Diare wisatawan adalah penyakit diare yang dialami oleh wisatawan akibat makan dan minum sesuatu yang terkontaminasi bakteri E.coli di lokasi wisata mereka. Ketahui apa itu diare wisatawan, gejala, penyebab, dan cara mengatasinya.
Apa Itu Diare Wisatawan?
Diare wisatawan adalah gangguan saluran pencernaan atau diare umum yang terjadi pada wisatawan saat mengunjungi wilayah tertentu. Wisatawan tersebut mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri E.coli.
Diare wisatawan atau traveler’s diarrhea mungkin juga terjadi saat Anda mengunjungi area dengan praktek sanitasi dan iklim berbeda dari tempat tinggal Anda. Kondisi ini mungkin juga terjadi saat Anda berwisata ke tempat yang menyajikan makanan lebih pedas, lebih asam, lebih berbumbu, atau jenis makanan yang berbeda dari yang biasa Anda makan.
Gejala Diare Wisatawan
Gejala traveler’s diarrhea sama seperti gejala diare pada umumnya. Kebanyakan gejala tidak parah dan hanya berlangsung dalam 1-3 hari (paling lama 1 minggu) dan akan sembuh sepenuhnya.
Berikut ini gejala diare wisatawan yang paling umum:
- Kram perut.
- Sakit perut.
- Feses lebih cair dari biasanya.
- Buang air besar lebih dari 3 kali sehari.
- Tidak bisa menahan buang air besar dan gejalanya muncul mendadak.
- Merasa lemah (malaise).
- Perut kembung.
- Tidak napsu makan.
Gejala diare yang lebih parah, termasuk:
- Diare diikuti dengan demam tinggi lebih dari 39ºC.
- Nyeri perut parah atau melilit hebat.
- Tinja berdarah.
- Rektum juga nyeri.
- Dehidrasi.
Gejala traveler’s diarrhea pada anak yang cukup serius, termasuk:
- Buang air besar dengan feses cair, lebih dari 3 kali sehari, dan gejala yang parah.
- Tinja berdarah.
- Mulut kering.
- Dehidrasi.
- Mual dan muntah berkelanjutan.
- Menangis namun tidak keluar air mata.
- Mudah mengantuk dan tidak responsif.
- Urine berkurang dari biasanya.
- Demam tinggi lebih dari 39ºC.
Beberapa wisatawan mungkin akan mengalami episode traveler’s diarrhea bila ia mengunjungi lebih dari 1 wilayah dengan menu makanan dan praktek sanitasi berbeda dari tempatnya berasal. Bisa dikatakan bahwa wisatawan tersebut tidak cocok dengan menu makanan atau cara pengolahan makanan tersebut.
Kapan Harus ke Dokter?
Umumnya, gejala diare tidak parah dan dapat sembuh dengan perawatan sederhana. Anda mungkin tidak perlu berobat ke rumah sakit kecuali gejalanya cukup parah.
Segera hubungi dokter bila Anda mengalami demam tinggi, dehidrasi, dan nyeri perut yang tidak tertahankan. Diare yang berlangsung lebih lama dicurigai terjadi akibat organisme selain bakteri E.coli biasa yang mungkin lebih berbahaya.
Penyebab Diare Wisatawan
Sebagai contoh, wisatawan dari Amerika datang ke Indonesia dan mencicipi makanan lokal yang cenderung lebih pedas. Wisatawan tersebut bisa mengalami traveler’s diarrhea karena saluran pencernaannya tidak dapat mentoleransi rasa pedas atau semacamnya.
Berikut ini beberapa penyebab traveler’s diarrhea:
- Wisatawan mengonsumsi makanan atau minuman apa pun yang terkontaminasi bakteri E.coli.
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang diolah dengan praktek sanitasi yang buruk.
- Terpapar bakteri, virus, dan parasit lainnya dari makanan dan menyebabkan diare.
- Perubahan pola makan.
- Mengonsumsi jenis makanan yang berbeda dari biasanya.
Orang lain yang mengonsumsi makanan yang sama tidak mengalami diare karena tubuhnya sudah mengembangkan sistem kekebalan tubuh terhadap bakteri penyebab diare atau sudah terbiasa dengan jenis makanan tersebut.
Faktor Risiko Diare Wisatawan
Seseorang mungkin mengalami traveler’s diarrhea saat mengunjungi beberapa destinasi yang berisiko tinggi untuk diare pada wisatawan, termasuk area:
- Afrika
- Afrika Selatan
- Asia
- Mexico
- Amerika Tengah
- Amerika Selatan
- Eropa Timur
- Kepulauan Karibia
Tergantung pada di tempat seperti apa dan apa yang Anda makan. Sebagian orang lebih rentan mengalami traveler’s diarrhea bila memiliki kondisi sebagai berikut:
- Orang dengan sistem imun lemah.
- Remaja atau dewasa muda yang cenderung lebih berani untuk makan apa saja dan di mana saja.
- Penderita diabetes.
- Pasien penyakit radang usus dan sirosis hati yang rentan mengalami infeksi pencernaan.
- Orang dengan penyakit asam lambung.
- Wisatawan yang berwisata di musim tertentu di mana risiko diare tinggi, misalnya musim panas di Asia Selatan.
Diagnosis Diare Wisatawan
Anda dapat mengenali ciri-ciri diare dengan mudah, yaitu bila frekuensi buang air besar lebih sering dan feses lebih cair. Anda mungkin tidak perlu melakukan diagnosis dengan dokter.
Bila gejala diare lebih parah, dokter akan melakukan diagnosis dengan bertanya makanan apa saja yang Anda makan dan di mana Anda menikmatinya. Bila perlu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengecek suhu badan dan tekanan pada perut.
Dokter mungkin akan mengambil sampel feses untuk memastikan bakteri apa yang menyebabkan diare parah tersebut. Anda juga akan melakukan tes darah dan dokter juga akan memastikan Anda tidak dehidrasi.
Cara Mengatasi Diare Wisatawan
Tergantung tingkat keparahan gejala. Sebagian besar gejala diare ringan bisa diatasi dengan perawatan sederhana atau penggunaan obat bebas untuk diare.
Ketahui bagaimana cara mengatasi traveler’s diarrhea, sebagai berikut:
1. Perawatan Sederhana
Anda harus beristirahat dan sebaiknya jangan bepergian karena akan merepotkan untuk menahan gejala diare di luar rumah. Pastikan Anda tidak konsumsi makanan atau minuman yang mungkin menyebabkan diare lagi.
Anda juga dilarang untuk konsumsi:
- Kafein.
- Produk olahan susu.
- Alkohol.
- Makanan pedas.
Anda harus konsumsi jenis makanan dan minuman sebagai berikut:
- Minum air putih agar tidak dehidrasi.
- Makan apel yang lembut.
- Minum minuman ion atau minuman olahraga untuk mencegah dehidrasi.
- Kentang rebus.
- Minum jus buah.
- Nasi putih hangat.
- Bubur hangat.
- Biskuit dan pasta tawar.
Anda tidak boleh makan atau jajan sembarangan. Anda bisa kembali makan makanan biasa bila gejala diare sudah sembuh.
2. Obat Bebas
Anda bisa meredakan diare dengan menggunakan obat diare yang dijual umum dan aman digunakan tanpa resep dokter. Obat diare biasanya mengandung bahan aktif Bismuth Subsalicylate. Tanyakan pada apoteker untuk obat diare yang tepat.
3. Antibiotik
Bila gejala diare yang lebih serius, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik. Antibiotik seperti azithromycin dapat meredakan gejala diare disertai demam atau tinja berdarah.
Apabila traveler’s diarrhea terjadi pada anak-anak, wanita hamil, atau ibu menyusui, maka sebaiknya hubungi dokter untuk mengurangi risiko terburuk. Golongan tersebut juga tidak disarankan untuk minum obat bebas tanpa resep dokter.
Komplikasi Diare Wisatawan
Traveler’s diarrhea yang menyebabkan gejala dehidrasi dapat menyebabkan komplikasi serius. Dehidrasi akan menyebabkan mulut kering, tidak ada produksi urine, rasa haus ekstrum, dan kelamahan yang cukup parah.
Cara Mencegah Diare Wisatawan
Sebelum mengunjungi suatu wilayah baru, kenali makanan di wilayah tersebut. Terutama bila Anda rentang mengalami gangguan pencernaan atau memiliki sistem imun yang tidak cukup kuat.
Berikut ini beberapa tips mencegah diare wisatawan:
- Selalu bawa obat diare dalam kotak emergensi wisata Anda.
- Hindari makan di tempat dengan sanitasi buruk atau tempat pengelolaan makanan yang cenderung kurang bersih.
- Ketahui mana makanan yang aman dan tidak untuk Anda.
Sebagian besar para wisatawan pasti ingin berwisata kuliner saat mengunjungi satu tempat baru. Anda bisa melakukannya, namun tetap berhati-hati agar tidak terkena diare.
- Gotter, Ana. 2019. Traveler’s Diarrhea: What You Should Know. https://www.healthline.com/health/travelers-diarrhea. (Diakses pada 16 Desember 2020).
- Mayo Clinic. 2019. Traveler’s diarrhea. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/travelers-diarrhea/symptoms-causes/syc-20352182. (Diakses pada 16 Desember 2020).
- WebMD. 2019. Traveler’s Diarrhea. https://www.webmd.com/digestive-disorders/travelers-diarrhea#1. (Diakses pada 16 Desember 2020).