Perut bunyi adalah fenomena normal yang bisa dialami oleh siapa saja. Suara tidak selalu berasal dari perut, tetapi dapat juga berasal dari usus kecil di saluran pencernaan. Simak penjelasan lengkap mengenai penyebab hingga cara mengatasi perut bunyi terus berikut ini.
Penyebab Perut Bunyi
Berikut ini adalah beberapa penyebab perut sering bunyi yang harus Anda kenali, di antaranya:
Proses Pencernaan
Saat makanan mencapai usus kecil, tubuh melepaskan enzim untuk membantu memecah makanan dan memfasilitasi penyerapan nutrisi. Peristaltik adalah rangkaian kontraksi otot mirip gelombang untuk menggerakkan makanan di sepanjang saluran pencernaan.
Aktivitas yang melibatkan pergerakan gas dan makanan yang sedang dicerna sebagian ini ternyata berkontribusi pada suara gemuruh di perut.
Pertanda Anda Harus Makan
Penyebab perut bunyi terus berikutnya adalah pertanda tubuh membutuhkan asupan makanan. Sekalipun tidak ada makanan yang dikonsumsi pada jam-jam sebelumnya, jaringan otot di dinding usus halus akan rutin melakukan gerak peristaltik.
Lambung dan usus juga akan melepaskan asam dan enzim untuk mempersiapkan konsumsi makanan. Suara tersebut dapat bertahan hingga 20 menit dan dapat berulang setiap jam hingga Anda mengonsumsi makanan.
Menandakan Masalah Medis
Terkadang, suara perut dapat dikaitkan dengan masalah medis yang mendasari, terutama jika disertai gejala lain seperti nyeri, sembelit, atau diare. Beberapa masalah yang terkait dengan perut bunyi, antara lain:
- Alergi makanan.
- Intoleransi makanan.
- Infeksi saluran cerna.
- Penyumbatan usus.
- Sindrom iritasi usus.
Penyebab Lainnya
Suara perut dapat diklasifikasikan sebagai normal, hipoaktif, atau hiperaktif. Sebagian besar suara yang berasal dari usus adalah aktivitas normal pencernaan, tetapi suara dengan gejala yang menyertainya mungkin disebabkan oleh kondisi mendasar yang lebih serius atau penggunaan obat-obatan tertentu.
Suara perut hiperaktif, hipoaktif, atau normal dapat dikaitkan dengan:
- Trauma.
- Infeksi saluran pencernaan.
- Hernia, yaitu ketika bagian dari suatu organ atau jaringan lain mendorong melalui area lemah otot dinding perut.
- Pembekuan darah atau aliran darah rendah ke usus.
- Kadar kalium darah abnormal.
- Kadar kalsium darah abnormal.
- Tumor.
- Obstruksi usus.
- Ileus paralitik, perlambatan sementara gerakan usus.
Sementara penyebab perut bunyi yang hiperaktif adalah:
- Tukak lambung.
- Alergi makanan.
- Infeksi yang menyebabkan peradangan atau diare.
- Penggunaan obat pencahar.
- Pendarahan di saluran pencernaan.
- Penyakit radang usus, terutama penyakit Crohn.
Penyebab suara perut hipoaktif atau normal adalah:
- Perforated ulcers.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti kodein.
- Anestesi umum.
- Operasi perut.
- Cedera radiasi.
- Kerusakan usus.
- Penyumbatan sebagian atau seluruhnya usus.
- Peritonitis.
Cara Mengatasi Perut Bunyi
Meski suara yang keluar dari perut sebagian besar adalah bagian normal dari proses pencernaan normal, ada kalanya hal ini membuat seseorang merasa tidak nyaman ketika berada di tempat umum. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk meredakan suara perut, di antaranya:
1. Minum Air Putih
Minum segelas air bisa menjadi solusi efektif untuk mengatasi perut keroncongan, terutama jika tidak memungkinkan untuk makan sesuatu pada saat itu. Air membantu proses pencernaan sekaligus mengisi perut. Tindakan ini membantu meredam suara yang muncul. Untuk hasil terbaik, air harus diminum perlahan sepanjang hari.
2. Konsumsi Camilan
Perut bunyi mungkin menandakan bahwa sudah waktunya untuk makan. Konsumsi camilan dapat membantu meredam suara yang muncul untuk sementara. Jika bunyi terjadi secara teratur atau terjadi pada waktu yang sama setiap hari, hal itu mungkin pertanda bahwa Anda harus makan lebih teratur.
Beberapa orang mungkin ingin makan 4 hingga 6 porsi kecil sehari untuk mencegah rasa lapar dan perut bunyi terus, daripada 3 porsi besar dalam sehari.
3. Kunyah Perlahan
Pencernaan dimulai di mulut yaitu melalui mengunyah makanan. Suara perut yang terkait dengan gangguan pencernaan dapat dicegah dengan mengunyah makanan secara lebih menyeluruh dan makan lebih lambat.
Mengunyah makanan dengan benar juga mengurangi jumlah udara yang tertelan, yang mencegah gas dan gangguan pencernaan.
4. Membatasi Asupan Gula, Alkohol, dan Makanan Asam
Alkohol, makanan manis, dan makanan asam semuanya dapat memicu suara perut. Makanan manis yang mengandung fruktrosa dan sorbitol dapat menyebabkan masalah ini. Sedangkan makanan asam seperti jeruk dan kopi, diketahui menyebabkan perut bunyi.
Sedangkan alkohol mengiritasi saluran pencernaan dan dapat menyebabkan perut berbunyi. Alkohol juga meningkatkan produksi asam dan menyebabkan peradangan pada lapisan lambung.
5. Hindari Makanan dan Minuman yang Menyebabkan Gas
Makanan dan minuman tertentu menghasilkan lebih banyak gas daripada yang lain. Jika suara perut disebabkan oleh banyaknya gas yang mengalir melalui saluran pencernaan, menghindari makanan dan minuman ini dapat mengatasi masalah.
Makanan dan minuman penghasil gas meliputi:
- Bir.
- Brokoli.
- Kubis.
- Kembang kol.
- Lentil.
- Jamur.
- Bawang.
- Kacang polong.
- Soda.
- Biji-bijian.
6. Berlatih Mengontrol Porsi
Suara perut bisa muncul setelah makan besar, terutama makanan yang kaya lemak, gula, daging merah, dan makanan lain yang mungkin sulit dicerna.
Makan porsi kecil dengan interval yang lebih teratur, bersama dengan mengunyah makanan secara menyeluruh selama makan, dapat mengurangi risiko makan berlebihan.
7. Berjalan-Jalan
Jalan-jalan setelah makan telah terbukti membantu proses pencernaan dengan mempercepat laju pengosongan lambung. Pengosongan yang lebih cepat ini bisa mengurangi perut bunyi. Bahkan, sebuah studi menunjukkan bahwa jalan-jalan setelah makan juga membantu menurunkan kadar gula pada penderita diabetes tipe 2.
Namun, aktivitas berintensitas tinggi harus dihindari segera setelah makan.
8. Tetap Tenang
Suara perut juga bisa terjadi saat Anda sedang stres. Hal ini disebabkan karena aktivitas usus meningkat selama periode ini, terlepas dari apakah perut sudah penuh atau kosong.
Menjadi stres juga diketahui memperlambat pencernaan dan berkontribusi pada gejala gangguan pencernaan.
9. Mengatasi Masalah Pencernaan
Beberapa penyakit yang mendasari seperti infeksi atau penyumbatan usus, kemungkinan menjadi penyebab perut berbunyi. Oleh karena itu, jika keadaan ini menyebabkan gangguan dan terkait dengan gejala lain, penting untuk menemui dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.
Sindrom iritasi usus juga sering menjadi penyebabnya dan mengatasi kondisi yang mendasari ini mungkin satu-satunya cara untuk mengurangi perut bunyi.
10. Posisi Tubuh
Setelah makan, usahakan tidak rebahan/tiduran dalam jangka 2 jam setelah makan. Hal ini berguna untuk membantu agar kontraksi pencernaan dapat berjalan dengan normal dan tidak menghambat proses pencernaan.
- Leonard, Jayne. 2020. All you need to know about stomach growling. https://www.medicalnewstoday.com/articles/319901#why-does-stomach-growling-occur. (Diakses pada 7 Mei 2021).
- Moore, Kristeen. 2017. Abdominal (Bowel) Sounds. https://www.healthline.com/health/abdominal-sounds. (Diakses pada 7 Mei 2021).