Terbit: 14 August 2020 | Diperbarui: 9 February 2022
Ditulis oleh: Devani Adinda Putri | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Perdarahan saluran cerna adalah gangguan saluran cerna yang menyebabkan pendarahan di saluran pencernaan. Ketahui apa itu perdarahan saluran cerna, gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan, dll.

Perdarahan Saluran Cerna: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Perdarahan Saluran Cerna?

Perdarahan saluran cerna adalah gangguan di sepanjang saluran pencernaan dengan gejala utama perdarahan. Perdarahan dapat terjadi di organ-organ di saluran cerna atas atau bawah, termasuk:

  • Kerongkongan
  • Perut
  • Usus kecil
  • Duodenum
  • Usus besar
  • Dubur

Perdarahan saluran cerna disebut juga dengan perdarahan gastrointestinal (GI). Perdarahan gastrointestinal mungkin terjadi akibat keracunan makanan, paparan parasit, infeksi, tumor, wasir, inflamasi, atau radang usus.

Gejala perdarahan gastrointestinal biasanya muncul di tinja dengan ciri tinja berdarah, berlendir, atau menghitam. Darah mungkin juga keluar saat muntah namun tidak terlalu mudah untuk diidentifikasi.

Tingkat keparahan perdarahan gastrointestinal tergantung pada lokasi, kecepatan, dan riwayat perdarahan yang dialami. Perdarahan gastrointestinal adalah penyakit yang mengancam jiwa bila tidak segera terdeteksi dan ditangani tim medis.

Gejala Perdarahan Saluran Cerna

Gejala perdarahan gastrointestinal mungkin bersifat overt (jelas) atau occult (tersembunyi). Sebagian orang mungkin dapat mendeteksi gejala perdarahan dengan jelas seperti darah yang keluar dari rektal (anus) saat buang air besar. Sementara sebagian lainnya mungkin tidak dapat melihat gejala perdarahan karena tidak kondisinya terlalu parah.

Berikut ini gejala perdarahan gastrointestinal yang paling umum:

  • Muntah darah (darah merah atau kecokelatan seperti tekstur dan warna bubuk kopi).
  • Tinja hitam, berlendir, dan berdarah.
  • Perdarahan dari rektal yang keluar saat buang air besar.

Sementara itu, gejala perdarahan gastrointestinal occult menyebabkan:

  • Sakit kepala ringan
  • Sakit perut
  • Sesak napas
  • Nyeri dada
  • Pingsan

Gejala perdarahan gastrointestinal secara tiba-tiba namun cepat menyebabkan gejala syok, berupa:

  • Pucat
  • Denyut nadi cepat
  • Kelemahan
  • Tekanan darah menurun
  • Jumlah urine sedikit
  • Tidak sadar

Anda mungkin mengalami gejala pendarahan hebat secara tiba-tiba. Gejala mungkin berbeda antara pendarahan di saluran pencernaan atas atau pencernaan bawah.

 

Kapan Harus ke Dokter?

Perdarahan gastrointestinal adalah penyakit yang dapat menyebabkan gejala syok hipovolemik. Gejala syok sangat mengancam jiwa karena dapat menurunkan tekanan darah, kekurangan oksigen, denyut nadi lemah, hingga detak jantung meningkat.

Secara medis, syok hipovolemik adalah kondisi darurat dan harus segera mendapatkan pertolongan medis. Selain itu, Anda juga harus segera konsultasi dokter apabila Anda mengalami gejala pendarahan yang dapat dilihat saat buang air besar atau muntah darah.

Penyebab Perdarahan Saluran Cerna

Saluran pencernaan dibagi menjadi saluran pencernaan bawah dan saluran pencernaan atas. Penyebab gastrointestinal pada masing-masing saluran cerna berbeda, yaitu:

Penyebab gastrointestinal (GI) bagian atas:

  • Varises Esofagus: Varises atau pembengkakan pada vena (pembuluh darah balik) pada esofagus (kerongkongan) yang umumnya terjadi pada pasien penyakit liver serius.
  • Esofagitis: Inflamasi pada kerongkongan akibat efek samping dari penyakit asam lambung atau GERD.
  • Tukak Lambung: Luka pada lapisan lambung dan bagian atas usus kecil akibat kenaikan asam lambung.
  • Air Mata Mallory-Weiss: Robekan pada selaput lendir yang berada di antara esofagus dan lambung. Robekan itu memicu perdarahan saluran cerna atas.

Perdarahan gastrointestinal (GI) saluran atas juga mungkin terjadi akibat infeksi bakteri H. pylori pada lapisan perut.

Penyebab gastrointestinal (GI) bagian bawah:

  • Kolitis Ulseratif: Peradangan pada usus besar (kolon) akibat infeksi, parasit, keracunan makanan, wasir, atau penyakit Crohn.
  • Tumor: Tumor jinak atau kanker kerongkongan, lambung, usus besar, atau rektum (anus) dapat memicu efek samping berupa perdarahan gastrointestinal bagian bawah.
  • Polip Usus Besar: Perdarahan akibat sel yang menggumpal pada lapisan usus besar.
  • Proktitis: Peradangan pada selaput rektum.
  • Penyakit Divertikular: Peradangan pada kantung diverticulosis (kantong pada saluran pencernaan).
  • Radang Usus: Peradangan pada usus besar dan rektum.
  • Fisura Anus: Robekan pada otot sfingter (otot pencernaan) yang menyebabkan perdarahan.

Penanganan pada perdarahan di setiap organ pencernaan berbeda-beda. Dokter harus melakukan diagnosis lokasi dan penyebab perdarahan terlebih dahulu.

 

Diagnosis Perdarahan Saluran Cerna

Dokter akan bertanya seputar gejala yang Anda alami, riwayat kesehatan, dan pemeriksaan fisik terlebih dulu. Berikut ini metode pemeriksaan yang sering digunakan:

  • Tes darah, digunakan untuk memeriksa jumlah trombosit, fungsi liver, dan fungsi pembekuan darah.
  • Tes feses, digunakan untuk memastikan penyebab perdarahan.
  • Endoskopi bagian atas, menggunakan selang kecil dengan kamera kecil yang dimasukan melalui mulut untuk pemeriksaan saluran pencernaan dengan lebih jelas.
  • Kolonoskopi, memeriksa kondisi usus besar dan rektum menggunakan selang yang dilengkapi dengan kamera.
  • Endoskopi kapsul, serupa dengan prosedur endoskopi bagian atas namun media yang digunakan adalah kapsul dengan kamera.
  • Tes pencitraan, menggunakan CT scan perut untuk memastikan lokasi dan penyebab perdarahan.

Dokter mungkin menggunakan prosedur pemeriksaan lainnya seperti angiografi, enteroskopi dengan bantuan balon, sigmoidoskopi fleksibel, dan nasogastric lavage untuk mendukung diagnosis dengan tepat.

Cara Mengobati Perdarahan Saluran Cerna

Pengobatan perdarahan gastrointestinal dilakukan sesuai dengan lokasi, tingkat keparahan, dan penyebab dari perdarahan tersebut.

Berikut ini beberapa opsi pengobatan dan perawatan yang biasanya dilakukan:

  • Bila perdarahan gastrointestinal terjadi pada saluran cerna bagian atas, maka dokter akan memberikan obat penghambat pompa proton (PPI) dalam sediaan intravena (IV) infus.
  • Dokter mungkin akan memberikan obat-obatan untuk menghambat perdarahan atau pembeku darah.
  • Apabila perdarahan terjadi karena wasir, dokter akan memberikan obat topikal (salep/krim) wasir.

Selebihnya, dokter akan memberi opsi pengobatan untuk menyembuhkan penyakit utama yang menyebabkan perdarahan.

Komplikasi Perdarahan Saluran Cerna

Perdarahan gastrointestinal dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

  • Syok
  • Anemia
  • Kematian

Apabila Anda mengalami gejala perdarahan gastrointestinal, mohon segera konsultasi pada dokter agar mendapatkan perawatan terbaik sesuai kondisi medis yang mendasarinya.

Cara Mencegah Perdarahan Saluran Cerna

Cara untuk mencegah perdarahan gastrointestinal adalah dengan mengelola penyakit pencernaan yang mendasarinya. Sebagai contoh, obati penyakit lambung yang Anda miliki agar tidak memicu komplikasi berupa perdarahan gastrointestinal.

Selain itu, harap batasi penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid, alkohol, dan rokok karena itu semua dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal. Selebihnya, jaga kesehatan Anda dengan konsumsi makanan berserat, makan sayur, buah, dan rajin olahraga.

 

  1. Mayo Clinic. 2018. Gastrointestinal bleeding. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gastrointestinal-bleeding/symptoms-causes/syc-20372729. (Diakses pada 14 Agustus 2020).
  2. Saljoughian, Manouchehr, PharmD, PhD. 2009. Gastrointestinal Bleeding: An Alarming Sign. https://www.uspharmacist.com/article/gastrointestinal-bleeding-an-alarming-sign. (Diakses pada 14 Agustus 2020).
  3. Wint, Carmella. 2015. Everything You Need to Know About Gastrointestinal Bleeding. https://www.healthline.com/health/gastrointestinal-bleeding. (Diakses pada 14 Agustus 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi