Terbit: 14 July 2021 | Diperbarui: 31 August 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Mukormikosis atau yang juga dikenal sebagai jamur hitam, adalah jenis infeksi jamur. Meskipun jarang terjadi, tetapi penyakit ini sangat serius! Selengkapnya simak penjelasannya, mulai dari definisi, gejala, penyebab, pengobatan, hingga pencegahan.

Mukormikosis: Gejala, Penyebab, Pengobatan, Pencegahan, dll

Apa Itu Mukormikosis?

Mucormycosis atau mukormikosis adalah infeksi yang jarang terjadi namun berbahaya. Kondisi ini terjadi akibat sekelompok jamur yang bernama mucormycetes. Jenis jamur ini sering kali menyerang sinus, paru-paru, kulit, dan otak. Siapa pun dapat menghirup spora jamur atau bersentuhan dengan benda atau makanan yang terkontaminasi, seperti tanah, produk yang busuk, roti, atau tumpukan kompos.

Mukormikosis pada Pengidap COVID-19

Ada beberapa kaitan antara mucormycosis dengan COVID-19, berikut di antaranya:

1. Mucormycosis terdeteksi pada pasien COVID-19

Infeksi jamur, termasuk mucormycosis, aspergillosis, dan invasive candidiasis, terdeteksi pada pasien pengidap COVID-19 parah atau yang pulih dari penyakit dan telah terkait dengan penyakit parah dan kematian.

2. Peningkatan Kasus Mucormycosis di India

India telah melaporkan bahwa ada lonjakan kasus mukormicosis baru-baru ini. Pencegahan penyakit ini terkait COVID-19 yang memerlukan untuk fokus mengontrol indeks glikemik yang lebih baik pada pengidap COVID-19. Penting juga untuk memerhatikan penggunaan kortikosteroid sistemik dalam mengobati kasus yang parah.

3. Pasien COVID-19 harus Menghindari Obat Tertentu

Penggunaan kortikosteroid sistemik atau obat imunomodulasi lainnya untuk pasien COVID-19 ringan atau sedang harus dihindari. Fasilitas perawatan kesehatan perlu memperkuat program pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) pasien untuk mencegah wabah terkait perawatan kesehatan.

Tanda dan Gejala Mukormikosis

Gejala mucormycosis tergantung di bagian tubuh mana jamur ini tumbuh dan berkembang. Jika memiliki gejala yang menurut Anda mungkin terkait dengan mucormycosis, sebaiknya hubungi dokter atau dokter kulit.

1. Sinus dan Otak

Berikut ini adalah gejala rhinocerebral (sinus dan otak) mucormycosis:

  • Sakit kepala
  • Hidung atau sinus tersumbat.
  • Pembengkakan di satu sisi wajah.
  • Demam.
  • Lesi hitam di batang hidung atau bagian dalam mulut bagian atas yang menjadi lebih parah dengan cepat.

2. Paru-Paru

Pulmonary (paru-paru) mucormycosis, berikut gejalanya:

  • Demam.
  • Sesak napas.
  • Batuk.
  • Nyeri dada.

3. Kulit

Gejala cutaneous (kulit) mucormycosis, berikut di antaranya:

  • Kulit tampak lecet atau bisul.
  • Pembengkakan di sekitar luka.
  • Area kulit yang terinfeksi dapat berubah warna menjadi hitam.
  • Nyeri.
  • Kulit terasa hangat.
  • Kemerahan yang berlebihan di kulit.

4. Sistem Pencernaan

Berikut ini gejala mukormikosis gastrointestinal:

  • Sakit perut.
  • Mual dan muntah.
  • Perdarahan gastrointestinal.

5. Otak

Disseminated mucormycosis biasanya terjadi pada orang yang sudah sakit akibat kondisi medis lain. Dengan begitu, sulit untuk mengetahui gejala mana yang terkait dengan mucormycosis. Pasien dengan infeksi diseminata di otak bisa mengalami gejala berikut:

  • Perubahan kondisi mental.
  • Koma.

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah dan gangguan kekebalan (termasuk diabetes) harus mendapatkan pertolongan medis jika memiliki gejala berikut:

  • Demam.
  • Sakit kepala.
  • Mata bengkak.
  • Sakit sinus.

Penyebab Mucormycosis

Mukormikosis adalah infeksi yang dapat terjadi akibat paparan jamur mucormycetes. Organisme ini dapat tumbuh dan berkembang pada beberapa media berikut:

  • Dedaunan.
  • Tanah
  • Tumpukan kompos.
  • Kayu lapuk atau membusuk.

Siapa pun dapat tertular mucormycosis dengan menghirup spora jamur di udara. Ini merupakan paparan sinus (paru), yang pada akhirnya dapat mengembangkan infeksi di organ tubuh, termasuk sinus, paru-paru, kulit, mata, wajah, dan sistem saraf pusat (meskipun jarang).

Jenis jamur ini dapat terjadi secara alami di lingkungan, dan tidak semua orang yang terpapar akan terkena infeksi jamur. Seseorang yang mungkin memiliki peningkatan risiko tertular penyakit ini jika memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Faktor Risiko Mucormycosis

Berikut ini daftar faktor yang meningkatkan risiko mukormikosis:

  • Luka bakar.
  • Luka atau luka gores.
  • Transplantasi organ baru-baru ini.
  • Transplantasi sel punca (sel induk).
  • Penggunaan steroid jangka panjang atau narkoba suntik.
  • Neutropenia (rendahnya jumlah sel darah putih).
  • Hemokromatosis (tingginya kadar zat besi dalam tubuh)
  • Operasi
  • HIV atau AIDS.
  • Gizi buruk.
  • Bali lahir prematur atau berat badan lahir rendah.
  • Diabetes, terutama jika tidak mendapatkan pengobatan yang benar.
  • Kanker.

Diagnosis Mucormycosis

Orang dengan mucormycosis biasanya tidak tahu bahwa mereka telah mengidap penyakit ini. Anda mungkin didiagnosis dengan kondisi tersebut setelah memeriksakan diri ke dokter untuk infeksi paru-paru, sinus, atau kulit. Pasien harus mengunjungi dokter untuk semua jenis infeksi yang dicurigai.

Mukormikosis adalah infeksi jamur yang dapat didiagnosis dengan mengamati sampel jaringan di laboratorium. Dokter mungkin mengumpulkan sampel dahak atau cairan hidung jika pasien diduga memiliki infeksi sinus. Dalam kasus infeksi kulit, dokter mungkin juga akan membersihkan area luka.

Cara Mengobati Mukormikosis

Langkah pertama untuk mengobati mucormycosis adalah menggunakan obat antijamur intravena (IV) dan menjalani operasi debridement. Operasi ini dengan mengangkat semua jaringan yang terinfeksi. Mengangkat jaringan yang terinfeksi telah terbukti dapat mencegah infeksi menyebar lebih jauh.

Jika pasien merespons dengan baik terhadap terapi IV dan pengangkatan jaringan, dokter mungkin akan melepas infus dan memberi obat oral.

Berikut beberapa obat antijamur untuk mengobati mucormycosis:

  • Amphotericin B (melalui infus).
  • Isavuconazole (melalui infus atau oral).
  • Posaconazole (melalui infus atau oral).

Komplikasi

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang benar, penyakit ini bisa berakibat fatal dan bahkan menyebabkan komplikasi, meliputi:

  • Kebutaan.
  • Pembekuan darah atau penymbatan pembuluh darah.
  • Kerusakan saraf.

Jika tidak mendapatkan pengobatan yang baik, mucormycosis bisa menyebabkan kematian. Namun, angka kematian pastinya tidak jelas karena infeksinya sangat jarang. Tetapi para peneliti memperkirakan bahwa secara keseluruhan, sekitar 54% orang yang mengidap mucormycosis meninggal.

Kemungkinan kematian ini tergantung pada bagian tubuh mana yang terkena. Risikonya lebih rendah untuk orang dengan infeksi sinus daripada infeksi paru-paru atau otak.

Pencegahan Mukormikosis

Tidak ada cara untuk menghindari untuk menghirup spora penyebab mucormycosis. Tetapi ada beberapa langkah untuk menurunkan risiko mucormycosis. Langkah ini sangat penting jika Anda memiliki kondisi kesehatan yang meningkatkan risiko.

Berikut ini beberapa cara mencegah mucormycosis:

  • Jauhi area yang banyak debu atau tanah. Area ini seperti lokasi konstruksi atau penggalian. Jika harus berada di area tersebut, sebaiknya menggunakan masker wajah seperti N95.
  • Hindari air yang sudah terinfeksi. Air yang harus Anda hindari seperti air banjir atau bangunan yang rusak karena air, terutama setelah bencana alam (angin topan atau banjir).
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. Hindari aktivitas yang bersentuhan dengan debu dan tanah, seperti berkebun atau beraktivitas di halaman. Jika memungkinkan, lindungi kulit dengan sepatu, sarung tangan, celana panjang, dan baju lengan panjang. Membersihkan luka atau luka gores dengan air dan sabun sesegera mungkin.

paket obat isolasi mandiri doktersehat

 

  1. Anonim. Tanpa Tahun. Coronavirus Disease (COVID-19)/Mucormycosis. https://www.who.int/india/emergencies/coronavirus-disease-(covid-19)/mucormycosis (Diakses pada 14 Juli 2021)
  2. Anonim. Tanpa Tahun. Symptoms of Mucormycosis. https://www.cdc.gov/fungal/diseases/mucormycosis/symptoms.html (Diakses pada 14 Juli 2021)
  3. Cherney, Kristeen. 2017. Mucormycosis. https://www.healthline.com/health/mucormycosis (Diakses pada 14 Juli 2021)
  4. Sreenivas, Shishira. 2021. Mucormycosis: What to Know. https://www.webmd.com/lung/mucormycosis-black-fungus-infection (Diakses pada 14 Juli 2021)
  5. Vyas, Jatin M. 2020. Mucormycosis. https://medlineplus.gov/ency/article/000649.htm. (Diakses pada 14 Juli 2021)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi