Asam urat adalah bentuk rematik umum dan kompleks yang bisa menyerang siapa saja. Hal ini terjaga dengan serangan rasa sakit, pembengkakan, kemerahan dan sakit pada sendi yang tiba-tiba dan parah, terjangkit di dasar jempol kaki. Dalam istilah bahasa medis asam urat disebut sebagai gout. Orang yang mengidap asam urat menghasilkan terlalu banyak asam urat atau lebih sering lagi, ginjal mereka tidak memadai untuk mengeluarkannya. Ada sejumlah konsekuensi yang mungkin timbul dari penumpukan asam urat ini di dalam tubuh, termasuk artritis gout (nyeri sendi karena asam urat) akut dan kronis, batu ginjal, dan endapan asam urat lokal (tophi) di kulit dan jaringan lainnya yang menyebabkan benjolan pada kulit. Asam urat bisa terjadi sendiri (asam urat primer) atau mungkin terkait dengan kondisi medis atau obat lain (asam urat sekunder).
Prevalensi asam urat tampaknya meningkat. Saat ini diperkirakan memengaruhi lebih dari 6 juta orang Amerika. Menurut data riset kesehatan dasar (Riskesdas 2016), provinsi dengan prevalensi mengidap penyakit sendi asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan prevalensi (33,1 %), Jawa Barat (32,1 %) dan Bali (30,0 %).
Artritis gout (nama lain asam urat yang menyebabkan nyeri sendi) adalah penyebab umum serangan mendadak pada sendi yang menyakitkan, panas, merah, bengkak, terutama jempol kaki dan jempol tangan. Arthritis gout dilaporkan merupakan penyebab paling sering dari peradangan sendi pada pria berusia di atas 40 tahun. Diagnosis nyeri sendi karena asam urat ini ditegakkan secara pasti dengan mendeteksi kristal asam urat (monosodium urate) dalam sampel aspirasi cairan sendi. Kristal asam urat ini dapat menumpuk di sendi dan jaringan di sekitar sendi selama bertahun-tahun, yang sebentar-sebentar memicu peradangan berulang yang akut. Serangan berulang dari artritis gout atau “flare,” dapat merusak sendi dan menyebabkan rematik kronis. Untungnya, meskipun asam urat adalah penyakit progresif, ada obat yang efektif untuk mengobati asam urat.