Terbit: 10 November 2017 | Diperbarui: 28 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Alkoholisme ditangani paling baik oleh para profesional terlatih dalam pengobatan kecanduan alkohol dan zat terlarang. Dokter dan petugas kesehatan lainnya dengan pelatihan khusus dan pengalaman yang memadai akan mampu mengelola putus alkohol dan gangguan kesehatan dan mental terkait dengan alkoholisme.

Kecanduan Alkohol/ Alkoholisme – Perawatan Mandiri di Rumah

Terapi di rumah tanpa pengawasan oleh seorang profesional yang terlatih dapat mengancam kehidupan karena komplikasi dari sindrom putus alkohol (withdrawal syndrome). Biasanya seorang pecandu alkohol akan mulai mengalami gejala putus selama 6-8 jam setelah menghentikan konsumsi alkohol.

Ada berbagai perawatan yang tersedia untuk mengobati kecanduan alkohol. Pengelolaan yang berbasis medis adalah program detoksifikasi dan program rehabilitasi di rumah sakit yang digunakan untuk kasus alkoholisme berat dan ketergantungan yang terjadi dengan komplikasi medis dan psikiatris. Program detoksifikasi dan rehabilitasi yang digunakan untuk pasien alkoholisme dan tidak memerlukan pengawasan medis yang erat. Tujuan dari detoksifikasi adalah untuk menghentikan kecanduan alkohol dengan aman dan untuk membantu pasien dalam mengikuti program rehabilitasi (rehab). Tujuan dari program rehabilitasi adalah untuk membantu individu dengan alkoholisme mampu menerima bahwa  mereka dalam kondisi alkoholisme, dan perlu diperbaiki, mulai mengembangkan keterampilan untuk hidup selanjutnya, mendapatkan program penanganan selanjutnya. Kebanyakan program detoksifikasi berlangsung hanya beberapa hari. Kebanyakan program rehabilitasi berlangsung kurang dari dua minggu. Banyak individu dengan alkoholisme merasakan manfaat program rehabilitasi jangka panjang, program pengobatan harian, atau program rawat jalan. Program ini melibatkan pendidikan, terapi, mengatasi masalah yang berkontribusi terhadap kecanduan alkohol, mengatasi masalah yang diakibatkan kecanduan alkohol, dan keterampilan belajar untuk mengelola alkoholisme dari waktu ke waktu.

Keterampilan ini meliputi, namun tidak terbatas pada, sebagai berikut:

  • Belajar untuk mengidentifikasi dan mengelola apa yang menyebabkan keinginan untuk minum alkohol (“pemicu”)
  • Menolak tekanan sosial untuk terlibat dalam penggunaan zat
  • Mengubah kebiasaan kesehatan dan gaya hidup (misalnya, memperbaiki diet dan pola tidur, dan menghindari orang-orang, tempat, dan peristiwa yang berisiko tinggi)
  • Belajar untuk menantang pemikiran untuk minum alkohol (pikiran seperti, saya perlu minum untuk menyesuaikan diri, bersenang-senang, atau karena stres)
  • Mengembangkan sistem yang mendukung pemulihan dan belajar bagaimana untuk menjangkau bantuan dan dukungan dari orang lain (misalnya, dari para peserta program yang serupa)
  • Belajar untuk mengatasi emosi (marah, kecemasan, kebosanan, depresi) dan stres tanpa ketergantungan pada alkohol
  • Mengembangkan gaya hidup sehat, dengan tidak lagi memasukkan alkohol dalam kebiasaan
  • Mengidentifikasi dan mengelola tanda-tanda kekambuhan sebelum alkohol digunakan
  • Mengantisipasi kemungkinan kambuh dan mengatasi faktor kekambuhan yang berisiko tinggi

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi