Terbit: 23 May 2019 | Diperbarui: 27 April 2022
Ditulis oleh: Mutia Isni Rahayu | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Munchausen syndrome adalah penyakit mental yang menyebabkan seseorang sering memalsukan gejala penyakit baik fisik maupun mental. Kondisi ini termasuk dalam gangguan buatan yang cukup parah dan penanganannya juga tidak mudah. Ketahui selangkapnya tentang sindrom Munchausen mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganannya.

Munchausen Syndrome: Penyebab, Gejala, Pengobatan, dll

Apa Itu Munchausen Syndrome

Munchausen syndrome adalah gangguan mental di mana seseorang berulang kali dan sengaja bertindak seolah dirinya memiliki penyakit mental atau fisik, meskipun sebenarnya mereka tidak sakit. Kondisi ini dikategorikan sebagai penyakit mental karena dikaitkan dengan kesulitan emosional yang parah.

Munchausen syndrome adalah gangguan buatan yang paling parah. Nama sindrom ini diambil dari Baron van Munchausen, ia merupakan seorang perwira Jerman dari abad ke-18 yang dikenal karena seringkali memperindah kisah hidup dan pengalamannya.

Sindrom ini lebih sering terkait dengan gejala penyakit fisik dibandingkan dengan gejala penyakit mental.

Penyebab Munchausen Syndrome

Sindrom Munchausen sangat kompleks dan sulit untuk dipahami. Kebanyakan penderitanya juga menolak untuk menjalani perawatan psikiatris. Kebanyakan penyebab dari sindrom ini juga tidak diketahui.

Berdasarkan beberapa penelitian, beberapa hal yang mungkin menyebabkan Munchausen syndrome adalah sebagai berikut ini:

  • Gangguan kepribadian yang menyebabkan pola pikir dan perilaku abnormal. Beberapa yang sering dikaitkan dengan sindrom ini seperti antisosial, borderline personality disorder, dan narcissistic.
  • Dendam terhadap tenaga profesional kesehatan atau tokoh otoritas.
  • Trauma atau penyakit emosional selama masa kanak-kanak.

Gejala Munchausen Syndrome

Penderita sindrom Munchausen mungkin melakukan beberapa cara untuk membesar-besarkan gejala yang dialami. Mereka dapat berbohong, melukai diri sendiri, atau bahkan memanipulasi tes.

Beberapa tanda dan gejala yang mungkin muncul dari Munchausen syndrome adalah sebagai berikut ini:

  • Memiliki riwayat kesehatan yang dramatis namun tidak konsisten.
  • Gejala tidak jelas yang tidak dapat dikontrol dan dapat berubah dan lebih parah setelah pengobatan dimulai.
  • Relaps (kambuh) yang dapat diprediksi setelah kondisi telah membaik.
  • Memiliki pengetahuan luas tentang dunia medis. Kebanyakan penderita sindrom ini gemar untuk membaca buku teks tentang kesehatan.
  • Memiliki beberapa bekas luka bedah.
  • Muncul gejala baru atau gejala tambahan setelah melihat hasil tes negatif.
  • Gejala hanya muncul ketika pasien bersama orang lain atau ketika sedang diperhatikan.
  • Bersedia atau bahkan berkeinginan untuk melakukan pemeriksaan medis, operasi, atau prosedur medis lainnya.
  • Pasien merasa enggan apabila dokter atau tenaga medis untuk berbicara dengan keluarga atau kerabatnya.
  • Memiliki riwayat mencari-cari perawatan di banyak rumah sakit atau klinik, bisa juga di beberapa kota.
  • Memiliki masalah identitas dan juga harga diri.

Diagnosis Munchausen Syndrome

Diagnosis Munchausen syndrome dapat sulit dilakukan. Hal ini dikarenakan pasien dapat berbohong dan terkadang memiliki pengetahuan medis yang cukup luas. Apabila tenaga medis mencurigai pasien memiliki sindrom Munchausen, catatan riwayat medis pasien akan diperiksa untuk mengetahui adanya ketidakkonsistenan antara klaim dan riwayat aktual medis pasien.

Tenaga medis juga mungkin menghubungi keluarga, kerabat, atau teman pasien untuk mengetahui apakah klaim pasien tentang masa lalunya benar.

Dokter juga dapat melakukan tes kesehatan untuk mendapatkan bukti tentang penyakit atau hasil tes yang dimanipulasi. Contohnya seperti cek darah yang dilakukan untuk mengetahui obat-obatan yang dikonsumsi pasien demi memunculkan gejala atau memanipulasi hasil tes.

Dokter juga harus mencari tahu apakah pasien memiliki motif lain seperti memalsukan penyakit demi keuntungan finansial atau demi mendapatkan obat-obatan tertentu.

Pengobatan Munchausen Syndrome

Kebanyakan penderita Munchausen syndrome tidak mau mengakui memiliki penyakit mental dan akan sulit untuk diajak melakukan perawatan. Mereka hanya mau mengakui penyakit fisiknya saja yang sebenarnya terkadang hanya dibuat-buat.

Apabila pasien mengakui memiliki penyakit mental, maka dokter dapat langsung memberikan rujukan ke psikiater. Namun jika pasien belum menyadari kondisi mentalnya, maka kemungkinan ahli kesehatan harus melakukan pendekatan dengan lembut dan tidak konfrontatif agar pasien dapat diajak bekerja sama.

Jika tetap sulit untuk membuat pasien mengakui kondisinya, dokter disarankan untuk membatasi kontak medis dengan pasien. Apabila dokter tidak percaya pada gejala yang diklaim oleh pasien, dokter dapat memutuskan untuk tidak memberikan pengobatan pada pasien.

Perawatan selanjutnya yang bisa dilakukan untuk mengatasi sindrom Munchausen adalah sebagai berikut ini:

1. Perawatan kejiwaan dan terapi perilaku kognitif

Pada dasarnya tidak ada pengobatan standar untuk mengatasi sindrom yang satu ini. Kombinasi psikoanalisis dan terapi perilaku kognitif diketahui cukup signifikan dalam membantu meredakan gejala Munchausen syndrome.

Psikoanalisis adalah jenis psikoterapi yang dilakukan sebagai upaya mengungkap keyakinan atau motivasi yang tidak disadari yang dapat menyebabkan kondisi psikologis tertentu.

Sedangkan terapi perilaku kognitif adalah terapi yang dilakukan untuk membantu seseorang mengidentifikasi keyakinan dan pola perilaku yang tidak realistis dan tidak membantu. Terapis yang terlatih dapat membantu mengganti keyakinan tersebut menjadi keyakinan yang lebih realistis.

2. Terapi keluarga

Terapi ini dapat dilakukan apabila penderita masih memiliki hubungan baik dengan keluarganya. Pasien dan keluarganya akan membahas bagaimana cara untuk membuat perubahan positif pada pasien.

Keluarga juga harus memberikan sikap yang tegas. Contohnya dengan tidak terlalu khawatir ketika pasien mulai menunjukkan bahwa dirinya sedang ‘sakit’ Tujuannya agar perilaku abnormal ini tidak terus berlanjut.

Munchausen syndrome termasuk kondisi jangka panjang yang sulit ditangani dan tidak ada pencegahannya. Namun kondisi ini juga bukan termasuk ke dalam gangguan mental yang sering ditemui. Peran keluarga dan orang terdekat sangat penting dalam identifikasi dan juga pengobatan sindrom Munchausen.

 

 

  1. Anonim. 2019. Munchausen syndrome. https://www.webmd.com/mental-health/munchausen-syndrome. (Diakses 23 Mei 2019).
  2. Anonim. Munchausen’s syndrome. https://www.nhs.uk/conditions/munchausens-syndrome/. (Diakses 23 Mei 2019).
  3. Anonim. Factitious Disorder Imposed on Self (Munchausen Syndrome). https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9833-factitious-disorder-imposed-on-self-munchausen-syndrome. (Diakses 23 Mei 2019).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi