Terbit: 20 June 2019
Ditulis oleh: Rhandy Verizarie | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Apakah saat ini Anda merasakan gatal yang teramat sangat pada kulit? Pun, apakah di area kulit yang terasa gatal tersebut terdapat bercak berwarna kemerahan atau kecoklatan? Jika ya, ada kemungkinan Anda mengalami salah satu penyakit kulit yang bernama neurodermatitis. Lantas, apa itu neurodermatitis? Apa penyebab neurodermatitis? Apa ciri dan gejala neurodermatitis? Bagaimana mengobati neurodermatitis?

Neurodermatitis: Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Apa Itu Neurodermatitis?

Neurodermatitis adalah penyakit kulit yang terjadi akibat adanya peradangan (inflamasi) kronis pada kulit. Neurodermatitis (lichen simplex chronicus) diawali dengan rasa gatal pada kulit yang meradang, yang mana kondisi gatal ini akan semakin parah manakala penderita menggaruk area kulit tersebut secara berulang.

Neurodermatitis adalah penyakit kulit yang bukan termasuk golongan penyakit menular. Akan tetapi, rasa gatal yang ditimbulkannya sangat mengganggu sampai-sampai penderitanya tak kuasa untuk menahan diri dari menggaruk area kulit yang terkena penyakit ini. Padahal, garukan tersebut justru akan memperparah kondisi. Neurodermatitis umumnya terjadi di area leher, pergelangan tangan, bahkan skrotum dan anus.

Penyebab Neurodermatitis

Belum dapat diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab neurodermatitis ini. Akan tetapi, adanya reaksi tidak wajar—dalam hal ini terlalu sensitif—dari saraf kulit terhadap sejumlah faktor disinyalir memegang peran penting terjadinya neurodermatitis pada seseorang. Selain itu, penyakit kulit neurodermatitis dimungkinkan oleh adanya penyakit kulit lain yang dialami penderita, antara lain eksim atopik, psoriasis, dan alergi.

Kulit kering, paparan cuaca panas, cedera saraf, dan tidak lancarnya aliran darah adalah pelbagai penyebab neurodermatitis lainnya yang umum terjadi. Neurodermatitis juga kerap dikaitkan dengan kondisi psikologis, yakni berupa stres dan rasa cemas yang berlebihan.

Sementara itu, faktor risiko yang melatarbelakangi neurodermatitis umumnya meliputi:

  • Riwayat keluarga, di mana seseorang yang anggota keluarganya memiliki penyakit serupa akan memiliki tingkat risiko yang lebih besar untuk mengalami hal yang sama
  • Usia dan jenis kelamin, di mana wanita pada rentang usia 30 – 50 tahun lebih rentan terkena neurodermatitis

Ciri dan Gejala Neurodermatitis

Seperti yang sudah disebutkan di atas, ciri atau gejala dermatitis umumnya berupa rasa gatal pada area kulit yang mengalami peradangan. Masalahnya, rasa gatal ini acap kali sangat mengganggu sehingga penderita akan menggaruknya terus-menerus, sementara yang terjadi adalah kulit akan semakin terasa gatal-gatal alih-alih gatal menghilang.

Hal ini lantas berimbas pada kemunculan tanda atau ciri-ciri neurodermatitis lainnya pada kulit yang terdampak penyakit ini, yaitu:

  • Kulit mengalami penebalan
  • Kulit berubah warna menjadi lebih gelap
  • Garis-garis kulit terlihat semakin nyata
  • Muncul bintik-bintik kecil berwarna kemerahan
  • Kulit menjadi bersisik
  • Kulit terluka
  • Muncul koreng (eksfoliasi) akibat garukan pada kulit yang menebal
  • Ruam disertai nanah (apabila luka terinfeksi bakteri sekunder)

Rasa gatal pada kasus neurodermatitis ini mencapai puncaknya pada saat malam hari atau ketika penderita sedang beristirahat. Kurangnya aktivitas tersebut lantas menyebabkan otak lebih mudah untuk mengirimkan impuls gatal. Hal ini berbeda ketika penderita sedang beraktivitas, di mana ada semacam ‘pengalihan’ sehingga menghambat pengiriman impuls gatal.

Segera periksakan diri ke dokter apabila Anda mengalami ciri atau gejala neurodermatitis sebagaimana telah disebutkan. Pemeriksaan sedini mungkin perlu dilakukan guna mencegah kondisi bertambah parah dan bisa mengganggu kualitas hidup.

Diagnosis Neurodermatitis

Guna memastikan apakah Anda mengalami neurodermatitis atau tidak, pemeriksaan medis kiranya perlu dilakukan. Selain itu, pemeriksaan juga bertujuan untuk menentukan metode pengobatan yang nantinya dijalani oleh Anda sebagai penderita neurodermatitis atau radang kulit kronis ini.

Prosedur diagnosis neurodermatitis meliputi:

1. Anamnesis

Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan keluhan yang dialami pasien. Umumnya, pertanyaan yang diajukan seperti:

  • Sudah berapa lama kondisi ini berlangsung?
  • Apakah pernah mengalami kondisi ini sebelumnya?
  • Apakah kondisi ini (re: gatal) semakin parah saat malam hari atau saat tidur?
  • Apakah sering menggaruk area kulit yang terasa gatal?
  • Apakah merasa puas sehabis menggaruk?

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah itu, dokter akan melanjutkan ke tahap berikutnya yakni pemeriksaan fisik pasien. Di sini, dokter akan melihat kondisi fisik dari kulit pasien, kemudian melakukan analisis berdasarkan ciri atau gejala khas neurodermatitis, seperti kulit yang menebal dan berwarna lebih gelap, ruam kemerahan, dan sebagainya.

Prosedur ini umumnya sudah cukup untuk memvonis bahwa pasien memang menderita neurodermatitis. Selanjutnya, dokter akan melakukan prosedur pemeriksaan penunjang guna mengidentifikasi penyebab neurodermatitis, pun melihat apakah ada penyakit lain yang menyertai.

3. Pemeriksaan Penunjang

Selain untuk menguatkan diagnosis, pemeriksaan penunjang yang dilakukan juga memiliki agenda untuk mengetahui pemicu atau penyebab neurodermatitis, serta mencari tahu apakah ada penyakit lain yang mengiringi neurodermatitis, seperti psoriasis dan atau infeksi bakteri sekunder.

Pemeriksaan penunjang di sini lazimnya berupa biopsi kulit, yakni mengambil sampel jaringan kulit untuk kemudian diteliti di laboratorium apakah ada hal ganjil yang terjadi pada kulit. Tak hanya itu, tes reaksi alergi juga akan dilakukan mengingat neurodermatitis kerap memiliki keterkaitan dengan alergi.

Pengobatan Neurodermatitis

Setelah mendiagnosis neurodermatitis beserta penyebabnya, dokter akan memberikan resep obat pada pasien. Umumnya, obat untuk mengatasi neurodermatitis adalah:

1. Antihistamin

Antihistamin adalah obat yang diberikan pada penderita neurodermatitis dengan tujuan untuk mengurangi rasa gatal yang ditimbulkan oleh penyakit ini. Hal tersebut agar penderita tidak menggaruk kulitnya yang gatal oleh karena kebiasaan ini malah akan memperparah kondisi.

Apabila rasa gatal yang diderita pasien sudah sampai berakibat pada terganggunya jadwal tidur, maka antihistamin yang diberikan merupakan antihistamin golongan I yang memiliki efek sedatif (menyebabkan kantuk)

2. Steroid

Sementara itu, steroid bertujuan untuk mengurangi peradangan (inflamasi) yang terjadi pada kulit penderita neurodermatitis. Steroid berfungsi menghilangkan gejala-gejala peradangan seperti ruam, bengkak, dan mengurangi tingkat ketebalan kulit.

Pada kasus neurodermatitis, obat steroid yang umum diberikan oleh dokter berupa obat oles, seperti klobetasol dan betametason.

3. Antibiotik

Jika kulit sudah terlanjur mengalami luka akibat garukan yang berulang-ulang, maka dokter juga akan memberikan salep atau krim antibiotik yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi bakteri sekunder pada kulit.

4. Pelembab

Dokter juga akan menyarankan pasien penderita neurodermatitis untuk memakai pelembab kulit hipoalergenik dan bebas wewangian (fragrance-free) untuk menjaga kelembaban kulit yang umumnya mengering akibat penyakit ini. Kulit mengering rentan terhadap iritasi dan rasa gatal.

5. Obat Penenang

Rasa cemas dan stres juga kerap dialami oleh para penderita neurodermatitis. Oleh sebab itu, dokter umumnya tak ketinggalan meresepkan obat penenang agar pasien terhindar dari rasa cemas berlebihan yang bisa berakibat pada meningkatnya rasa gatal pada kulit.

Pencegahan Neurodermatitis

Guna mencegah agar neurodermatitis tidak bertambah parah, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Anda, yaitu:

  • Tahan keinginan untuk menggaruk kulit, lebih baik konsumsi obat penghilang gatal (antihistamin) dan kunjungi dokter
  • Selain menggaruk, penderita neurodermatitis juga dilarang untuk menusuk-nusuk, memukul, dan menggunakan benda dengan permukaan kasar lainnya untuk mengurangi gatal
  • Potong kuku secara teratur agar kuku tidak panjang dan tajam
  • Tidak mandi dengan air panas
  • Menghindari pemicu alergi (alergen)

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi