Terbit: 23 October 2014
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Divertikulitis merupakan tipikal penyakit pencernaan yang terjadi diusus besar, dan jarang terjadi di usus kecil. Dinding usus terbagi atas kantong atau Diverticulae. Ketika diverticulae meradang akibat infeksi atau penyakit, kondisi ini disebut Divertikulitis.

Penyebab Divertikulitis

Penyebab

Penyebab terjadinya infeksi pada divertikula masih belum pasti. Infeksi mungkin terjadi jika tinja atau bakteri terperangkap di dalam divertikula.

Gejala

Gejala awalnya adalah nyeri, nyeri tumpul (biasanya pada bagian kiri bawah perut) dan demam.

Komplikasi

Peradangan pada divertikula bisa menyebabkan terjadinya hubungan abnormal (fistula) antara usus besar dan organ lain. Kebanyakan fistula terbentuk diantara kolon sigmoid dan kandung kemih. Fistula ini lebih sering terjadi pada pria, tapi bila rahim sudah diangkat, resiko terbentuknya fistula pada wanita akan meningkat. Pada fistula tertentu, isi usus, termasuk bakteri normal, masuk ke kandung kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Fistula lain dapat terjadi diantara usus besar dengan usus halus, rahim, vagina, dinding perut atau bahkan dengan paha atau dada.

Komplikasi lainnya yang mungkin terjadi adalah:

  1. peradangan di jaringan sekitarnya
  2. penyebaran peradangan ke dinding usus
  3. pecahnya dinding divertikula
  4. abses
  5. infeksi perut (peritonitis)
  6. perdarahan
  7. penyumbatan usus

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Pemeriksaan rontgen dengan barium enema dilakukan untuk memperkuat diagnosis atau untuk mengevaluasi masalah yang dapat merusak atau menembus usus yang meradang, sehingga pemeriksaan ini biasanya ditunda selama beberapa minggu.

Radang usus buntu (apendisitis) dan kanker usus besar (kanker kolon) atau kanker indung telur (kanker ovarium), paling sering dikelirukan dengan divertikulitis. Pemeriksaan CT scan atau USG dilakukan untuk memastikan masalahnya bukan radang usus buntu atau abses. Untuk menyingkirkan dugaan kanker, bisa dilakukan kolonoskopi, terutama bila terjadi perdarahan. Pembedahan eksplorasi mungkin perlu dilakukan untuk memperkuat diagnosis.

Pengobatan

Divertikulitis yang ringan bisa diobati di rumah dengan istirahat, diet makanan cair dan antibiotik per-oral (melalui mulut). Gejala biasanya menghilang dengan cepat. Setelah beberapa hari, bisa diberikan diet rendah serat dan psilium. Setelah satu bulan, bisa mulai lagi diberikan diet tinggi serat.

Penderita dengan gejala yang lebih berat, seperti nyeri perut yang terlokalisir, demam dan gejala lain dari infeksi serius atau komplikasi, umumnya dirawat di rumah sakit. Diberikan cairan infus dan antibiotik, istirahat total di tempat tidur dan tidak minum maupun makan apapun melalui mulut, sampai gejalanya menghilang.

Bila keadaannya tidak membaik, terutama bila nyeri, nyeri tekan dan demam makin meningkat, mungkin perlu dilakukan pembedahan. Hanya sekitar 20% penderita divertikulitis yang membutuhkan pembedahan karena keadaannya tidak membaik, dimana sekitar 70% mengalami nyeri dan peradangan, dan yang lainnya lagi mengalami perdarahan, fistula atau penyumbatan. Pembedahan darurat harus dilakukan pada penderita yang mengalami perforasi dan peritonitis. Bagian yang mengalami perforasi diangkat, dan dibuat saluran antara usus besar dan permukaan kulit (kolostomi).

Jika terjadi perdarahan hebat, sumbernya dapat diidentifikasi dengan melakukan pemeriksaan angiografi (menyuntikan zat warna ke dalam pembuluh darah yang memasok darah ke usus besar lalu difoto rontgen). Penyuntikan vasopresin (obat yang menyempitkan pembuluh balik) dapat mengendalikan perdarahan namun berbahaya, terutama pada usia lanjut.

Pada bebarapa kasus, perdarahan timbul lagi dalam beberapa hari, sehingga diperlukan pembedahan. Pengangkatan bagian usus yang terkena dimungkinkan hanya bila sumber perdarahannya diketahui. Jika tidak, bagian usus yang diangkat lebih banyak lagi (kolektomi subtotal). Bila tanpa pengobatan, perdarahan berhenti (atau berkurang), cara terbaik untuk menentukan penyebab perdarahan adalah dengan melakukan kolonoskopi. Pengobatan untuk fistula meliputi pengangkatan bagian usus besar dimana fistula dimulai dan menyatukan kembali ujung-ujungnya.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi