Long COVID Syndrome adalah istilah untuk pasien COVID-19 yang merasakan gejala lebih lama daripada kebanyakan pasien lainnya. Ketahui apa itu Long COVID Syndrome, gejala, penyebab, prevalensi, dan cara mengatasinya dalam pembahasan ini.
Apa Itu Long COVID Syndrome?
Long COVID Syndrome adalah kondisi di mana pasien COVID-19 mengalami COVID symptoms yang cukup lama hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Sementara sebagian besar pasien COVID dengan gejala ringan akan sembuh dalam beberapa hari saja atau sekitar 1-2 minggu setelah pertama kali tertular infeksi awal SARS-CoV-2.
Berdasarkan keterangan dari badan pengawas kesehatan National Institute for Health dan Care Excellence (NICE), Sindrom Long COVID adalah gejala COVID yang berlangsung selama lebih dari 12 minggu, namun beberapa pihak lainnya mendefinisikan Long COVID sebagai gejala yang berlangsung selama 8 minggu.
Siapa saja yang positif COVID-19 baik dengan gejala ringan atau tanpa gejala memiliki risiko Long COVID. Sementara berdasarkan laporan saat ini, gejalanya meliputi gangguan pernapasan seperti batuk dan sesak napas, sakit kepala, serta kelelahan.
Prevalensi Long COVID Syndrome
Hingga artikel ini diturunkan, angka pasien COVID-19 masih terus bertambah begitu juga dengan pasien yang melaporkan mengalami gejala COVID-19 yang panjang. Berdasarkan laporan dari British Heart Foundation yang dipublikasikan pada 1 April 2021, sekitar 1 dari 20 pasien COVID-19 mengalami gejala selama 8 minggu. Sementara 1 dari 50 pasien memiliki gejala COVID hingga lebih dari 12 minggu.
Berdasarkan studi dari Universitas Leicester, 1.000 pasien COVID-19 yang telah keluar dari rumah sakit memiliki proporsi Long COVID lebih besar di antara mereka. Para peneliti lainnya menemukan bahwa 7 dari 10 pasien COVID-19 belum pulih sepenuhnya dalam 5 bulan setelah mereka pulang dari rumah sakit. Bahkan, 1 dari 5 pasien dianggap memiliki gejala baru.
Beberapa bukti juga menunjukkan bahwa kebanyakan petugas kesehatan terpapar gejala COVID lebih lama. Meskipun data kasus COVID-19 belum dapat dipastikan, ini harusnya meningkatkan kewaspadaan semua pihak bahwa siapapun memiliki risiko terkena COVID-19 dan dengan gejala lebih lama.
Gejala Long COVID Syndrome
Pasien dengan gejala COVID yang lebih lama dilaporkan memiliki kombinasi gejala berbeda. Berikut ini beberapa Long Covid symptoms berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC):
- Batuk-batuk.
- Sakit kepala.
- Pusing saat berdiri.
- Kehilangan indra perasa.
- Kelelahan ekstrim.
- Nyeri sendi atau otot.
- Sulit konsentrasi (brain fog).
- Napas cepat atau jantung berdebar.
- Gangguan kecemasan.
Long Covid symptoms berdasarkan National Health Service (NHS):
- Masalah pendengaran atau tinnitus.
- Tidak enak badan.
- Tidak nafsu makan.
- Nyeri perut.
- Sakit tenggorokan.
- Demam tinggi.
- Ruam kulit.
- Gangguan pernapasan.
Pasien mengalami gejala COVID-19 ini berminggu-minggu setelah pertama kali menerima diagnosis positif COVID-19.
Kapan Harus ke Dokter?
Bila Anda didiagnosis positif COVID-19 melalui tes swab PCR dan gejala tidak kunjung membaik dalam 4 minggu, konsultasikan kesehatan Anda pada dokter. Selama Anda masih mengalami gejala COVID-19, Anda harus melakukan perawatan kesehatan secara berkala, termasuk minum vitamin, olahraga, makan sehat, cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, terus pantau gejala, dan konsultasi ke dokter secara berkala.
Penyebab Long COVID Syndrome
Para peneliti belum dapat memastikan kenapa pasien dapat memiliki gejala COVID-19 yang lebih lama, namun beberapa kemungkinan penyebab termasuk:
- Anda terkena infeksi ulang virus SARS-CoV-2.
- Peradangan pada sistem kekebalan tubuh.
- Sistem kekebalan tubuh kurang responsif.
- Perubahan fisik karena kurang istirahat.
- Stres pasca-trauma.
- Cedera pada organ tubuh tertentu.
- Perubahan sistem kekebalan tubuh yang memengaruhi fungsi organ tubuh tertentu.
- Efek dari sindrom-sindrom berbeda setelah terserang virus.
- Mengalami sindrom kelelahan pasca-virus.
Faktor Risiko Long COVID Syndrome
Berikut ini kelompok orang yang rentan mengalami gejala COVID-19 lebih panjang:
- Lansia
- Wanita
- Pasien yang mengalami 5 gejala COVID-19 pada minggu pertama saat terinfeksi virus.
- Pasien COVID-19 dengan riwayat asma, diabetes tipe 2, dan masalah kardiovaskular.
Apakah Long COVID Menular?
Long COVID tidak menular. Ini adalah gejala COVID-19 yang lebih panjang akibat respon tubuh terhadap virus yang terus berlanjut setelah infeksi awal. Walaupun demikian, pasien Long COVID dan semua orang sebaiknya tetap memerhatikan protokol kesehatan seperti jaga jarak, pakai masker, cuci tangan, dan jangan berkerumun untuk memutus mata rantai penularan virus Corona.
Diagnosis Long COVID Syndrome
Dokter akan memeriksa kondisi Anda dengan bertanya seputar riwayat medis dan riwayat gejala COVID dari awal terinfeksi. Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan termasuk:
- Mengecek suhu tubuh.
- Tes tekanan darah.
- Pemeriksaan fungsi paru-paru dan pernapasan.
- Tes detak dan ritme jantung.
- Rontgen dada.
- Tes urine.
- Elektrokardiogram untuk memeriksa masalah jantung.
Tes lain yang mungkin pasien butuhkan:
- Tes fungsi liver dan fungsi ginjal.
- Hitung darah lengkap.
- Kerusakan otot.
- Tingkat zat besi.
- Pemeriksaan apakah ada gumpalan darah.
- Tes elektrolit.
- Troponin untuk menguji kerusakan otot jantung.
Bila pasien memiliki riwayat gejala penyakit lain sebelum COVID-19, dokter juga akan memeriksa kondisi dan gejala penyakit tersebut.
Cara Mengatasi Sindrom Long COVID
Banyak pasien dengan gejala ringan sembuh dari COVID-19 dengan perawatan di rumah seiring berjalannya waktu. Bila Anda mencurigai gejala Long COVID-19, hubungi dokter untuk perawatan lebih lanjut.
Perawatan Kesehatan
Menjaga kesehatan jangka panjang agar sistem imun kuat melawan penyakit:
- Istirahat yang cukup.
- Menjaga pola makan sehat.
- Jangan merokok.
- Batasi asupan kafein.
- Olahraga rutin.
- Konsumsi vitamin tambahan.
- Gunakan obat pereda nyeri bila perlu atau sesuai dengan petunjuk dokter.
- Jangan stres.
Perawatan Medis
Bagaimanapun, gejala COVID-19 yang berlangsung lebih lama akan memengaruhi hidup seseorang. Dokter akan memeriksa kondisi pasien secara keseluruhan dan mungkin menyarankan perawatan individual yang lebih maksimal, terlebih lagi bila pasien memiliki riwayat penyakit bawaan.
Rencana perawatan medis tersebut mungkin mencakup perubahan gaya hidup besar, konsumsi obat-obatan resep, menangani gejala dan terus waspada terhadap gejala baru, dan memberikan perawatan yang tepat. Selain itu, pasien membutuhkan dukungan emosional dari keluarga dan kerabat terdekat.
Komplikasi Long COVID Syndrome
Setiap pasien COVID-19 memiliki gejala yang mungkin berfluktuasi secara berbeda. Gejala COVID-19 yang lebih lama biasanya memengaruhi pernapasan. Dalam studi terhadap 4.182 pasien, pasien long COVID-19 juga dilaporkan mengalami masalah jantung dan brain fog (kabut otak) atau sulit konsentrasi.
Cara Mencegah COVID-19
Cara mencegah COVID-19 secara umum adalah:
- Gunakan masker.
- Jaga jarak dan jangan berkerumun.
- Cuci tangan.
- Terapkan pola makan sehat agat tubuh tetap kuat.
- Minum vitamin bila perlu untuk meningkatan sistem imun.
- Rajin olahraga.
Sementara itu, para peneliti dan profesional kesehatan masih terus bekerja keras untuk menemukan solusi untuk mencegah paparan virus SARS-CoV-2, memahami penyebab, pilihan pengobatan, dan waktu pemulihan potensial.
- British Heart Foundation. 2021. Long Covid: what is it and what should you do if you have it. https://www.bhf.org.uk/informationsupport/heart-matters-magazine/news/coronavirus-and-your-health/long-covid#mostrisk. (Diakses pada 12 April 2021).
- CDC. 2021. Post-COVID Conditions. https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/long-term-effects.html. (Diakses pada 12 April 2021).
- NHS. 2021. Long-term effects of coronavirus (long COVID). https://www.nhs.uk/conditions/coronavirus-covid-19/long-term-effects-of-coronavirus-long-covid/. (Diakses pada 12 April 2021).
- Sissons, Beth. 2021. What to know about long COVID. https://www.medicalnewstoday.com/articles/long-covid. (Diakses pada 12 April 2021).