Petugas kesehatan akan meninjau riwayat kram otot Anda untuk menganalisis karakter, area, intensitas, dan frekuensi kram otot Anda. Obat Anda akan ditinjau ulang untuk menentukan apakah obat tersebut dapat berperan dalam menyebabkan gejala Anda. Pemeriksaan fisik meliputi evaluasi kekuatan otot, ketangkasan, dan fungsi syaraf. Tes darah untuk enzim otot (CPK, aldolase, LDH, ALT, AST) dapat membantu untuk mengetahui apakah terjadi cedera otot. Tes darah lainnya mungkin termasuk evaluasi kadar kalsium, fosfor, potasium, dan magnesium, serta fungsi tiroid. Kadang-kadang, tes dengan ahli saraf mungkin termasuk tes kecepatan konduksi saraf (NCV) dan elektromiogram (EMG).

Penanganan kram otot secara mandiri di rumah
Biasasnya kram bisa dihentikan jika otot yang terlibat bisa diregangkan. Untuk kram kaki dan tungkai, peregangan ini seringkali bisa dilakukan dengan berdiri dan berjalan-jalan. Untuk kram otot betis, orang tersebut dapat berdiri 60 hingga 1 meter dari dinding dan bersandar ke dinding dengan lengan bawah menahan ke dinding, sementara lutut dan punggung lurus dan tumit bersentuhan dengan lantai. Teknik lain melibatkan meregangkan pergelangan kaki dengan menarik jari-jari kaki ke arah kepala sambil tetap terbaring di tempat tidur dengan kaki selurus mungkin. Untuk kram penulis (kontraktur di tangan), tekan tangan di dinding dengan jari-jari yang menghadap ke bawah akan meregangkan otot yang kram.
Memijat otot dengan lembut akan sering membantu merileksasi, karena akan menerapkan kehangatan dari bantalan pemanas atau merndam di air hangat. Jika kram dikaitkan dengan kehilangan cairan, seperti yang sering terjadi pada aktivitas fisik yang kuat, penggantian cairan dan elektrolit, terutama natrium dan kalium, sangat penting. Obat-obatan umumnya tidak diperlukan untuk mengobati kram biasa yang aktif karena kebanyakan kram mereda secara spontan sebelum cukup obat diserap oleh tubuh.