Terbit: 27 August 2019 | Diperbarui: 29 August 2023
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Patricia Aulia

Menjaga kesehatan vagina adalah hal yang wajib dilakukan oleh wanita. Jika vagina mengalami gangguan, seperti kista atau benjolan, maka dapat mengganggu kesuburan. Kenali penyebab benjolan di sekitar vagina beserta pengobatannya di bawah ini.

11 Penyebab Benjolan di Vagina dan Cara Mengatasinya

Penyebab Benjolan di Vagina

Salah satu masalah yang harus diwaspadai oleh wanita adalah benjolan di vagina. Lantas, apa yang menyebabkan benjolan pada vagina? Benjolan yang tumbuh di sekitar vagina dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor.

Beberapa penyebab benjolan di vagina di antaranya: sumbatan kelenjar, infeksi, kongenital atau tumor. Sementara itu, benjolan yang paling sering terjadi pada organ intim wanita ini adalah kista Bartholin.

Kelenjar Bartholin berukuran kecil dan pada keadaan normal, biasanya tidak terlihat dan tidak teraba. Pada keadaan tertentu seperti infeksi kronis, terbentuklah kista Bartholin yang ditandai dengan adanya benjolan dengan perabaan lunak pada bibir kemaluan, biasanya tidak disertai dengan adanya nyeri

Gangguan pada kelenjar Bartholin yang sering terjadi adalah kista Bartholin dan abses Bartholin, di mana kedua hal ini merupakan penyebab tersering terjadinya benjolan pada vagina dan biasanya hanya mengenai salah satu kelenjar.

Kista Bartholin terjadi akibat adanya sumbatan pada saluran keluar kelenjar Bartholin, sehingga kelenjar membengkak dan membentuk kista. Kista Bartholin yang menyebabkan benjolan di vagina pada umumnya tidak nyeri, adanya nyeri dapat menunjukan bahwa ukuran kista sudah semakin membesar dan terjadi infeksi.

Sedangkan abses Bartholin terbentuk ketika kista Bartholin mengalami infeksi bakteri seperti Chlamydia, Gonorrhea, dan Escherichia coli. Pada abses Bartholin, dapat ditemukan benjolan kemerahan pada bibir vagina, disertai dengan rasa nyeri terutama saat berhubungan seksual dan rasa tidak nyaman saat posisi duduk. Gejala demam juga dapat menyertai kondisi ini.

Pada abses Bartholin memiliki gejala seperti nyeri, kemerahan pada daerah sekitar vagina, terasa adanya gumpalan pada lubang vagina, tidak nyaman saat berjalan atau duduk, nyeri saat berhubungan seksual, hingga menimbulkan demam.

Penyebab Benjolan di Vagina Lainnya

Selain beberapa penyebab di atas, penyebab benjolan pada vagina lainnya yang harus Anda ketahui, berikut di antaranya:

1. Bisul

Benjolan di vagina yang ditemukan bisa juga terjadi karena bisul atau dalam dunia medis dikenal sebagai furunkel adalah peradangan folikel rambut dan jaringan sekitarnya. Furunkel biasanya disebabkan karena infeksi bakteri dan ditandai dengan benjolan kemerahan, terkadang berisi nanah pada sekitar kemaluan.

2. Varises di Area Vagina

Varises adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah balik/vena di sekitar bibir vagina mengalami pembengkakan. Benjolan di bibir vagina ini biasa terjadi pada sekitar 10% pada wanita yang sedang hamil atau mengalami masa menopause.

Gejala varises vagina ini berupa benjolan pada vagina berwarna kebiruan akibat pembuluh darah membengkak di sekitar labia minora dan majora. Anda mungkin tidak mengalami rasa sakit, tapi terkadang akan merasa mengganjal, menyebabkan gatal, atau bahkan adanya pendarahan.

3. Herpes Genital

Herpes genital biasanya ditandai dengan adanya benjolan di bibir vagina atau lenting-lenting berisi air yang bergerombol pada bibir vagina dan sekitarnya. Herpes genital biasanya disertai dengan rasa panas dan nyeri, dan keadaan ini dapat berulang kembali.

4. Kutil Kelamin

Kutil kelamin atau dalam bahasa medis dikenal sebagai Condyloma acuminata, disebabkan oleh virus human papilloma genital (HPV).

Gejala klinis dari penyakit ini adalah adanya benjolan berwarna seperti kulit di sekitar kelamin dan anus, yang dapat membesar dan berbentuk seperti kembang kol. Pada umumnya benjolan di vagina ini tidak terasa nyeri, kecuali apabila terjadi luka dan infeksi sekunder dari bakteri.

5. Sifilis

Sifilis adalah infeksi bakteri yang biasanya menyebar melalui kontak seksual. Penyakit ini dimulai sebagai benjolan atau luka yang tidak menyakitkan – biasanya pada alat kelamin, dubur atau mulut Anda. Sifilis menyebar dari orang ke orang melalui kulit atau kontak selaput lendir dengan luka ini.

Setelah infeksi awal, bakteri sifilis dapat menetap di dalam tubuh Anda selama beberapa dekade sebelum menjadi aktif kembali. Sifilis dini dapat disembuhkan, terkadang dengan suntikan penisilin tunggal. Tanpa pengobatan, sifilis dapat sangat merusak jantung, otak, atau organ-organ lain, dan dapat mengancam jiwa, atau ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.

Baca Juga: Sifilis: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

6. Molluscum Contagiosum

Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada kulit yang menghasilkan benjolan di vagina yang berukuran kecil yang bundar, kencang, dan tidak nyeri. Yang dimana jika benjolan tergores atau terluka, infeksi dapat menyebar ke kulit di sekitarnya. Moluskum kontagiosum juga menyebar melalui kontak kulit atau benda yang telah terinfeksi.

Penyakit ini paling umum terjadi pada anak-anak, namun dapat muncul pada orang dewasa juga terutama mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang normal, moluskum kontagiosum biasanya tertular akibat penyakit kelamin yang dianggap sebagai infeksi menular seksual.

7. Vulvovaginitis

Vulvovaginitis merupakan peradangan pada vulva dan vagina yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur maupun dari infeksi menular seksual lainnya seperti trichomonasis. Gejalanya berupa benjolan di bibir vagina atau vulva, yang kemerahan, terasa nyeri, gatal dan panas.

Kondisi tersebut dapat diobati dengan menjaga kebersihan daerah kewanitaan Anda dan dengan pemberian antijamur atau antibiotik baik secara oral maupun topikal bila memungkinkan, tergantung dari penyebab yang menginfeksinya.

8. Kanker

Benjolan di vagina lainnya yang dapat terjadi adalah kanker. Baik kanker vulva atau kanker vagina meskipun jarang terjadi, dapat menjadi masalah yang serius apabila tidak dideteksi dan ditangani sedini mungkin. Berikut gejala yang mungkin terjadi:

  • Terdapat benjolan yang disertai rasa sakit pada daerah vagina dan vulva, yang dimana tidak menghilang setelah beberapa minggu pengobatan.
  • Warna kulit di sekitar kanker menjadi lebih gelap atau terang dibandingkan dengan kulit yang sehat di sekitarnya
  • Terdapat penebalan kulit di area kanker
  • Terasa seperti terbakar dan gatal
  • Terkadang disertai perdarahan yang keluar dari lubang vagina

9. Fordyce Spot

Fordyce spot terbentuk dari kelenjar sebasea (minyak), yang merupakan suatu benjolan putih-kekuningan yang biasa muncul pada bagian dalam vulva. Benjolan di dalam vagina ini cenderung muncul pada saat pubertas dan dapat meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Fordyce spot tidak bergejala dan tidak berbahaya.

10. Ingrown Hair

Kegiatan seperti waxing, mencukur atau pencabutan rambut pubis dapat meningkatkan risiko terjadinya ingrown hair. Rambut yang tumbuh ke dalam ini merupakan benjolan kecil, bulat, gatal dan disertai dengan rasa nyeri. Benjolan di bibir vagina ini kadang dapat terinfeksi sehingga dapat menjadi nanah. 

11. Linchen Sclerosus

Linchen Sclerosus adalah suatu kondisi kulit yang tidak biasa dan sering mengenai wanita yang telah menopause. Penyakit ini sering muncul pada daerah vulva atau bahkan sampai ke daerah anus. Gejalanya dapat berupa rasa gatal, penipisan kulit, terdapat perdarahan, memar pada daerah tersebut, rasa nyeri saat berkemih atau saat melakukan hubungan seks.

Baca Juga: Kutil Kelamin: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dan Pengobatan

Penanganan Benjolan di Vagina

Pengobatan untuk benjolan atau kista pada vagina harus diarahkan oleh dokter. Meskipun ini adalah pilihan pengobatan yang bisa Anda lakukan di rumah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu.

Jangan mencoba mengeluarkan atau memencet benjolan atau kista karena dapat menyebabkan infeksi. Anda mungkin ingin menghilangkan benjolan vagina sendiri, tetapi dokter akan memilih dan menentukan pengobatan terbaik. Berikut ini beberapa pengobatan untuk benjolan vagina, antara lain:

  • Terapi air hangat. Saat melakukan terapi ini, duduklah di dalam bak mandi air hangat beberapa kali sehari. Terapi ini dapat memberikan kenyamanan dan mempercepat penyembuhan.
  • Antibiotik. Jika benjolan vagina Anda terinfeksi atau jika hasil tes menunjukkan adanya infeksi menular seksual (IMS), dokter mungkin akan meresepkan obat antibiotik.
  • Surgical drain. Selama prosedur ini, sebuah selang kecil yang disebut kateter akan dimasukkan ke dalam benjolan atau kista untuk mengalirkan cairan. Metode ini biasanya dibiarkan selama beberapa minggu.
  • Marsupialization. Benjolan atau kista vagina dibuka dan dikeringkan melaluioperasi. Kemudian, dokter bedah akan menjahit tepi dinding kista untuk membentuk kantong terbuka permanen atau “kantong” untuk drainase terus-menerus.

Seiring pengobatan, terapkan pola makan sehat untuk membantu mempercepat pemulihan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Teman Sehat!

 

  1. Anonim. 2022. Vaginal Cysts. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23452-vaginal-cysts (Diakses pada 29 Agustus 2023)
  2. Fletcher, Jenna. 2023. Everything you need to know about vaginal cysts. https://www.medicalnewstoday.com/articles/316796 (Diakses pada 29 Agustus 2023)
  3. Nall, Rachel. 2018. What to do about vaginal cysts, sores, and bumps. https://www.medicalnewstoday.com/articles/322782 (Diakses pada 29 Agustus 2023)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi