Penyakit jantung adalah salah satu penyakit yang kasusnya terbilang umum. Bahkan, penyakit ini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Simak lebih lanjut mengenai penyakit ini agar Anda semakin waspada!
Apa Itu Penyakit Jantung?
Penyakit jantung adalah segala jenis penyakit yang terjadi pada organ pemompa darah tersebut.
Adapun jenis-jenis penyakit jantung meliputi:
- Penyakit jantung koroner (PJK)
- Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau kelainan jantung bawaan
- Gangguan irama jantung (Aritmia)
- Gangguan otot jantung (Kardiomiopati)
- Gangguan katup jantung
- Infeksi jantung
Dari semua jenis penyakit tersebut, penyakit jantung koroner (PJK) adalah jenis sakit jantung dengan kasus terbanyak khususnya di Indonesia. Melansir dari laman Kemenkes RI, PJK menjadi penyebab kematian terbesar kedua di bumi pertiwi dengan persentase sebanyak 12,9 persen (nomor satu ditempati stroke).
Sementara data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 menunjukkan bahwa sekitar 17,5 juta dari total 56,5 kasus kematian di seluruh dunia diakibatkan oleh penyakit kardiovaskular, termasuk sakit jantung. Mirisnya, sebagian besar kasus terjadi di negara-negara berkembang.
Penyebab Penyakit Jantung
Bukan tanpa alasan mengapa organ jantung bisa terserang penyakit. Ada sejumlah kondisi yang menyebabkan jantung mengalami gangguan fungsi.
Penyebab penyakit jantung ada berbagai macam, tergantung dari jenis penyakit jantung yang dialami. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner adalah jenis penyakit jantung yang paling banyak dialami.
Penyebab sakit jantung koroner yakni pembuluh darah arteri yang menuju jantung mengalami penyumbatan akibat tumpukan plak yang dihasilkan oleh kolesterol ‘jahat’.
Akibat adanya plak, suplai darah dari dan menuju jantung tidak berjalan lancar. Hal ini lama-kelamaan dapat mengganggu kerja otot jantung dalam memompa darah untuk dialirkan ke seluruh tubuh.
Saat otot jantung tak lagi mampu memompa darah dengan baik, organ ini bisa saja tiba-tiba berhenti berdetak. Jika sudah begitu, nyawa pun jadi taruhannya.
2. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Jenis penyakit jantung lainnya yakni Patent Ductus Arteriosus (PDA). PDA adalah sakit jantung bawaan yang terjadi pada bayi yang lahir secara prematur.
Penyakit jantung yang satu ini terjadi ketika pembuluh darah temporer bernama ductus arteriosus pada bayi tidak menutup pasca bayi tersebut dilahirkan.
Belum diketahui secara pasti apa penyebab PDA ini, namun sejumlah faktor diduga kuat menjadi pemicunya yaitu:
- Kelahiran prematur, Patent Ductus Arteriosus rentan dialami oleh bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur).
- Keturunan (genetik), Patent Ductus Arteriosus rentan dialami oleh bayi yang orang tua atau anggota keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit jantung maupun sejumlah kondisi lainnya seperti down syndrome.
- Infeksi Rubella, Patent Ductus Arteriosus rentan dialami oleh bayi apabila sang ibu terinfeksi virus Rubella selama kehamilan. Ini dikarenakan virus Rubella dapat menyebar melalui plasenta untuk kemudian merusak pembuluh darah dan organ tubuh termasuk jantung.
- Lahir di dataran tinggi, Patent Ductus Arteriosus rentan dialami oleh bayi yang lahir di dataran tinggi (sekitar 3048 mdpl).
- Perempuan, Patent Ductus Arteriosus rentan dialami oleh bayi perempuan ketimbang bayi laki-laki.
3. Gangguan Irama Jantung (Aritmia)
Jenis sakit jantung lainnya yang juga umum terjadi adalah aritmia atau gangguan irama jantung.
Seperti namanya, aritmia adalah kondisi ketika jantung berdetak secara tidak beraturan. Penyebab penyakit jantung aritmia ini adalah:
- Penyakit jantung kongenital (jantung bawaan lahir)
- Penyakit jantung koroner
- Penyakit katup jantung
- Aterosklerosis
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Diabetes
- Stres
- Kebiasaan merokok
- Mengonsumsi alkohol dan kafein
- Penggunaan obat-obatan terlarang
Aritmia sendiri terbagi menjadi beberapa kategori, yaitu:
- Takikardia, yakni irama jantung sangat cepat
- Bradikardia, yakni irama jantung sangat lambat
- Fibrilasi, yakni irama jantung tak beraturan (bisa cepat atau lambat)
4. Gangguan Otot Jantung (Kardiomiopati)
Kardiomiopati adalah penyakit jantung di mana terjadi penebalan atau pembesaran otot jantung sehingga mengganggu fungsinya untuk memompa darah.
Penyebab sakit jantung kardiomiopati tergantung dari tipe penyakit jantung yang satu ini:
- Dilated cardiomyopathy, adalah tipe kardiomiopati yang penyebabnya adalah kurangnya aliran darah menuju jantung (jantung iskemik) akibat beberapa faktor seperti infeksi, paparan racun, atau penggunaan obat-obatan. Faktor keturunan (genetik) juga tak luput dari penyebab dilated cardiomyopathy ini.
- Kardiomiopati hipertropik, adalah tipe kardiomiopati di mana otot jantung mengalami penebalan. Faktor keturunan (genetik) adalah penyebab utama dari kardiomiopati hipertropik.
- Restrictive cardiomyopathy, adalah tipe kardiomiopati di mana otot jantung menjadi keras. Belum dapat dipastikan apa yang menjadi penyebab kardiomiopati yang satu ini, namun sejumlah kondisi seperti hemokromatosis dan amyloidosis diduga menjadi faktor pencetusnya.
5. Gangguan Katup Jantung
Gangguan katup jantung terjadi ketika organ tersebut mengalami kebocoran (regurgitasi atau insufisiensi) maupun terjadi penyempitan (stenosis).
Jenis gangguan jantung lainnya yakni gangguan katup jantung umumnya disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut ini:
- Rematik
- Infeksi endokarditis
- Kerusakan jaringan ikat
6. Infeksi Jantung
Sama seperti organ tubuh lainnya, jantung juga tak lepas dari risiko infeksi yang disebabkan oleh bakteri hingga virus.
Infeksi yang terjadi pada jantung bisa terjadi di otot jantung (miokardium), lapisan dalam jantung (endokardium), atau membran pelapis jantung (perikardium).
Ada beberapa kondisi yang menyebabkan infeksi pada jantung, seperti:
- Penyakit ginjal
- AIDS
- Lupus
- Cedera jantung
Selain itu, penyakit jantung juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor risiko. Faktor risiko penyakit jantung ini meliputi:
- Usia, seiring bertambahnya usia kesehatan dan fungsi jantung akan mengalami penurunan yang berakibat pada semakin meningkatnya risiko penyakit jantung.
- Jenis kelamin, pria lebih berisiko terserang sakit jantung ketimbang wanita. Akan tetapi, risiko wanita mengalami penyakit ini meningkat pascamenopause.
- Riwayat keluarga, orang yang memiliki anggota keluarga dengan riwayat sakit jantung lebih berisiko untuk mengalami penyakit sejenis.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi), tingginya tekanan darah berakibat pada menyempitnya pembuluh darah arteri.
- Kolesterol tinggi, kadar kolesterol ‘jahat’ yang terlalu tinggi dapat menyebabkan timbulnya plak pada pembuluh darah sehingga menyebabkan aliran darah dari dan menuju jantung terhambat (aterosklerosis).
- Pola makan salah, mengonsumsi makanan mengandung lemak, gula, dan garam meningkatkan risiko sakit jantung.
- Rokok, kandungan zat pada rokok yakni nikotin berdampak pada penyempitan pembuluh darah.
- Terapi kanker, menjalani terapi kanker mulai dari obat-obatan hingga kemoterapi dan terapi radiasi berisiko menyebabkan gangguan jantung.
- Kelebihan berat badan (obesitas), berat badan yang melebihi indeks massa tubuh (BMI) ideal diklaim meningkatkan risiko sakit jantung.
- Jarang bergerak, tubuh yang jarang bergerak (seperti berolahraga) kerap dikaitkan dengan sakit jantung.
- Diabetes, penderita diabetes jika tidak ditangani dengan baik berisiko mengalami gangguan jantung di kemudian hari.
- Stres, rasa stres yang berlarut-larut secara tidak langsung memberi dampak negatif terhadap pembuluh arteri jantung.
- Tidak menjaga kebersihan, kebersihan yang tidak terjaga dapat menyebabkan bakteri maupun mikroorganisme jahat lainnya masuk ke dalam tubuh dan menginfeksi organ di dalamnya tak terkecuali jantung.
Ciri dan Gejala Penyakit Jantung
Sama seperti penyebab sakit jantung, ciri-ciri penyakit jantung juga ada bermacam-macam sesuai dengan jenis penyakit yang dialami organ tersebut.
Berikut adalah ciri dan gejala sakit jantung yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
1. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Penyakit jantung koroner adalah jenis gangguan jantung yang paling umum sehingga Anda harus benar-benar waspada terhadap penyakit ini.
Ciri-ciri PJK pada umumnya sebagai berikut:
- Nyeri dada sebelah kiri seperti tertekan (angina)
- Mual
- Sesak napas
- Perut terasa kembung
2. Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Ciri atau gejala PDA bervariasi, tergantung dari seberapa besar bukaan ductus arteriosus pada bayi.
Saat baru lahir (khususnya lahir secara prematur), bayi kemungkinan mengalami PDA apabila menunjukkan ciri-ciri berikut:
- Napas pendek
- Sesak napas
- Jantung berdetak lebih cepat
Walaupun hampir tidak pernah terjadi, PDA bisa tidak menimbulkan gejala bahkan hingga anak telah tumbuh dewasa. Anda patut curiga apabila setelah anak bertumbuh besar, ia mengalami sejumlah hal berikut ini:
- Nafsu makan rendah
- Mudah berkeringat saat makan atau menangis
- Mudah lelah
- Pertumbuhan lambat
- Berat badan stagnan
3. Gangguan Irama Jantung (Aritmia)
Sementara itu, gangguan irama jantung atau aritmia ditandai oleh ciri-ciri berikut:
- Detak jantung tak beraturan (kadang cepat kadang lambat)
- Nyeri dada sebelah kiri
- Sakit kepala
- Kepala terasa pusing
- Denyut nadi lemah
- Hilang kesadaran
4. Gangguan Otot Jantung (Kardiomiopati)
Akibat kardiomiopati atau kondisi ketika jantung menebal, membesar, keras, dan lemah, seseorang akan mengalami sejumlah gejala seperti:
- Tubuh terasa lelah
- Perut kembung
- Pembengkakan pada kaki
- Sesak napas
- Peningkatan denyut nadi
5. Gangguan Katup Jantung
Penderita penyakit gangguan katup jantung baik karena adanya kebocoran (regurgitasi), penyempitan (stenosis), dan prolaps, akan merasakan sejumlah gejala khas penyakit jantung yang satu ini yaitu:
- Nyeri dada sebelah kiri
- Sesak napas
- Tubuh terasa lelah
- Detak jantung tidak beraturan
- Hilang kesadaran
6. Infeksi Jantung
Infeksi jantung ada 3 (tiga) macam, yaitu miokarditis, endokarditis, dan perikarditis. Ketiga macam infeksi jantung tersebut ditandai oleh ciri-ciri berikut ini:
- Nyeri dada sebelah kiri
- Batuk
- Demam
- Keringat dingin
- Muncul ruam pada kulit
Ciri-ciri penyakit jantung di atas adalah ciri-ciri umum. Mungkin masih ada gejala lainnya yang muncul ketika Anda mengalami salah satu dari jenis penyakit di atas.
Segera periksakan diri ke dokter apabila merasakan satu atau beberapa gejala tersebut guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Diagnosis Penyakit Jantung
Guna memastikan apakah pasien mengalami sakit jantung, dokter perlu melakukan serangkaian pemeriksaan. Prosedur pemeriksaan untuk mendiagnosis penyakit mematikan ini terdiri dari 3 (tiga) tahapan yaitu wawancara (anamnesis), pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait keluhan yang ia rasakan. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan umumnya adalah sebagai berikut:
- Gejala apa saja yang dirasakan?
- Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
- Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
- Apakah ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung?
- Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan atau menjalani terapi tertentu?
- Apakah merokok dan minum alkohol?
- Apa saja makanan yang dikonsumsi sehari-hari?
2. Pemeriksaan Fisik
Tahap selanjutnya yang akan ditempuh untuk mendiagnosis sakit jantung adalah pemeriksaan fisik.
Pada tahap ini, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap fisik pasien mulai dari tinggi badan, berat badan, tekanan darah, detak jantung, denyut nadi, dan sebagainya.
3. Pemeriksaan Penunjang
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan penunjang yang terdiri dari:
- X-ray, adalah pemeriksaan penunjang yang bertujuan untuk memantau kondisi jantung.
- Ekokardiografi, adalah pemeriksaan penunjang menggunakan gelombang suara untuk mendapatkan gambar jantung. Metode pemeriksaan ini membantu dokter untuk melihat apakah ada abnormalitas pada jantung baik dari ukuran maupun pembuluh darah.
- Elektrokardiogram (EKG), adalah pemeriksaan penunjang yang tujuannya untuk merekam kelistrikan jantung dan mengidentifikasi abnormalitas dari irama jantung. Elektrokardiogram juga bisa mendeteksi pembesaran pada jantung.
- CT Scan, sama seperti X-ray dan ekokardiografi, CT scan adalah metode pemeriksaan penunjang untuk mendapatkan citra bagian dalam tubuh. Bedanya, CT scan mampu menghasilkan gambar yang lebih jelas.
- Multi-resonance imaging (MRI), adalah metode pemeriksaan penunjang yang mengandalkan medan magnet untuk menangkap citra bagian dalam tubuh. MRI sanggup menghasilkan gambar yang lebih detail daripada CT scan.
Selain teknik pencitraan (imaging) pemeriksaan penunjang untuk mendiagnosis sakit jantung juga meliputi:
- Stress test, adalah tes yang dilakukan untuk memeriksa kondisi jantung ketika sedang berdenyut kencang. Biasanya, dokter akan meminta pasien untuk melakukan aktivitas yang memicu peningkatan detak jantung seperti berlari di treadmill yang sudah disediakan.
- Tilt table test, adalah tes yang dilakukan untuk memonitor detak jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen. Tes ini diterapkan pada pasien yang kerap pingsan atau pusing ketika duduk maupun berdiri.
- Holter Monitor, adalah sebuah alat yang akan dipasangkan di area dada pasien selama 24-48 jam. Melalui alat ini, dokter dapat memonitor aktivitas jantung dalam kurun waktu yang telah ditentukan tersebut.
Apabila dokter masih belum yakin dengan kondisi pasien setelah melakukan tes-tes di atas, masih ada lagi jenis tes yang harus dilakukan yaitu:
- Kateterisasi jantung, adalah metode pemeriksaan jantung yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kateter melalui pembuluh darah arteri untuk mengidentifikasi apakah ada penyumbatan pada pembuluh darah tersebut.
- Elektrofisiologi, adalah metode pemeriksaan jantung di mana dokter akan memasukkan elektroda ke dalam jantung melalui pembuluh darah kapiler. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menganalisis respons jantung.
Pengobatan Penyakit Jantung
Cara mengobati sakit jantung ada berbagai macam dan lagi-lagi, disesuaikan dengan jenis penyakit yang diderita dan seberapa parah penyakit tersebut.
Berikut ini adalah contoh metode pengobatan penyakit jantung.
1. Obat-Obatan
Pemberian obat-obatan mutlak dilakukan guna menunjang proses pengobatan sakit jantung. Umumnya, obat-obatan yang diberikan meliputi:
- Antagonis kalsium, berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah.
- Antiplatelet, berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah.
- Antikoagulan, sama seperti antiplatelet yakni berfungsi mencegah penggumpalan darah.
- Angiotensin II blocker, berfungsi sebagai penghambat (blocker) produksi angiotensin sehingga tekanan darah akan menurun.
- ACE Inhibitor, sama seperti angiotensin II yakni berfungsi menurunkan tekanan darah dengan cara menghambat produksi angiotensin.
- Beta-blocker, berfungsi untuk menormalisasi detak jantung yang terlalu cepat akibat efek adrenal.
- Obat kolesterol, berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol ‘jahat’ (LDL) dan sebaliknya, meningkatkan kadar kolesterol ‘baik’ (HDL).
2. Operasi
Pada kasus yang lebih parah, tindakan operasi mungkin akan ditempuh guna mengobati penyakit ini.
Contoh operasi jantung yakni bypass jantung. Operasi bypass jantung dilakukan dengan cara mencangkok pembuluh darah lain di sekitar jantung. Dengan begitu, nantinya aliran darah akan dialihkan menuju pembuluh darah tersebut.
Selain bypass jantung, ada juga operasi bedah dengan memasang alat bernama stent yang tujuannya untuk kembali melancarkan aliran darah. Operasi ini lazimnya dilakukan apabila pembuluh arteri sudah hampir tertutup seutuhnya.
3. Perubahan Gaya Hidup
Dokter juga akan meminta pasien untuk mengubah gaya hidupnya sebagai cara mengobati gangguan jantung yang diderita.
Pasien disarankan untuk menerapkan sejumlah hal berikut ini:
- Olahraga rutin.
- Menghindari makanan berlemak, mengandung banyak garam atau gula, dan makanan ‘jahat’ lainnya.
- Mengonsumsi makanan bergizi seperti buah dan sayuran.
- Menghentikan kebiasaan merokok maupun minuman beralkohol.
- Mengelola stres dengan baik.
Pencegahan Penyakit Jantung
Sebagai salah satu jenis penyakit yang paling banyak menyebabkan kematian di dunia, sakit jantung tentu saja tidak bisa disepelekan begitu saja.
Berikut ini adalah cara mencegah sakit jantung yang perlu Anda pahami dan terapkan:
- Rajin berolahraga.
- Banyak mengonsumsi makanan bergizi.
- Menghindari (atau setidaknya membatasi) konsumsi makanan berlemak dan kolesterol.
- Menghentikan kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.
- Menjaga berat badan tetap ideal.
- Rutin melakukan medical check-up, khususnya untuk memantau tekanan darah (tekanan darah normal 120/80 mmHg), kadar kolesterol (kadar kolesterol normal di bawah 130 mg/dL), dan kadar gula darah (kadar gula darah normal di bawah 140 mg/dL beberapa jam setelah makan).
- Kelola stres dengan baik.
Komplikasi Penyakit Jantung
Jika tidak segera ditangani, sakit jantung akan berujung pada sejumlah komplikasi serius yang bisa mengancam keselamatan nyawa Anda.
Komplikasi sakit jantung yang perlu menjadi perhatian Anda adalah:
- Gagal jantung
- Serangan jantung mendadak
- Stroke
- Aneurisme
- Penyakit arteri periferal
Itu dia informasi mengenai penyakit jantung yang perlu Anda ketahui. Jaga kesehatan dan tetaplah waspada. Semoga bermanfaat!
- Anonim. Heart Disease. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/heart-disease/symptoms-causes/syc-20353118 (Diakses pada 23 Oktober 2019)
- Donovan, R et al. 2018. Everything You Need to Know About Heart Disease. https://www.healthline.com/health/heart-disease (Diakses pada 23 Oktober 2019)
- Ellis, ME. 2016. What is Patent Ductus Arteriosus? https://www.healthline.com/health/patent-ductus-arteriosus (Diakses pada 23 Oktober 2019)
- Felman, A. 2018. Everything you need to know about heart disease. https://www.medicalnewstoday.com/articles/237191.php (Diakses pada 23 Oktober 2019)
- Kemenkes RI. 2017. Penyakit Jantung Sebabkan Kematian Tertinggi, Kemenkes Ingatkan CERDIK. http://www.depkes.go.id/article/view/17073100005/penyakit-jantung-penyebab-kematian-tertinggi-kemenkes-ingatkan-cerdik-.html (Diakses pada 23 Oktober 2019)