Terbit: 30 January 2020
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Tinea pedis atau kutu air adalah salah satu penyakit yang sangat sering dialami oleh ibu rumah tangga. Umumnya, penyakit ini sering sekali menyerang jari-jari kaki  yang sering terkena air saat mencuci, khususnya saat mencuci baju. Meskipun memiliki nama kutu, penyakit yang satu ini justru disebabkan oleh jamur yang menginfeksi kulit, khususnya di bagian kaki.

Penyakit Kutu Air (Tinea Pedis) – Penyebab, Gejala, Diagnosis, & Pengobatan

Apa Itu Kutu Air?

Kutu air adalah infeksi jamur yang sering muncul di antara jari kaki. Penyakit yang juga disebut kaki atlet ini sering dialami oleh orang karena kakinya sering berkeringat akibat memakai sepatu dan menyerang kaki karena sering bersentuhan dengan air.

Ciri-ciri kutu air seperti ruam bersisik yang terasa gatal, menyakitkan dan panas seperti terbakar. Kutu air bisa menular melalui lantai, handuk, atau pakaian yang tercemar.

Penyakit ini yang diakibatkan infeksi jamur juga terkait dengan kurap. Cara mengobati kutu air bisa diatasi dengan obat antijamur yang tersedia di apotek, namun infeksi kemungkinan sering kambuh. Selain itu, bisa  juga diobati dengan obat resep dari dokter.

Penyebab Kutu Air

Seperti yang telah diceritakan di atas, penyakit ini  disebabkan oleh berbagai jenis jamur, akan tetapi yang paling sering adalah dermatophytes. Berikut ini beberapa pemicu munculnya jamur, yang menjadi penyebab kutu air:

1. Penggunaan sepatu dan kaus kaki

Sepatu dan kaus kaki membuat kondisi kaki hangat dan lembap yang memicu pertumbuhan jamur dengan cepat.

Sepatu yang memiliki bahan atau lapisan tebal dan kencang lebih mungkin menjadi penyebabnya karena jari kaki yang cenderung rapat, membuat kondisi ideal bagi jamur untuk berkembang.

Memakai sepatu berbahan plastik, yang paling hangat dan melembapkan kaki, lebih cenderung menyebabkan kutu air daripada sepatu yang terbuat dari bahan lain, seperti kulit atau kanvas.

2. Penularan

Kutu air menular dan dapat menyebar dan tumbuh subur melalui kontak dengan orang yang terinfeksi jamur, seperti dari kulit ke kulit. Sementara kontak tidak langsung berasal permukaan yang tercemar penderitanya, seperti lantai (tanpa alas kaki), keset, kaus kaki, sepatu, pakaian, handuk, dan seprei.

3. Tempat umum

Tempat umum seperti area kolam renang, tempat gym, kamar mandi umum, dan ruang ganti, adalah tempat yang mendukung perkembangan bagi jamur kaki atlet, jenis jamur trichophyton. Jamur ini tidak berbahaya jika kulit kering dan bersih. Namun, dalam kondisi lembap dan hangat, jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat.

4. Kekebalan tubuh

Orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga menjadi penyebab penyakit ini muncul daripada orang yang memiliki kekebalan tubuh yang kuat.

Gejala Kutu Air

Selain menimbulkan ruam yang terasa gatal, berikut ciri-ciri kutu air lainnya yang dapat dikenali:

  1. Terasa terbakar yang menyakitkan di antara jari-jari kaki atau telapak kaki
  2. Lecet di kaki yang terasa gatal
  3. Kulit kering sisi kaki
  4. Kulit pecah-pecah dan terkelupas, biasanya di antara jari-jari kaki dan telapak kaki
  5. Kuku kaki berubah warna, tebal, dan rapuh
  6. Kuku kaki terkelupas

Jika gejalanya tidak segera diobati, risiko infeksi akan menyebar dari ujung jari ke jari kaki. Ruam bisa timbul di sisi dan bagian bawah kaki. Meski jarang terjadi, penyakit kutu air dapat menyebar ke tangan, ini dikenal sebagai tinea manuum. 

Diagnosis Kutu Air

Kutu air dapat didiagnosis dengan cara mengamati ciri-ciri yang khas. Tetapai dokter mungkin akan mengesampingkan kondisi lain, seperti dermatitis, psoriasis, atau infeksi kulit yang ringan.

Tes yang paling umum dikenal sebagai lesi kulit kalium hidroksida. Dalam tes ini, dokter mengambil sampel jaringan yang terinfeksi dan menaruhnya dalam kalium hidroksida (KOH). Kalium hidroksida akan menghancurkan sel manusia, hanya menyisakan sel jamur. Tes ini dapat dilihat menggunakan mikroskop.

Cara Mengobati Kutu Air secara Alami

Penyakit ini bisa diobati dengan bahan alami, yang mampu membantu menghentikan perkembangan jamur, berikut di antaranya:

1. Bawang putih

Beberapa penelitian telah menemukan bawang putih efektif menangkal beberapa jamur dan bakteri.

Sebuah studi dalam Journal of Applied Microbiology, menyatakan bahwa bawang putih segar dapat membunuh atau menghentikan pertumbuhan Candida, jamur yang sering menginfeksi kulit.

Cara mengobati kutu air dengan bawang putih cukup mudah. Merendam kaki dengan campuran bawang putih segar yang telah ditumbuk dan air hangat adalah salah satu pengobatan rumahan.

Cara membuatnya: Hancurkan tiga sampai empat siung bawang putih dan aduk ke dalam bak berisi air hangat. Kemudian rendam kaki selama 30 menit. Lakukanlah cara ini dua kali sehari selama  satu minggu hingga penyakit kutu air hilang.

2. Baking soda

Baking soda adalah salah satu bahan yang biasa digunakan untuk membuat kue. Meski begitu, baking soda juga bisa menjadi cara mengobati kutu air yang efektif.

Sebuah studi dalam Mycopathologia menemukan bahwa natrium bikarbonat nama lain dari baking soda, memang memiliki kemampuan antijamur ketika digunakan pada kulit.

Rendamlah kaki yang terkena kutu air dalam bak air hangat yang telah dicampur sekitar setengah cangkir baking soda. Rendam kaki selama 15 hingga 20 menit. Kemudian keringkan dengan seksama. Lakukanlah cara ini dua kali sehari.

3. Tea tree oil

Studi menunjukkan bahwa tea tree oil dapat membantu membasmi jamur, berkat kandungan antibakteri dan antijamur di dalamnya.

Sementara studi lain menemukan bahwa tea tree oil lebih efektif menghilangkan jamur daripada beberapa antijamur lainnya yang telah diuji.

Namun Anda harus berhati-hati ketika menggunakan tea tree oil karena dapat mengiritasi kulit. Bagi beberapa orang mungkin perlu berhenti menggunakan tea tree oil karena ruam dan iritasi.

Gunakanlah tea tree oil dengan minyak pembawa seperti minyak kelapa atau minyak zaitun. Campuran tersebut oleskan pada kaki yang terkena penyakit kutu air

Perlu digaris bawahi, bahwa tea tree oil murni tidak boleh digunakan pada kulit Anda.

4. Hidrogen peroksida dengan yodium

Peroksida dan yodium sering digunakan untuk mensterilkan luka untuk membunuh kuman di kulit.

Sebuah penelitian menemukan bahwa peroksida yang digabungkan yodium lebih efektif membunuh berbagai jenis jamur secara  efektif, daripada menggunakannya secara terpisah.

Cara mengobati kutu air ini kurang lebih sama dengan cara yang di atas. Campurkan larutan yodium dan hidrogen peroksida ke dalam bak atau semangkuk air hangat dan aduk hingga larut. Rendam kaki ke dalam bak campuran tersebut, atau celupkan kapas pada campuran dengan mengoleskannya pada kulit yang terkena kutu air.

Jangan menggunakan yodium pada kulit tanpa mengencerkannya, karena dapat merusak kulit. Sementara peroksida pada kulit dapat menyakitkan jika kulit rusak atau teriritasi, dan dapat memutihkan rambut dan kain. Begitu pun yodium, juga dapat menyebabkan noda.

5. Pengering rambut dan bedak talek

Mengilangkan kelembapan pada kaki atau jari-jari kaki dapat membantu mencegah perkembangan jamur.

Menghilangkan kelembapan kaki dapat dilakukan dengan mengeringkannya secara menyeluruh menggunakan pengering rambut (hair dryer) setelah mandi.

Setelah kaki kering, taburkan dengan bedak talek  untuk membantu menyerap keringat.

Selain cara mengobati kutu air dengan pengering rambut dan bedak, menggunakan kaus kaki khusus yang menyerap kelembapan kulit dapat membantu menjaga kaki tetap kering.

Ingat! Rajinlah mengganti kaus kaki setidaknya sekali sehari saat kaki terasa berkeringat atau lembap juga membantu. Atau, ketika cuaca lebih hangat, pakailah  sepatu atau sandal terbuka untuk meningkatkan aliran udara pada kaki.

Cara Mengobati Kutu Air secara Medis

Jika menggunakan pengobatan alami di atas namun kutu  air tidak kunjung hilang lebih dari dua minggu, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat.

Dokter mungkin akan meresepkan krim atau obat-obatan antijamur jika infeksi tidak mempan terhadap pengobatan alami.

Biasanya obat oles dapat dibeli di apotek. Apoteker dapat menyarankan salah satu dari obat antijamur berikut:

  • Klotrimazol
  • Ekonazol
  • Ketoconazole
  • Mikonazol
  • Terbinafine
  • Sulconazole

Sementara obat oral mungkin diresepkan oleh dokter, tergantung gejalanya yang parah, atau jika obat oles  tidak mempan, obat yang dapat diminum di antaranya griseofulvin, itrakonazol, dan terbinafine.

 

  1. Cob, Cynthia. 2018. Athlete’s Foot (Tinea Pedis). https://www.healthline.com/health/athletes-foot#symptoms (Diakses pada 21 Agustus 2019).
  2. Mayo Clinic Staff. 2019. Diseases & Conditions. Athlete’s foot. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/athletes-foot/symptoms-causes/syc-20353841 (Diakses pada 21 Agustus 2019).
  3. Tim Newman. 2017. Everything you need to know about athlete’s foot. https://www.medicalnewstoday.com/articles/261244.php (Diakses pada 21 Agustus 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi