ditimbulkan adalah perubahan warna pada bibir dan kuku menjadi tampak keabuan.

Segera bawa si kecil ke dokter apabila ia mengalami ciri-ciri pneumonia di atas guna mendapat penanganan medis lebih lanjut. Penanganan sedini mungkin HARUS dilakukan agar kondisi tidak bertambah buruk dan bisa mengancam keselamatan jiwanya.

Diagnosis Pneumonia pada Anak

Setelah dibawa ke rumah sakit, dokter perlu melakukan serangkaian prosedur pemeriksaan sebagai diagnosis terhadap penyakit pneumonia ini. Berikut adalah tahapan diagnosis pneumonia yang umum dilakukan.

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan terlebih dahulu mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh pasien.

Beberapa pertanyaan yang umum ditanyakan antara lain:

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Apa saja yang dirasakan?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
  • Apa saja yang dilakukan sehari-hari?
  • Apakah sedang mengalami penyakit lainnya?
  • Bagaimana kondisi lingkungan tempat tinggal?

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan melanjutkan diagnosis ke tahap pemeriksaan fisik yang meliputi:

  • Pemeriksaan tinggi dan berat badan
  • Pemeriksaan tekanan darah

Kemudian, dokter mungkin juga akan menekan-nekan dada pasien untuk mendeteksi apakah ada abnormalitas yang mengindikasikan pneumonia.

3. Pemeriksaan Penunjang

Guna memastikan hasil diagnosis pneumonia pada anak, dokter juga akan melakukan sejumlah prosedur pemeriksaan penunjang,

Beberapa contoh pemeriksaan penunjang yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:

  • Tes darah, adalah tes yang dilakukan untuk mengukur volume darah. Pasalnya, tinggi rendahnya sel darah bisa menjadi pertanda ada atau tidaknya infeksi di dalam tubuh
  • Tes kultur sputum, adalah prosedur pemeriksaan pada lendir mukus (sputum) untuk melihat apakah ada kandungan bakteri di dalamnya
  • Tes kultur cairan, adalah tes yang dilakukan dengan cara mengambil sampel cairan yang ada di antara paru-paru dan dinding dada, untuk kemudian diteliti di laboratorium
  • Pulse oximetry, adalah prosedur pemeriksaan menggunakan alat khusus yang tujuannya adalah untuk mengukur kadar oksigen di dalam darah
  • Bronkoskopi, adalah prosedur untuk memeriksa kondisi saluran udara pada paru-paru
  • X-Ray, adalah metode pemeriksaan yang menggunakan teknologi pencitraan untuk mendapat gambaran dalam dari paru-paru dan saluran pernapasan
  • CT Scan, sama seperti X-ray, CT scan akan memberikan citra bagian dalam dada. Akan tetapi, prosedur ini terbilang jarang dilakukan

Pengobatan Pneumonia pada Anak

Setelah diagnosis selesai dilakukan dan hasilnya sudah terlihat, dokter akan segera menentukan jenis pengobatan yang tepat untuk pasien.

Umumnya, pneumonia pada anak diobati dengan memberikan resep obat-obatan berikut ini:

  • Obat antibiotik
  • Obat antipiretik
  • Obat batuk
  • Pemasangan alat humidifier pada ruangan
  • Istirahat yang cukup

Sementara pada anak penderita pneumonia yang harus menjalani rawat inap, pengobatan yang mungkin akan dilakukan adalah:

  • Obat antibiotik infus (IV)
  • Terapi oksigen
  • Terapi pernapasan

Pencegahan Pneumonia pada Anak

Kendati pneumonia pada anak sangat rentan terjadi, bukan berarti penyakit ini tidak dapat dicegah. Berikut ini adalah cara mencegah pneumonia anak yang perlu Anda ketahui:

  • Pemberian vaksin
  • Menghindari anak dari paparan asap rokok maupun polusi udara lainnya
  • Menjaga lingkungan tempat tinggal tetap higienis

Komplikasi Pneumonia pada Anak

Jika tidak segera ditangani, pneumonia akan menimbulkan komplikasi serius seperti:

  • Gangguan pernapasan kronis
  • Sepsis
  • Kematian

Itu dia informasi mengenai pneumonia pada anak yang perlu diketahui oleh Anda para orangtua. Semoga bermanfaat!

 

  1. Anonim. Pneumonia. https://kidshealth.org/en/parents/pneumonia.html (Diakses pada 17 Desember 2019)
  2. Anonim. Pneumonia in Children. https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=pneumonia-in-children-90-P02958 (Diakses pada 17 Desember 2019)
  3. Anonim. 2019. Pneumonia. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/pneumonia (Diakses pada 17 Desember 2019)
  4. Anonim. Pneumonia in Children: Treatment and Prevention. https://www.blf.org.uk/support-for-you/pneumonia-in-children/treatment#prevent (Diakses pada 17 Desember 2019)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi