DokterSehat.Com – Hematoma adalah kumpulan darah tidak normal di luar pembuluh darah. Kondisi ini dapat terjadi saat dinding pembuluh darah arteri, kapiler atau vena mengalami kerusakan sehingga darah keluar menuju jaringan yang bukan tempatnya.
Hematoma sering juga disebut lebam atau memar, namun biasanya lebam atau memar digunakan untuk merujuk pada kondisi yang lebih ringan, sedangkan hematoma sering digunakan untuk menggambarkan kondisi yang lebih serius saat penumpukan darah meliputi area yang lebih besar atau bahkan menimbulkan bengkak.
Kumpulan darah ini bisa terjadi pada bagian tubuh mana pun, dari yang berukuran kecil, hingga yang berukuran besar dan menyebabkan jaringan sekitarnya terasa nyeri atau bengkak. Selain menyebabkan pembengkakan, hematoma juga bisa menyebabkan rasa nyeri, munculnya warna kulit yang cenderung kemerahan, dan rasa hangat pada bagian tubuh yang terkena hematoma.
Penyebab Hematoma
Hematoma kerap kali terjadi karena adanya trauma atau cendera yang kerap kali terjadi karena benturan yang keras, terjatuh, patah tulang, terkilir, atau bahkan bersin yang terjadi yang sangat keras.
Hematoma sendiri cenderung mudah untuk terjadi pada ibu yang sedang hamil atau baru saja melahirkan. Tak hanya itu, mereka yang mengalami cedera seperti retak pada tulang dan wanita yang sedang mengalami menstruasi–di mana darah yang keluar dalam bentuk menggumpal juga akan memicu munculnya hematoma.
Penyakit kelainan darah yang sering mengakibatkan hematoma adalah immune thrombocytopenia purpura (ITP), yaitu penyakit autoimun yang menyebabkan trombosit dihancurkan secara berlebihan. ITP biasanya terjadi pada anak-anak, dan didahului dengan infeksi virus sebelumnya. Selain itu, orang yang mendapat pengencer darah secara rutin juga lebih rentan mengalami hematoma.
Terdapat beberapa hal yang meningkatkan risiko seseorang mengalami hematoma di antaranya:
- Kondisi medis atau penyakit tertentu yang menyebabkan turunnya jumlah trombosit atau hilangnya fungsi trombosit, seperti anemia aplastik dan infeksi virus.
- Obat antikoagulan bisa meningkatkan risiko terjadinya perdarahan dan meluasnya hematoma, karena tubuh tidak dapat membentuk bekuan darah dan memperbaiki kerusakan pembuluh darah.
- Aneurisma, tonjolan abnormal pada dinding arteri.
Gejala Hematoma
Pada umumnya, gejala atau ciri-ciri hematoma yang dapat terlihat adalah munculnya bercak berwarna biru kehitaman atau merah kebiruan di kulit. Bila bercak tersebut ditekan, akan terasa nyeri. Selain itu gejala hematoma juga tergantung dari kondisi hematoma lokasi dan ukuran. Namun pada umumnya, gejala yang timbul berupa: pembengkakan pada area hematoma dan area hematoma berwarna merah keunguan (terasa nyeri saat ditekan).
Perlu diketahui, terdapat banyak sekali jenis hematoma, namun biasanya klasifikasi dari hematoma ini berdasarkan di mana hematoma ini ditemukan pada bagian tubuh. Sebagai contoh, hematoma telinga terjadi pada bagian bawah kulit telinga, hal itu disebabkan oleh adanya pendarahan pada struktur tulang rawan pada telinga. Sedangkan, hematoma payudara terjadi akibat pendarahan internal pada payudara,
Diagnosis Hematoma
Jika gejala yang tampak dan dikemukakan oleh pasien mengarah pada hematoma, dokter dapat melanjutkan dengan pemeriksaan fisik, terutama pada area lokasi hematoma. Pemeriksaan fisik dapat mendiagnosis hematoma yang terjadi pada kulit dan jaringan lunak.
Pemeriksaan fisik dan beberapa tes akan direkomendasikan. Setelah itu, dokter kemudian dapat melakukan uji tempel pada kulit, di mana berbagai zat dalam jumlah kecil dioleskan pada kulit di bawah perekat.
Setelah itu, dokter akan memeriksa kulit untuk melihat apakah Anda mengalami reaksi terhadap zat tersebut. Jenis tes ini paling baik dilakukan setidaknya 2 minggu setelah hematoma menghilang dan paling berguna untuk melihat apakah Anda memiliki alergi kontak.
Sementara itu, pada kasus hematoma yang tidak terlihat, diperlukan pemeriksaan dengan pemindaian, misalnya CT scan untuk melihat hematoma pada otak atau di dalam rongga perut. Pemeriksaan penunjang juga diperlukan untuk mengetahui faktor risiko, penyebab, atau komplikasi yang sudah terjadi, seperti pemeriksaan foto Rontgen untuk mengetahui adanya fraktur tulang yang mengakibatkan hematoma, atau pemeriksaan darah guna mengetahui kadar trombosit serta waktu pembekuan darah.
Namun bila hematoma dicurigai disebabkan karena kelainan darah atau karena penggunaan pengencer darah, maka dokter umumnya akan meminta penderita untuk melakukan pemeriksaan darah. Seperti: pemeriksaan trombosit, bleeding time, dan pemeriksaan faktor pembekuan darah (activated partial thromboplastin time/ APTT dan prothrombine time/ PT).
Pengobatan Hematoma
Cara mengobati hematoma biasanya cukup dilakukan hanya dengan mengistirahatkan tubuh atau dengan memberikan kompres es batu pada bagian tubuh yang terkena hematoma atau dengan mengangkat bagian tubuh yang terkena hematoma lebih tinggi dari jantung untuk mengurangi aliran darah ke area yang mengalami perdarahan. Dengan cara ini biasanya hematoma bisa mereda.
Hematoma yang terletak di tungkai umumnya lebih lama menghilang dibandingkan hematoma yang terjadi di lengan atau bagian tubuh yang lain. Sementara itu, pada pasien yang menggunakan pengobatan antikoagulasi, ibuprofen tidak direkomendasikan karena risiko perdarahan saluran pencernaan. Pasien dengan penyakit hati juga tidak boleh menggunakan acetaminophen yang dijual bebas.
Meski begitu, cara mengobati hematoma tergantung pada bagian tubuh dan kondisinya. Pada kasus hematoma intrakranial yang meluas terkadang perlu ditangani dengan operasi. Tindakan yang bisa dilakukan adalah pengeluaran darah dengan membuka tulang tengkorak atau kraniotomi.
Bagi Anda yang ingin mencegah terjadinya hematoma, sebisa mungkin kurangi aktivitas yang membuat Anda mengalami benturan. Beberapa orang yang mendapatkan pengencer darah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu
Meski hematoma bukan gangguan serius bagi kesehatan, hematoma bisa menyebabkan peradangan dan pembengkakan. Kedua hal tersebut bisa menimbulkan beberapa komplikasi, yaitu: iritasi dan infeksi.