Terbit: 11 December 2020 | Diperbarui: 22 February 2022
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Pemfigoid bulosa adalah satu dari sekian banyak jenis penyakit akibat gangguan sistem kekebalan tubuh. Ketahui lebih lanjut mengenai kondisi medis yang satu ini mulai dari gejala, penyebab, hingga pengobatan dan pencegahannya.

Pemfigoid Bulosa: Gejala, Penyebab, Pengobatan, dll

Apa Itu Pemfigoid Bulosa?

Pemfigoid bulosa (bullous pemphigoid) adalah kondisi ketika pada kulit muncul semacam lepuhan yang di dalamnya berisi cairan. Lepuhan tersebut umumnya terdapat pada lipatan kulit seperti selangkangan, perut bagian bawah, dan ketiak. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, gangguan medis ini terjadi karena adanya abnormalitas pada sistem kekebalan tubuh.

Dikatakan demikian karena sistem kekebalan malah menyerang jaringan tipis yang ada di bawah lapisan luar kulit. Inilah yang kemudian memunculkan lepuhan tersebut. Kabar baiknya, pemfigoid bukan merupakan masalah medis yang bersifat serius. Namun demikian, penanganan medis perlu dilakukan apabila ini terjadi pada orang-orang yang juga memiliki suatu gangguan medis tertentu.

Ciri dan Gejala Pemfigoid Bulosa

Anda kemungkinan besar mengalami masalah kulit yang satu ini apabila pada kulit muncul gejala-gejala sebagai berikut:

  • Sensasi gatal, walaupun belum lepuhan.
  • Lepuhan berisi cairan dengan ukuran cukup besar dan keras pada lipatan kulit.
  • Kulit di sekitar lepuh berwarna kemerahan atau lebih gelap dari biasanya.
  • Eksim atau ruam.
  • Lepuh atau luka kecil di mulut atau selaput lendir lainnya.

 

Kapan Harus Periksa ke Dokter?

Anda sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah pada kondisi ini sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, pun apabila muncul tanda-tanda lainnya seperti:

  • Kemunculan lepuh secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
  • Muncul lepuhan pada area sekitar mata.
  • Tanda-tanda infeksi.

Kondisi ini memang umumnya tidak berbahaya, namun tetap saja akan menimbulkan ketidaknyamanan, terutama pada area kulit yang terdampak. Oleh sebab itu, Anda mungkin tetap memerlukan penanganan medis guna menghilangkan lepuhan tersebut.

Penyebab Pemfigoid Bulosa

Penyebab dari penyakit pemfigoid bulosa ini adalah adanya gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika pertahanan alami tubuh melawan atau menyerang benda “asing” untuk alasan yang tidak diketahui.

Pada kasus bullous pemphigoid, autoimun tubuh mengikat komponen kulit yang menyatukan lapisan dalam kulit (dermis) dan dan lapisan luar kulit (epidermis). Alhasil, kedua lapisan tersebut harus terpisah. Terpisahnya dermis dan epidermis inilah yang lantas membentuk lepuhan berisi cairan.

Autoimun mengenali komponen zona membran dasar yang disebut antigen BP 1 dan 2 (dan dalam beberapa kasus antigen zona membran basal lainnya). Antigen ini sejatinya salah satu elemen yang menyatukan kulit—disebut hemidesmosom—dan memberikan dukungan struktural pada kulit. Ketika autoimun tubuh “menyerang” antigen tersebut, kulit menjadi lebih rapuh dan manifestasi klinis pemfigoid menjadi jelas.

Akan tetapi, para ahli pun hingga kini masih belum dapat memastikan mengapa bisa sampai terjadi abnormalitas pada autoimun tubuh yang berujung pada munculnya lepuhan tersebut pada kulit.

Faktor Risiko Pemfigoid Bulosa

Kendati penyebab pasti dari gangguan medis ini belum diketahui, namun ada sejumlah faktor yang kabarnya berkaitan dengan kondisi tersebut. Apa saja faktor-faktor yang dimaksud?

  • Usia. Penyakit ini bisa terjadi pada siapa saja, namun lansia di atas 60 tahun menjadi kelompok yang paling rentan untuk mengalami kondisi tersebut.
  • Obat-obatan. Penggunaan sejumlah jenis obat resep dapa memicu terjadinya pemfigoid bulosa. Obat-obatan tersebut termasuk etanercept (Enbrel), sulfasalazine (Azulfidine), furosemide (Lasix), dan penisilin.
  • Cahaya dan radiasi. Terapi sinar ultraviolet untuk mengobati kondisi kulit tertentu dapat memicu bullous pemphigoid, seperti halnya terapi radiasi untuk mengobati kanker.
  • Kondisi medis. Sejumlah gangguan medis dapat berujung pada timbulnya lepuhan pada kulit ini. Gangguan medis yang dimaksud meliputi psoriasis, lichen planus, diabetes, rheumatoid arthritis, kolitis ulserativa, dan sklerosis ganda (multiple sclerosis).

Diagnosis Pemfigoid Bulosa

Untuk memastikan kondisi ini, dokter spesialis kulit perlu melakukan diagnosis. Diagnosis pada kasus bullous pemphigoid terbagi ke dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:

  • Anamnesis
  • Pemeriksaan fisik
  • Pemeriksaan penunjang

1. Anamnesis

Pertama-tama, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pasien terkait dengan keluhan yang mereka alami.

  • Apa saja yang dirasakan?
  • Sudah berapa lama gejala muncul?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
  • Apakah sedang mengonsumsi obat-obatan? Jika ya, obat apa?
  • Apakah sedang menderita suatu penyakit? Jika ya, bisa jelaskan lebih lanjut?

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan memeriksa area kulit pasien yang terdampak secara langsung. Melalui proses ini, dokter akan semakin mendapat titik terang terkait dengan kondisi yang pasien alami. Namun, guna memastikannya lagi, dokter perlu melakukan pemeriksaan penunjang.

3. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tersebut yakni pengambilan sampel jaringan (biopsi) dari lepuhan yang terdapat pada kulit pasien. Setelah itu, sampel jaringan tersebut akan dianalisis lebih lanjut oleh dokter untuk mencari tahu apakah ini terkait dengan pemfigoid atau kondisi lainnya.

 

Pengobatan Pemfigoid Bulosa

Sayangnya, penyakit ini tidak bisa benar-benar disembuhkan. Pengobatan yang ada lebih berfokus pada penyembuhan kulit dan menghilangkan rasa gatal, namun tidak dapat mencegah kondisi ini kembali datang di kemudian hari.

Untuk meringankan gejala, dokter kemungkinan akan meresepkan satu atau kombinasi obat:

  • Kortikosteroid. Perawatan yang paling umum adalah prednison, yang tersedia dalam bentuk pil. Perlu diperhatikan, penggunaan obat ini dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko tulang lemah, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan infeksi. Sementara itu, salep kortikosteroid dapat dioleskan pada kulit yang terkena dan menyebabkan lebih sedikit efek samping.
  • Steroid. Obat-obatan ini berfungsi untuk memengaruhi sistem kekebalan dengan menghambat produksi sel darah putih yang melawan penyakit. Contoh obat termasuk azathioprine (Azasan, Imuran) dan mycophenolate mofetil.
  • Antiinflamasi. Contohnya adalah methotrexate.

Komplikasi Pemfigoid Bulosa

Pemfigoid bulosa terkadang dapat menyebabkan masalah serius, sekalipun Anda telah melakukan langkah-langkah pengobatan. Risiko utamanya adalah:

  • Infeksi kulit. Ini bisa sangat serius jika masuk lebih dalam ke tubuh Anda (sepsis).
  • Efek samping pengobatan steroid. Ini termasuk tekanan darah tinggi, tulang melemah, dan risiko lebih tinggi terkena infeksi.

Pencegahan Pemfigoid Bulosa

Tidak ada pula yang benar-benar bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya masalah ini. Namun, Anda bisa melakukan langkah-langkah pengobatan sesegera mungkin manakala mengalami kondisi tersebut guna mencegah kondisi bertambah buruk dan bisa mengganggu aktivitas.

 

  1. Anonim. Bullous Pemphigoid. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/bullous-pemphigoid/symptoms-causes/syc-20350414 (accessed on 11 December 2020)
  2. Anonim. Bullous Pemphigoid. https://www.nhs.uk/conditions/bullous-pemphigoid/ (accessed on 11 December 2020)
  3. Anonim. Bullous Pemphigoid. https://rarediseases.org/rare-diseases/bullous-pemphigoid/ (accessed on 11 December 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi