Terbit: 28 February 2018 | Diperbarui: 7 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

DokterSehat.Com- Gangguan pendengaran adalah ketidakmampuan secara sebagian atau seluruhnya dalam mendengarkan suara pada salah satu atau kedua telinga. Jenis gangguan pendengaran dapat dibedakan berdasarkan intesitas (ringan sampai berat) dan berdasarkan organ yang terkena (tuli konduktif, tuli sensorineural, dan tuli campuran).

Gangguan Pendengaran Anak – Pengertian dan Klasifikasi

Di Indonesia, sektiar 9,6 juta orang mengalami gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran mengakibatkan anak sekolah sulit menerima pelajaran, produktivitas menurun dan biaya hidup tinggi. Ini dikarenakan, telinga mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut kajian, mendengar dapat menyerap 20 persen informasi, lebih besar dibanding membaca yang hanya menyerap 10 persen informasi. Mengingat pentingnya masalah ini, beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia, menyepakati tanggal 3 Maret sebagai peringatan Hari Kesehatan Telinga dan Pendengaran (HKTP).

Tahun 2010 merupakan tahun pertama Indonesia memperingati HKTP dengan tema Telinga Sehat Pendengaran Baik. Di Indonesia, gangguan pendengaran dan ketulian saat ini masih merupakan satu masalah yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan hasil Survei Nasional Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran di 7 provinsi tahun 1993-1996, prevalensi ketulian 0,4 persen dan gangguan pendengaran 16,8 persen. Penyebabnya, infeksi telinga tengah (3,1 persen) presbikusis (2,6 persen), tuli akibat obat ototoksik (0,3 persen), tuli sejak lahir atau kongenital (0,1 pertsen) dan tuli akibat pemaparan bising.

Gangguan pendengaran pada anak terbagi menjadi 2:

  • Tuli kongenital (bawaan lahir), terbagi ke dalam faktor non-genetik dan faktor genetik
  • Tuli setelah kelahiran (acquired hearing loss)
Gangguan Pendengaran pada Anak – Halaman Selanjutnya: 1 2 3 4

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi