Terbit: 30 July 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Apa itu hidronefrosis? Hidronefrosis adalah pembengkakan ginjal akibat adanya penumpukan urine. Kondisi ini membuat urine tidak mampu mengalir dari ginjal ke kandung kemih. Biasanya, gangguan kecil ini terjadi di salah satu ginjal, namun tidak menutup kemungkinan terjadi pada dua ginjal sekaligus.

Hidronefrosis: Penyebab, Gejala, Diagnosis dan Pengobatan

Penyebab Hidronefrosis

Perlu diketahui, penyebab paling umum dari hidronefrosis yaitu sumbatan pada ureter (saluran kencing) yang biasanya terjadi secara tiba-tiba. Sumbatan ini sendiri terjadi karena adanya batu ginjal.

Saat uretra tertahan, hal itu bisa menjadi penyebab aliran urine berbalik ke arah ginjal, sehingga menyebabkan ginjal membengkak. Aliran urine balik ini juga sering disebut refluks vesikoureter (VUR).

Penyebab hidronefrosis lainnya, antara lain:

  • Batu ginjal di dalam ureter.
  • Tumor di dalam atau di dekat ureter.
  • Penyempitan ureter akibat cacat bawaan, cedera, infeksi, terapi penyinaran atau pembedahan.
  • Kelainan pada otot atau saraf di kandung kemih atau ureter.
  • Ureterokel (penonjolan ujung bawah ureter ke dalam kandung kemih).
  • Kanker kandung kemih, leher rahim, rahim, prostat atau organ panggul lainnya.
  • Sumbatan yang menghalangi aliran air kemih dari kandung kemih ke uretra akibat pembesaran prostat, peradangan, atau kanker
  • Infeksi saluran kemih yang berat–yang untuk sementara waktu menghalangi kontraksi ureter.

Selain itu, pada beberapa kasus, hidronefrosis juga bisa terjadi selama kehamilan karena pembesaran rahim menekan ureter. Perubahan hormonal akan memperburuk keadaan ini karena mengurangi kontraksi ureter yang secara normal mengalirkan air kemih ke kandung kemih. Hidronefrosis akan berakhir bila kehamilan berakhir, meskipun sesudahnya pelvis renalis dan ureter mungkin tetap agak melebar.

Pelebaran pelvis renalis yang berlangsung lama dapat menghalangi kontraksi otot ritmis yang secara normal mengalirkan urine ke kandung kemih. Kemudian, jaringan fibrosa  akan menggantikan kedudukan jaringan otot yang normal di dinding ureter sehingga terjadi kerusakan yang menetap.

Gejala Hidronefrosis

Gejala hidronefrosis bergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi penyumbatan serta lamanya penyumbatan. Jika penyumbatan timbul dengan cepat (hidronefrosis akut), biasanya akan menyebabkan kolik renalis (nyeri yang luar biasa di daerah antara tulang rusuk dan tulang panggul) pada sisi ginjal yang terkena.

Jika penyumbatan berkembang secara perlahan (hidronefrosis kronis), kondisi ini tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul. Nyeri yang hilang timbul terjadi karena pengisian sementara pelvis renalis atau karena penyumbatan sementara ureter akibat ginjal bergeser ke bawah.

Berikut ini adalah gejala lain yang menyertai hidronefrosis, antara lain:

  • Mual.
  • Muntah.
  • Hematuria.
  • Rasa nyeri saat buang air kecil atau urine (disuria).
  • Tidak bisa mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
  • Lebih jarang mengeluarkan urine, atau urine keluar dengan aliran yang lemah.

Sementara itu, apabila urine menunjukkan warna gelap, alirannya melemah, muncul demam atau rasa terbakar saat mengeluarkan urine, hal itu menunjukkan gejala infeksi saluran kemih.

Diagnosis Hidronefrosis

Langkah awal untuk mendiagnosis hidronefrosis, biasanya dokter akan menggali riwayat pasien disertai dengan pemeriksaan fisik. Dengan melakukan pemeriksaan fisik, dokter bisa merasakan adanya massa di daerah antara tulang rusuk dan tulang pinggul, terutama jika ginjal sangat membesar.

Selain itu, mendeteksi hidronefrosi pada laki-laki dan perempuan juga terdapat perbedaan. Pada wanita, pemeriksaan panggul dilakukan untuk mengevaluasi rahim dan indung telur. Sedangkan pada pria pemeriksaan colok dubur dilakukan untuk menilai ukuran prostat.

Serangkaian tes lainnya yang dapat dilakukan, antara lain:

  • Tes darah. Hal ini diperlukan untuk mengetahui adanya infeksi.
  • Tes urine. Hal berguna untuk melihat adanya darah dalam urine atau infeksi.
  • USG atau CT scan. Tes ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran ginjal dengan jelas.
  • Urografi intravena. Tes ini dilakukan untuk melihat kondisi saluran urine. Caranya dengan menyuntikkan pewarna khusus dalam aliran darah, kemudian diamati dengan foto Rontgen.

Pengobatan Hidronefrosis

Pada dasarnya, pengobatan hidronefrosis adalah untuk melancarkan aliran urine dari ginjal dan menurunkan pembengkakan serta tekanan yang bisa menyebabkan menurunnya fungsi ginjal.

Tindakan awal bertujuan untuk meminimalisir nyeri dan mencegah infeksi saluran kemih. Pada beberapa kasus, intervensi pembedahan mungkin dibutuhkan.

Berikut adalah beberapa cara mengobati hidronefrosis, antara lain:

  • Agar urine bisa mengalir keluar, dokter bisa memasukan selang melewati kandung kemih dan ureter.
  • Guna mengurangi risiko infeksi saluran kencing, antibiotik diperlukan untuk mengatasi infeksinya.
  • Agar sumbatan bisa keluar, langkah selanjutnya yang bisa dilakukan dokter adalah menusukkan pipa ke dalam ginjal melalui kulit terdekat. Pembedahan juga bisa dilakukan untuk mengangkat sumbatannya.
  • Jika terjadi penyumbatan total, infeksi yang serius atau terdapat batu, maka bisa dipasang kateter pada pelvis renalis untuk sementara waktu. Kadang perlu dilakukan pembedahan untuk membebaskan ureter dari jaringan fibrosa.
  • Jika sambungan ureter dan kandung kemih tersumbat, maka dilakukan pembedahan untuk melepaskan ureter dan menyambungkannya kembali di sisi kandung kemih yang berbeda.

Hal penting lainnya yang perlu diperhatikan adalah evaluasi diperlukan untuk proses pembedahan untuk mengangkat penyebab dari hidronefrosis, seperti tumor, obstruksi ureter atau batu ginjal.

Apabila kondisinya telah kronis, hidronefrosis berpotensi mengakibatkan gagal ginjal. Jika terjadi gagal ginjal, dokter menyarankan untuk dialisis atau transplantasi ginjal. Pertimbangan operasi dilakukan sangatlah kompleks. Indikasi operasi antara lain dilatasi persisten (hasil USG), obstruksi parah (pemindaian nuklir) atau hilangnya fungsi ginjal.

Pada orang dewasa, operasi perbaikan pelvis ginjal atau pieloplasti endoskopi dilakukan melalui kandung kemih atau ginjal, dengan tingkat keberhasilan 70-80 persen. Sementara untuk bayi dan anak-anak, pieloplasti terbuka adalah prosedur yang bisa digunakan dengan tingkat keberhasilan mencapai 90 persen.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi