Terbit: 15 January 2020
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: dr. Jati Satriyo

Epididimitis dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan pada pangkal paha yang dialami oleh pria. Kondisi ini merupakan kondisi di mana saluran yang berada di belakang testis yang disebut epididimis mengalami peradangan. Ketahui selengkapnya tentang penyakit ini mulai dari penyebab, gejala, pengobatan, hingga pencegahannya berikut ini!

Epididimitis: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll

Apa Itu Epididimitis?

Epididimitis adalah peradangan epididimis, yaitu saluran berupa tabung melingkar yang berada di bagian belakang testis. Epididimis membawa sperma dari testis ke vas deferens, tabung yang berada di belakang kandung kemih. Epididimis melingkar di sekitar testis dan panjangnya dapat mencapai lebih dari 6 meter.

Sperma memerlukan waktu hampir 2 minggu untuk berjalan dari satu ujung epididimis hingga ke ujung lainnya. Pada waktu tersebut sel-sel sperma akan mulai matang dan siap untuk membuahi sel telur.

Penyakit epididimitis dapat menyerang semua lelaki tanpa mengenal usia, namun paling sering terjadi pada pria usia 14 hingga 35 tahun. Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi menular seksual, tapi dapat juga diakibatkan oleh bakteri lainnya. Terkadang kondisi ini juga dibarengi dengan peradangan pada testis dan kondisi ini disebut dengan epididymo-orchitis.

Penyebab Epididimitis

Penyebab epididimitis yang paling umum adalah penyakit menular seksual, namun kondisi ini juga dapat disebabkan oleh infeksi yang ditularkan secara non-seksual. Berikut adalah berbagai kondisi yang bisa menjadi penyebab penyakit ini:

  • Infeksi menular seksual. Gonore dan klamidia menjadi penyebab paling umum penyakit ini pada pria yang aktif secara seksual.
  • Infeksi non-seksual. Jenis infeksi non-seksual yang dapat menyebabkan penyakit ini termasuk infeksi saluran kemih, infeksi prostat, hingga infeksi virus gondong.
  • Epididimitis kimia atau urin dalam epididimis. Kondisi ini terjadi ketika urin mengalir mundur ke epididimitis, bisa terjadi ketika mengangkat beban berat atau ketika mengejan.
  • Kondisi seperti cedera pangkal paha dapat menyebabkan epididimitis.
  • Tuberkulosis (TBC). Meskipun jarang, tapi infeksi TBC dapat menjadi penyebab peradangan epididimis.

Faktor Risiko Epididimitis

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang pria terkena penyakit epididimitis, berikut adalah beberapa diantaranya:

  • Tidak disunat
  • Mempunyai riwayat menjalani operasi saluran kemih
  • Pernah  mengalami cedera pangkal paha
  • Melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pasangan yang memiliki infeksi menular seksual
  • Mengalami pembesaran prostat yang menyebabkan penyumbatan di kandung kemih
  • Belum lama ini menjalani operasi saluran kemih
  • Belum lama ini mengalami cedera pangkal paha
  • Menggunakan kateter kemih
  • Menggunakan obat jantung Amiodarone

Gejala Epididimitis

Umumnya peradangan epididimis ditandai dengan gejala ringan dan kemudian berkembang semakin berat apabila tidak diatasi. Gejala epididimitis adalah seperti:

  • Skrotum membengkak, merah, dan menghangat
  • Nyeri testikel ketika disentuh, biasanya muncul pada satu sisi dan kemunculannya bertahap
  • Sering buang air kecil dan buang air kecil menyakitkan
  • Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian bawah atau daerah panggul
  • Ada darah dalam air mani
  • Keluarnya cairan tidak wajar dari penis
  • Pembesaran kelenjar getah bening di pangkal paha
  • Rasa sakit selama berhubungan seksual dan ejakulasi
  • Demam

Apabila peradangan epididimis berlangsung lebih dari enam minggu atau kambuh, maka dapat disebut sebagai epididimitis kronis. Terkadang penyebab peradangan epididimis kronis tidak diketahui dengan jelas dan gejalanya muncul secara bertahap.

Diagnosis Epididimitis

Dokter akan melakukan wawancara untuk mengetahui tentang gejala dan juga riwayat kesehatan Anda. Setelah itu dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa apakah terdapat pembengkakan pada testis atau pembengkakan cairan getah bening di daerah selangkangan.

Pemeriksaan lain yang mungkin akan dilakukan untuk memastikan diagnosis epididimitis adalah seperti:

  • Pemeriksaan infeksi menular seksual. Apabila terdapat cairan tidak normal dari penis, dokter akan mengambil sampelnya untuk diuji di laboratorium.
  • Tes darah. Dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa adanya infeksi dalam tubuh.
  • Tes urin. Dilakukan untuk memastikan adanya infeksi saluran kemih.
  • USG atau ultrasonografi. USG testis dapat dilakukan untuk mendapatkan gambaran jelas testis dan jaringan di sekitarnya dalam skrotum.
  • Pemeriksaan dubur. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan apakah pembesaran prostat menjadi penyebab dari munculnya gejala.

Perawatan Epididimitis di Rumah

Epididimitis dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Beberapa perawatan di rumah berikut ini mungkin dapat membantu meringankan gejala:

  • Istirahat total atau bed rest
  • Berbaring dengan posisi skrotum agak diangkat
  • Mengompres skrotum dengan kompres dingin
  • Menggunakan athletic supporter
  • Menghindari mengangkat benda berat
  • Menghindari hubungan seksual hingga infeksi sembuh

Perawatan Epididimitis Secara Medis

Perawatan epididimitis bertujuan untuk mengatasi infeksi dan meredakan gejala. Berikut adalah beberapa perawatan secara medis yang bisa dilakukan:

  • Obat antibiotik. Penggunaan antibiotik dibutuhkan baik untuk epididimitis akibat infeksi bakteri dan epididymo-orchitis. Semua antibiotik yang diresepkan harus dihabiskan meskipun gejala sudah membaik. Pada kondisi kronis, obat biasanya diberikan selama 4 hingga 6 minggu.
  • Obat penghilang rasa sakit. Jenis obat yang diberikan dapat berupa obat bebas seperti Ibuprofen atau obat resep seperti Kodein maupun Morfin.
  • Obat antiinflamasi. Jenis obat antiinflamasi yang mungkin diresepkan untuk peradangan epididimis adalah seperti Piroxicam atau Ketorolac.
  • Operasi. Prosedur operasi biasanya dipilih apabila abses telah terbentuk. Terkadang operasi melibatkan epididimektomi, yaitu pengangkatan seluruh atau sebagian epididimis. Epididimitis yang disebabkan kelainan fisik juga biasanya diatasi dengan prosedur operasi.

Pencegahan Epididimitis

Terdapat beberapa cara yang mungkin dilakukan sebagai pencegahan epididimitis meliputi:

  • Melakukan hubungan seks yang aman yaitu dengan menghindari hubungan seks ketika pasangan memiliki infeksi menular seksual atau menggunakan kondom saat berhubungan seks untuk mencegah penularan
  • Menghindari aktivitas fisik berat atau mengangkat beban berat
  • Menghindari duduk untuk waktu yang lama

 

  1. Anonim. 2018. Epididymitis: Prevention. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17697-epididymitis/prevention. (Diakses 15 September 2019).
  2. Anonim. 2019. Epididymitis. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/epididymitis/diagnosis-treatment/drc-20363854. (Diakses 15 September 2019).
  3. Anonim. 2018. What Is Epididymitis?. https://www.webmd.com/men/what-is-epididymitis#1. (Diakses 15 September 2019).
  4. Martel, Janelle dan Ana Gotter. 2016. Epididymitis. https://www.healthline.com/health/epididymitis. (Diakses 15 September 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi