Terbit: 3 July 2020
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Pendarahan pascamelahirkan atau perdarahan postpartum adalah kondisi yang bisa dialami oleh wanita yang melahirkan normal melalui vagina ataupun yang melahirkan dengan operasi caesar. Pendarahan pascapersalinan dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah. Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat menyebabkan organ tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang cukup sehingga bisa menyebabkan kematian. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

Pendarahan Pascamelahirkan: Gejala, Penyebab, Diagnosis, dll

Apa Itu Pendarahan Pascamelahirkan?

Pada dasarnya kehilangan darah setelah melahirkan adalah sesuatu yang normal. Jika seorang wanita melahirkan normal, biasanya akan kehilangan darah sekitar 500 mililiter, sedangkan jika melakukan operasi caesar tubuh wanita biasanya akan kehilangan 800 – 1.000 mililiter. Pendarahan pascamelahirkan yang perlu diwaspadai jika Anda kehilangan lebih banyak darah dari yang seharusnya.

Pendarahan pascapersalinan yang tidak berhenti dari hari ke hari disertai pandangan kabur, kedinginan, atau merasa lemah adalah kondisi yang harus diwaspadai.

Penyebab Pendarahan Pascamelahirkan

Setelah bayi dilahirkan, rahim biasanya berkontraksi dan mendorong keluar plasenta. Proses kontraksi ini membantu menekan pembuluh darah tempat plasenta menempel. Jika rahim tidak berkontraksi cukup kuat, pembuluh darah ini bisa lepas sehingga menjadi penyebab paling umum pendarahan pascapersalinan.

Berikut adalah beberapa kondisi lain yang bisa menyebabkan pendarahan pascamelahirkan, antara lain:

  • Leher rahim atau jaringan vagina robek
  • Pembuluh darah di rahim robek
  • Mengalami hematoma, sekumpulan darah tidak normal yang berada di luar pembuluh darah
  • Gangguan pembekuan darah
  • Masalah plasenta
  • Ruptur uteri
  • Pembalikan rahim
  • Memiliki fibroid rahim

Kondisi Selama Persalinan

Selain beberapa penyebab seperti di atas, pendarahan pascamelahirkan juga bisa disebabkan oleh:

  • Persalinan caesar.
  • Mendapatkan anestesi umum. Ini adalah obat yang membuat Anda tertidur sehingga tidak merasakan sakit selama operasi. Jika tidak menjalani operasi caesar darurat, Anda mungkin memerlukan anestesi umum.
  • Mengonsumsi obat untuk menginduksi persalinan. Obat yang disebut Pitocin berguna untuk menginduksi persalinan. Pitocin adalah bentuk oksitosin buatan manusia, hormon yang dibuat agar tubuh memulai kontraksi.
  • Menjalani persalinan cepat atau berada dalam persalinan dalam waktu yang lama membuat Anda berisiko untuk mengalami pendarahan pascapersalinan.

Faktor Risiko

Beberapa wanita memiliki risiko lebih besar untuk mengalami pendarahan pascamelahirkan. Berikut adalah beberapa faktor risiko yang menyebabkan kondisi tersebut, antara lain:

  • Mengalami solusio plasenta, kondisi di mana ari-ari atau plasenta terlepas dari dinding rahim bagian dalam sebelum proses persalinan
  • Mengalami plasenta previa, kondisi ketika ari-ari atau plasenta berada di bagian bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir
  • Kelebihan air ketuban
  • Kehamilan lebih dari satu janin
  • Memiliki tekanan darah tinggi saat hamil
  • Sudah banyak menjalani proses persalinan
  • Mengalami infeksi
  • Kegemukan
  • Melahirkan dengan forceps atau melahirkan vakum
  • Etnik Asia atau Hispanik

Jika Anda memiliki salah satu dari faktor-faktor risiko ini, dokter akan mengambil tindakan pencegahan tambahan untuk mencegah pendarahan dan mengawasi lebih intens dalam 24 hingga 48 jam setelah melahirkan.

Risiko pendarahan pascamelahirkan tertinggi dalam 24 jam pertama setelah kelahiran disebut primary postpartum hemorrhage atau atau pendarahan pascapersalinan primer. Sementara pendarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran hal itu disebut secondary hemorrhage atau  atau pendarahan pascapersalinan sekunder

Gejala Pendarahan Pascamelahirkan

Gejala pendarahan pascapersalinan dapat terlihat seperti beberapa kondisi kesehatan lainnya. Berikut ini adalah beberapa gejala yang paling umum, antara lain

  • Pendarahan yang tidak terkendali.
  • Tekanan darah menurun.
  • Peningkatan detak jantung.
  • Penurunan jumlah sel darah merah.
  • Jika pendarahan pascamelahirkan berasal dari hematoma, pembengkakan dan rasa sakit pada vagina atau area sekitarnya bisa terjadi.

Kapan Waktu yang Tepat untuk ke Dokter?

Pendarahan pascamelahirkan adalah kondisi yang serius karena bisa menyebabkan kehilangan darah yang besar dan berefek pada penurunan tekanan darah. Apabila tekanan darah terlalu rendah, organ tidak mendapatkan pasokan darah yang cukup sehingga bisa menyebabkan kematian. Oleh karena itu, segera cari bantuan medis jika:

  • Pendarahan terjadi lebih dari satu pembalut selama satu jam dan tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti
  • Penglihatan kabur
  • Panas dingin
  • Kulit basah
  • Detak jantung yang cepat
  • Pusing
  • Kelemahan
  • Mual
  • Perasaan lemah

Diagnosis Pendarahan Pascamelahirkan

Diagnosis yang bisa dilakukan dokter adalah meninjau riwayat kesehatan  dan melakukan pemeriksaan fisik. Beberapa tes lainnya yang mungkin disarankan dokter untuk membantu diagnosis, antara lain:

  • Mengukur denyut nadi dan tekanan darah.
  • Jumlah sel darah merah.
  • Faktor pembekuan dalam darah.
  • Perkirakan berapa banyak darah yang hilang.

Pengobatan Pendarahan Pascamelahirkan

Pada dasarnya perawatan pendarahan pascapersalinan adalah untuk menghentikan kondisi yang menyebabkan perdarahan sesegera mungkin. Beberapa perawatan yang bisa dilakukan, antara lain:

  • Obat atau pijatan rahim untuk merangsang kontraksi.
  • Menghilangkan potongan plasenta yang tersisa di rahim.
  • Pemeriksaan rahim, jaringan panggul, vagina, dan vulva untuk mencari area yang mungkin perlu diperbaiki.
  • Bakri balloon atau foley catheter digunakan untuk memberi tekanan pendarahan yang terjadi di dalam rahim.
  • Laparotomi, prosedur bedah dengan membuat sayatan di dinding perut mungkin diperlukan untuk menemukan penyebab pendarahan pascamelahirkan.
  • Mengikat atau menyegel pembuluh darah yang berdarah. Ini dilakukan dengan menggunakan jahitan kompresi uterus, gel khusus, lem, atau coils.
  • Histerektomi, prosedur bedah untuk mengangkat rahim. Pada banyak kasus, ini adalah pilihan terakhir yang diambil.

Mengganti darah yang hilang dengan segera menjadi penting dalam mengobati pendarahan pascamelahirkan. Anda mungkin akan diberikan cairan infus dan darah intravena untuk mencegah syok. Jika penyebab pendarahan berhasil diatasi, Anda bisa pulih sepenuhnya.

Komplikasi Pendarahan Pascamelahirkan

Kehilangan banyak darah dengan cepat dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang parah. Jika kondisi ini tidak mendapatkan penanganan dengan cepat, hal itu bisa menyebabkan syok hingga kematian.

Pencegahan Pendarahan Pascamelahirkan

Semua wanita pasti menerima perawatan untuk membantu mencegah pendarahan pascapersalinan. Beberapa obat yang digunakan untuk mencegah perdarahan adalah misoprostol, ergometrine, carbetocin, atau kombinasi dari obat-obatan tersebut.

Sementara itu, beberapa pakar menyarankan ibu untuk mulai menyusui sesegera mungkin setelah lahir. Hal ini memungkinkan ibu untuk mengeluarkan oksitosin (natures Pitocin) untuk membantu proses kontraksi rahim dan mengeluarkan plasenta sehingga menurunkan potensi perdarahan.

Setelah plasenta dikeluarkan, memastikan kandung kemih kosong juga dapat menghindari pendarahan pascamelahirkan.

 

  1. Anonim. Postpartum Hemorrhage
    https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=postpartum-hemorrhage-90-P02486. (Diakses pada 3 Juli 2020).
  2. Anonim. Postpartum Hemorrhage. https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?ContentTypeID=90&ContentID=P02486. (Diakses pada 3 Juli 2020).
  3. Anonim. POSTPARTUM HEMORRHAGE. https://www.marchofdimes.org/pregnancy/postpartum-hemorrhage.aspx#:~:text=Postpartum%20hemorrhage%20(also%20called%20PPH,to%205%20percent)%20have%20PPH. (Diakses pada 3 Juli 2020).
  4. Moldenhauer, Julie S. 2020. Postpartum Hemorrhage. https://www.msdmanuals.com/professional/gynecology-and-obstetrics/abnormalities-and-complications-of-labor-and-delivery/postpartum-hemorrhage. (Diakses pada 3 Juli 2020).
  5. Weiss, Robin Elise. 2019. How to Prevent Postpartum Hemorrhage. https://www.verywellfamily.com/postpartum-hemorrhage-2753097. (Diakses pada 3 Juli 2020).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi