Terbit: 2 August 2018
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

DokterSehat.Com- Pernahkah Anda mendengar tentang neutropenia? Neutropenia adalah keadaan abnormal pada neutrofil. Neutrofil adalah jenis sel darah putih yang mencegah infeksi bakteri. Pada tubuh penderita neutropenia, jumlah neutrofil dalam darah sangat rendah.

Neutropenia (Kekurangan Neutrofil) – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Neutrofil merupakan sel dalam sistem imun yang menyerang bakteri dan organisme lain ketika memasuki tubuh seseorang. Neutrofil adalah sel darah putih. Sumsum tulang membuat sel neutrofil ini untuk menuju aliran darah dan bergerak ke area tubuh yang terinfeksi. Neutrofil adalah sel yang akan melepaskan zat kimia untuk membunuh bakteri atau organisme yang menyerang tubuh.

Neutrofil dapat dibagi menjadi neutrofil segmen atau tersegmentasi dan banded neutrophils. Neutrofil tipe ini membentuk bagian dari keluarga sel polimorfonuklear (PMN) bersama dengan basofil dan eosinofil.

Jenis Neutropenia (Kekurangan Neutrofil)

Ada berbagai jenis neutropenia yang membuat jumlah neutrofil di dalam tubuh berkurang drastis, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Neikropenia siklik

Jenis neutropenia yang pertama adalah neikropenia siklik. Ini adalah sindrom kongenital langka yang menyebabkan fluktuasi jumlah neutrofil, hal ini memengaruhi sekitar 1 dari 1 juta orang

2. Sindrom Kostmann 

Ini adalah kelainan genetik di mana neutrofil diproduksi pada tingkat yang lebih rendah. Orang dengan sindrom Kostmann rentan terhadap infeksi sejak usia dini.

3. Neuro idiopatik kronis

Ini adalah versi neutropenia yang relatif umum, terutama memengaruhi wanita.

4. Myelokathexis

Ini adalah kondisi di mana neutrofil gagal bergerak dari sumsum tulang (di mana mereka diciptakan) ke aliran darah.

5. Neutropenia autoimun 

Penyakit kekurangan jumlah neutrofil yang ini disebabkan karena neutrofil hancur atau dirusak oleh sistem imun, maka penyakit neutropenia jenis ini disebut neutropenia autoimun.

6. Sindrom Shwachman-Diamond

Ini adalah kelainan genetik langka dengan berbagai efek termasuk dwarfisme, masalah dengan pankreas, dan jumlah neutrofil yang rendah.

7. Neutropenia neonatus Isoimun

Ini adalah kondisi di mana antibodi ibu melewati plasenta dan menyerang neutrofil janin yang sedang berkembang. Kondisi ini umumnya sembuh sendiri dalam dua bulan kehidupan. Dapat asimtomatik atau menyebabkan sepsis.

Penyebab Neutropenia (Kekurangan Neutrofil)

Penyebab neutropenia atau tubuh memiliki jumlah neutrofil yang sangat rendah, meliputi hal-hal sebagai berikut.

  • Terjadi masalah produksi neutrofil di sumsum tulang
  • Penghancuran neutrofil di luar sumsum tulang
  • Infeksi
  • Defisiensi gizi.

Penyebab penurunan produksi neutrofil:

  • Masalah dari lahir (kongenital) pada sumsum tulang
  • Leukemia dan kondisi lain yang memengaruhi sumsum tulang atau kegagalan sumsum tulang
  • Radiasi
  • Kemoterapi.

Infeksi yang menyebabkan neutropenia:

  • Tuberkulosis
  • Demam berdarah
  • Infeksi virus seperti Epstein-Barr, sitomegalovirus, HIV, dan hepatitis.

Peningkatan penghancuran neutrofil dapat disebabkan karena sistem imun tubuh yang menargetkan neutrofil untuk dihancurkan. Hal ini dapat terkait dengan kondisi “autoimun” seperti:

  • Penyakit Crohn
  • Rematoid artritis
  • Lupus.

Pada beberapa orang, neutropenia dapat disebabkan karena pengobatan tertentu seperti:

  • Antibiotik
  • Obat tekanan darah
  • Obat psikiatri
  • Obat epilepsi.

Gejala Neutropenia

Neutropenia seringkali tidak menimbulkan gejala. Dalam beberapa kasus, orang menyadari dirinya mengalami neutropenia ketika menjalani tes darah untuk hal yang tidak berkaitan dengan neutropenia, di mana tes darah tersebut menunjukkan jumlah neutrofil yang sangat kurang.

Namun, pada beberapa kasus, orang dapat memiliki gejala dari infeksi atau masalah lain yang mendasar yang disebabkan oleh neutropenia.

Infeksi dapat terjadi sebagai komplikasi dari infeksi neutropenia yang seringkali terjadi pada membran mukosa (selaput lendir) seperti di dalam mulut dan di kulit. Infeksi dapat tampak berupa: ulkus atau luka, abses, kemerahan, dan luka yang sembuh dalam waktu yang lama. Demam juga dapat merupakan gejala yang umum untuk infeksi.

Risiko infeksi serius akan meningkat seiring dengan:

  • Jumlah neutrofil yang turun terus
  • Durasi neutropenia berat yang semakin lama.

Diagnosis Neutropenia

Neutropenia didiagnosis dengan jumlah sel darah yang dilakukan pada sampel darah yang dikeluarkan dari vena. Untuk menentukan penyebab spesifik neutropenia dalam situasi tertentu, tes lain mungkin diperlukan. Kadang-kadang biopsi sumsum tulang mungkin diperlukan untuk mendiagnosis penyebab spesifik neutropenia.

Pengobatan Neutropenia

Terapi neutropenia

Ketika memutuskan terapi, penyedia layanan kesehatan harus mempertimbangkan penyebab dan keparahan neutropenia. Kasus yang ringan kemungkinan tidak membutuhkan terapi.

Pendekatan pengobatan neutropenia meliputi:

  • Antibiotik untuk infeksi bakteri
  • Obat yang menekan sistem imun
  • Terapi yang disebut granulocytecolony stimulating factor (G-CSF) yang menstimulasi sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak sel darah putih. Hal ini digunakan untuk beberapa tipe neutropenia, seperti tipe kongenital. Terapi ini dapat menjadi terapi penyelamat jiwa pada kasus ini
  • Mengubah obat yang dikonsumsi, jika memungkinkan, pada kasus neutropenia yang disebabkan pengobatan tertentu
  • Transplantasi sumsum tulang dapat berguna untuk mengobati beberapa tipe neutropenia berat, termasuk yang disebabkan masalah sumsum tulang .

Orang dengan neutropenia seringkali membutuhkan langkah khusus untuk mencegah infeksi. Langkah khusus ini meliputi:

  • Menjaga higienitas dengan baik, termasuk sering cuci tangan dan perawatan gigi yang baik, seperti sikat gigi dengan rutin dan flossing – membersihkan sela-sela gigi menggunakan benang
  • Mencegah kontak dengan orang sakit
  • Selalu menggunakan sepatu
  • Membersihkan lengan ketika terluka dan segera tutup dengan perban
  • Gunakan pencukur elektrik daripada silet
  • Cegah menyentuh kotoran hewan, dan tidak mengganti popok bayi
  • Cegah makanan yang dipasteurisasi, daging yang kurang matang, buah mentah, sayur mentah, dan bahan makanan lain yang mentah
  • Jauhi kolam atau sungai.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi