Terbit: 13 April 2014 | Diperbarui: 22 March 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Dokter Sehat –  Vulvovaginitis atau infeksi vagina adalah infeksi pada vagina dan vulva yang menyerang perempuan dari semua golongan usia. Infeksi vagina ini biasa disebut vulvitis dan bukanlah jenis penyakit vagina yang berbahaya.

Infeksi Vagina (Vulvovaginitis)- Penyebab, Gejala, Mengobati

Beberapa waktu ini banyak pertanyaan dalam rubrik konsultasi kesehatan bayi dan anak mengenai infeksi vagina (vulvovaginitis) pada anak, artikel tanya-jawab ini dapat memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang infeksi vagina pada anak sehingga selanjutnya banyak pertanyaan dari pembaca yang dapat terjawab dengan membaca artikel ini.

Apa Itu Vulvovaginitis / Vulvitis / Infeksi Vagina?

Jika putri Anda mengeluh sakit atau menggaruk kemaluannya, dia mungkin menderita vulvovaginitis atau infeksi vagina yang merupakan peradangan pada daerah vulva dan vagina.

Hal ini merupakan masalah ginekologi yang paling umum pada wanita. Meskipun infeksi vagina sering dikaitkan dengan aktivitas seksual, anak perempuan yang belum mencapai pubertas sangat rentan terhadap infeksi yang disebut dengan istilah lain vulvitis untuk alasan yang tidak berhubungan sama sekali dengan masalah seks.

Karena putri Anda belum memiliki rambut kemaluan atau lemak di daerah kemaluan sebagai perlindungan terhadap infeksi pakaian, bahan kimia, sabun, dan obat-obatan dengan mudah dapat mengiritasi kulit daerah kemaluan. Bahkan benda asing yang tertinggal di situ seperti sisa kertas toilet dapat menyebabkan infeksi vagina.

Tidak seperti wanita dewasa, putri Anda belum memiliki cukup hormon estrogen untuk melindungi saluran vagina, dan pH vaginanya tinggi, menciptakan lingkungan yang subur bagi bakteri untuk tumbuh. Putri Anda juga mungkin belum dapat mencuci/ membersihkan daerah kemaluannya dari depan ke belakang sehingga sangat beresiko terserang vulvitis.

Gejala Vulvovaginitis (Infeksi Vagina)

Pada mulanya Anda mungkin melihat putri Anda menggaruk atau menggosok daerah selangkangannya, duduk atau berjalan dengan cara yang tidak nyaman. Selanjutnya putri Anda akan mengeluhkan nyeri di daerah kemaluan. Ketika Anda memeriksanya, daerah kemaluan akan tampak merah dan mungkin bengkak.

Seringkali, meskipun tidak selalu, Anda akan melihat keluarnya cairan berwarna kuning, hijau atau kecoklatan dari daerah vagina. Cairan tersebut biasanya memiliki bau yang tidak enak. Putri Anda mungkin mengeluh nyeri waktu buang air kecil. Hal ini disebabkan oleh air seni yang menyentuh daerah yang teriritasi atua terinfeksi meskipun hal ini sering disalahartikan sebagai tanda infeksi saluran kemih. Jika anak Anda memiliki gejala-gejala tersebut, periksakan segera ke dokter anak.

Penyebab Infeksi Vagina (Vulvovaginitis)

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan vulvovaginitis, berikut ini adalah beberapa penyebab utamanya :

1. Ketidakseimbangan bakteri

Dalam keadaan normal, di daerah vagina hidup banyak bakteri yang tidak membahayakan tubuh. Vulvovaginitis terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan bakteri tersebut. Alasan pasti dari pertumbuhan bakteri yang berlebih ini tidak selalu diketahui, meskipun kadang-kadang keseimbangan tersebut terganggu akibat pemakaian antibiotik, atau dengan adanya bakteri baru disebabkan karena menyentuh kemaluan dengan tangan yang kotor.

2. Hygiene atau kebersihan

Secara anatomi, pada wanita jarak antara vagina dan anus sangatlah dekat, dan juga diperparah dengan cara membersihkan atau mencuci daerah kemaluan yang salah. Hal ini menyebabkan kuman E. coli dan bakteri lain dari saluran pencernaan dapat dengan mudah masuk ke lubang kemaluan.

3. Posisi saat buang air kecil

Seperti pada kebanyakan anak, putri Anda mungkin buang air kecil dengan lutut yang rapat (tidak terbuka lebar). Hal ini meningkatkan kemungkinan air seni akan naik ke vaginanya dan menyebabkan infeksi.

4. Cacing kremi

Infeksi parasit ini sering terjadi pada anak, cacing kremi biasanya bertelur di sekitar anus, jika putri Anda memiliki cacing kremi, maka cacing tersebut akan menyebabkan rasa gatal dan iritasi dan akan menyebar ke daerah kemaluan.

5. Benda asing

Sisa kertas toilet atau benda lainnya dapat ditemukan dalam kemaluan putri Anda, menyebabkan bau dan keluarnya cairan, bahkan dapat berdarah.

6. Iritasi eksternal

Kadang-kadang pada cuaca yang panas dan penggunaan pakaian/ celana yang ketat dapat menyebabkan peradangan pada kulit kemaluan. Gelembung mandi dan sabun yang keras juga dapat menyebabkan kemerahan dan rasa gatal.

7. Jamur Candida

Walaupun infeksi jamur adalah gangguan umum untuk wanita dewasa, infeksi ini biasanya tidak menggangu gadis yang belum masuk masa pubertas. Jamur ini menyebabkan cairan dari kemaluan berwarna kuning keputihan seperti keju.

8. Pelecehan seksual

Jika hasil pemeriksaan laboratorium putri Anda positif untuk penyakit menular seksual: trichomoniasis, chlamydia, dan gonorrhea maka ia perlu dievaluasi untuk kasus pelecehan seksual.

Cara Mengobati Vulvovaginitis (Infeksi Vagina)

Pertama, dokter akan berbicara dengan Anda dan putri Anda tentang gejala dansetiap penyakit baru atau obat yang telah digunakan, tentang bagaimana putri Anda mandi dan jenis pakaian apa yang dia suka pakai, dan tentang bagaimana dia mencuci/ membersihkan daerah kemaluan.

Selanjutnya dokter akan memeriksa daerah sebelah luar kemaluan putri Anda. Pemeriksaan ini tidak akan menyakiti atau mengganggu secara fisik. Jika ada cairan yang keluar, dokter akan mengambil sampel usapan pada vagina untuk selanjutnya diperiksakan ke laboratorium. Selanjutnya dokter Anda akan mengobati infeksi vulvovaginitis ini sesuai dengan penyebabnya.

Cara untuk meringankan rasa sakitnya, dengan mandi air hangat sering (tanpa menggunakan sabun pada daerah kemaluan). Perlu juga dibiasakan cara mencuci atau membersihkan daerah kemaluan dari depan ke belakang, mengenakan pakaian katun longgar untuk memungkinkan udara masuk dan menjaga kemaluan tidak lembab atau basah.

Mencegah Infeksi Vagina

Untuk mencegah infeksi jamur, mengenakan pakaian katun agar udara dapat bersirkulasi, walaupun sejumlah obat untuk mengobati infeksi jamur baru-baru ini akan tersedia over-the-counter, berhati-hati dalam membuat diagnosis diri terburu-buru.

Penggunaan kondom selama hubungan seksual bisa mencegah sebagian besar infeksi menular seksual vagina, tepat pas dan memadai penyerap pakaian, dikombinasikan dengan baik kebersihan daerah genital juga mencegah banyak kasus infeksi non-vulvovaginitis.

Anak-anak harus diajarkan bagaimana cara benar membersihkan daerah genital saat memandikan atau mandi, tepat menyeka setelah menggunakan toilet juga akan membantu (anak harus selalu menyeka dari depan ke belakang untuk menghindari memperkenalkan bakteri dari anus ke vagina). Tangan harus dicuci bersih sebelum dan setelah menggunakan kamar mandi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi