Terbit: 28 February 2018 | Diperbarui: 7 July 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Saat ini Otoaccoustic Emission (OAE ) dan  Automatic Audiometry Brainstem Response (AABR) merupakan teknik pemeriksaan baku emas (gold standard) dengan prinsip pemeriksaan cepat, mudah, tidak invasif, dan sensitivitas mendekati 100 persen. Hal penting yang diperhatikan sebelum dilakukan pemeriksaan adalah lubang telinga harus bersih dan tidak ada gangguan pada telinga tengah.

Gangguan Pendengaran Anak – Pemeriksaan dan Komplikasi

Pemeriksaan lain yang tidak kalah penting adalah Behavioural Observation Audiometry (BOA), yaitu untuk melihat perilaku anak terhadap stimulus suara yang diberikan. Faktor yang memengaruhi pemeriksaan ini antara lain usia, kondisi mental, kemauan melakukan tes, rasa takut, kondisi neurologik yang berhubungan dengan perkembangan motorik, dan persepsi. Diharapkan pada usia 3 bulan pemeriksaan sudah selesai dilakukan dan intervensi dapat dimulai pada usia 6 bulan. Pemberian alat bantu dengar membantu anak dalam proses habilitasi suara dan belajar berbicara. Selanjutnya, pada usia 1,5 hingga 2 tahun mulai dilatih di taman latihan khusus. Sebagai pilihan lain di Jakarta sejak tahun 2002 sudah ada program implantasi koklear dengan persyaratan tertentu.

Pada prinsipnya gangguan pendengaran pada bayi harus diketahui sedini mungkin. Walaupun derajat ketulian yang dialami seorang bayi atau anak hanya bersifat ringan, namun dalam perkembangan selanjutnya akan memengaruhi kemampuan berbicara dan berbahasa. Dalam keadaan normal, seorang bayi telah memiliki kesiapan berkomunikasi yang efektif pada usia 18 bulan, berarti saat tersebut merupakan periode kritis untuk mengetahui adanya gangguan pendengaran. Dibandingkan dengan orang dewasa pemeriksaan pendengaran pada bayi dan anak jauh lebih sulit, memerlukan ketelitian dan kesabaran. Selain itu, pemeriksa harus memiliki pengetahuan tentang hubungan antara usia bayi atau anak dengan taraf perkembangan motorik dan auditorik.

  • Brain Evoked Response Audiometry (BERA) merupakan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi dini adanya gangguan pendengaran, bahkan sejak bayi baru saja dilahirkan
  • OAE adalah gelombang yang dihasilkan oleh sel rambut halus bagian luar dari rumah siput, setelah diberi stimulus. Munculnya gelombang ini sebagai indikasi bahwa rumah siput bekerja dengan baik, yang berhubungan langsung dengan fungsi pendengaran.

Komplikasi tuli kongenital
Anak dengan tuli unilateral mengalami kesulitan dalam menentukan lokasi sumber suara dan mendengar di tempat yang sangat terlalu bising, di mana sang anak akan kesulitan dalam kegiatan sekolah. Beberapa hal yang mungkin terjadi adalah kegagalan sekolah, melamun, kesulitan konsentrasi, dan peningkatan masalah perilaku.

Anak dengan tuli bilateral mengalami keterbatasan dalam menerima dan mengekspresikan kemampuan berbicara, kemampuan membaca, dan kemampuan berhitung. Penderita tuli akan mengalami kesulitan mencari pekerjaan, sedikit kesempatan mencari penghasilan, dikucilkan, batasan berbahasa yang akan membatasi bersosialisasi dan pengurangan kualitas hidup.

Jadi, kenalilah gangguan pendengaran pada anak Anda sedini mungkin, agar tidak sampai terjadi komplikasi yang tidak diharapkan.

Gangguan Pendengaran pada Anak: 1 2 3 4

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi