Istilah lidah tertelan sering kita dengar pada pertandingan olahraga saat seorang atlet mengalami cedera, lalu seperti tersedak dan menelan lidahnya sendiri, namun benarkah begitu? Ketahui apa itu lidah tertelan, serta mitos dan faktanya dalam dunia medis.
Apa Itu Lidah Tertelan?
Lidah tertelan adalah istilah urban yang dikaitkan dengan kejang atau epilepsi, dengan mitos bahwa orang yang sedang kejang dapat menelan lidahnya sendiri. Sehingga banyak orang yang keliru dan memberikan orang kejang benda keras untuk digigit atau mengganjal mulut dengan sendok, garpu, stik kayu, dll, agar orang yang sedang kejang tersebut tidak menggigit atau menelan lidahnya sendiri. Itu semua hanya mitos.
Fakta secara medis, tidak ada sesuatu yang dinamakan lidah tertelan atau seseorang yang dapat menelan lidahnya sendiri secara fisik. Lidah terdiri dari susunan jaringan dan otot yang kompleks, salah satunya jaringan kecil bernama frenulum linguae. Frenulum linguae terletak di belakang gigi dan di bawah lidah untuk menjaga posisi lidah tetap pada tempatnya, bahkan saat kejang.
Saat seseorang mengalami kejang atau epilepsi, mereka tidak sadarkan diri. Otot dan jaringan di lidah mungkin juga melemah dan kehilangan fungsinya. Lidah mungkin menjadi terlalu lembek dan lemah, sehingga sedikit jatuh ke belakang tenggorokan, terutama bila pasien dalam keadaan berbaring.
Lidah mungkin sedikit menutupi bukaan ke laring dan esofagus, juga menghalangi saluran pernapasan. Orang yang sedang kejang atau epilepsi cenderung mengalami masalah pernapasan seperti itu, namun mereka tidak menelan lidahnya sendiri.
Penyebab Lidah Tertelan
Lalu, apa saja hal yang menyebabkan ilusi seperti seseorang bisa menelan lidahnya? Berikut ini dua kondisi yang paling sering dikaitkan sebagai penyebab lidah tertelan, serta fakta dan mitosnya:
1. Apakah Bisa Lidah Tertelan Akibat Cedera Olahraga?
Istilah lidah tertelan mungkin menjadi cukup populer karena beberapa atlet ternama diklaim pernah mengalami kondisi tersebut. Pada bidang olahraga seperti sepak bola, basket, atau tinju, beberapa atlet dikatakan pernah mengalami swallowing tongue akibat benturan fisik, trauma, atau cedera.
Fakta yang sebenarnya terjadi adalah benturan atau cedera fisik tersebut memengaruhi otot-otot tubuh, termasuk otot lidah yang menjadi lemas. Saat atlet tersebut jatuh, lidah akan sedikit terkulai dan menutupi saluran pernapasan sehingga mengalami sesak napas.
2. Apakah Bisa Lidah Tertelan Akibat Sleep Apnea?
Anda mungkin pernah mendengar cerita seseorang yang “menelan lidahnya saat tidur”, itu terdengar cukup horor dan menyeramkan. Faktanya, itu adalah gejala sleep apnea. Sleep apnea adalah penyumbatan saluran pernapasan selama tidur.
Ada beberapa penyebab sleep apnea berdasarkan jenisnya, termasuk otot-otot di sekitar saluran pernapasan dalam mode rileks saat Anda tidur, sehingga otot-otot tersebut tidak mendukung aktivitas sirkulasi oksigen.
Dalam kasus lidah tertelan, otot-otot di sekitar lidah mungkin mengendur atau ukuran lidah lebih besar dan menutupi saluran pernapasan. Kondisi tersebut menyebabkan ilusi bahwa orang tersebut tersedak atau menelan lidahnya sendiri.
3. Apakah Bisa Lidah Tertelan Akibat Kejang
Mitos yang paling umum adalah lidah tertelan saat kejang atau epilepsi. Faktanya, otot lidah melemah dan cenderung menutupi saluran pernapasan saat seseorang mengalami kejang. Pasien yang sedang kejang tidak mungkin menelan lidahnya sendiri, namun ada risiko lidah tergigit selama kejang.
Cara Mengatasi Lidah Tertelan
Berikut ini cara mengatasi masalah pernapasan akibat lidah menutupi tenggorokan akibat cedera olahraga, kejang, atau epilepsi:
- Tetap tenang.
- Cek apakah korban responsif.
- Dibaringkan dengan posisi nyaman.
- Lihat apakah lidahnya mungkin menghalangi saluran napas.
- Angkat dagu ke atas agar lidahnya bergerak ke posisi semula.
- Jangan menarik lidahnya ke luar, ada risiko penderita akan menggigit lidahnya sendiri atau jari Anda.
- Bila ada tanda-tanda sesak napas, segera hubungi kontak emergensi terdekat.
Tips Pertolongan Pertama Ketika Seseorang Kejang
Berikut ini pertolongan pertama saat kejang:
- Orang-orang di sekitarnya harus tenang.
- Cek keadaan dan kesadaran orang tersebut, dengan memanggil namanya atau berbicara agak keras.
- Bila penderita tidak respon, baringkan pada permukaan yang datar.
- Berikan alas di kepalanya, mungkin lipatan baju, jaket, bantal bila ada, dan sebagainya.
- Cek apakah ada sesuatu di mulutnya yang mungkin memblokir saluran pernapasan.
- Pelan-pelan miringkan posisi penderita ke salah satu sisi, untuk mencegah penyumbatan saluran pernapasan akibat penumpukan air liur atau lidah karena otot lidah melemah.
- Lepaskan kacamata, kalung, kancing kerah baju, atau kendorkan ikat pinggang yang mungkin semakin menyesakkan napasnya.
- Hitung berapa lama orang itu sedang kejang. Bila kejang lebih dari 5 menit, segera hubungi 119 atau telepon emergensi lokal.
- Kejang ringan biasanya hanya terjadi sekitar 30 detik hingga dua menit.
Perawatan setelah Kejang
- Saat orang tersebut berhasil siuman dan sadar setelah dua menit kejang, bantu penderita tetap dalam posisi yang nyaman.
- Pastikan kondisinya sudah lebih stabil.
- Bila penderita sudah dapat komunikasi, jelaskan apa yang terjadi dengan tenang.
- Berikan air putih bila sudah sadar.
- Bila keadaanya belum stabil dan penderita mungkin memiliki riwayat penyakit lain, antar penderita ke rumah sakit terdekat.
- Bila kondisinya sudah kembali pulih, bantu mereka untuk pulang dengan aman.
Apa yang Tidak Boleh Dilakukan saat Menangani Orang Kejang?
- Jangan menahan bagian tubuh atau mencoba menghentikan gerakan kejang.
- Jangan coba mengganjal mulut orang kejang dengan benda apa pun, ada risiko kerusakan gigi atau gusi bila melakukannya.
- Percaya bahwa orang kejang tidak akan menelan lidahnya sendiri.
- Jangan mencoba memberikan pernapasan mulut ke mulut (seperti CPR).
- Jangan berikan air atau makanan sampai korban benar-benar sadar.
- Umumnya, orang kejang akan pulih dengan sendirinya dalam 30 detik hingga 2 menit.
Itulah pembahasan tentang apa itu lidah tertelan. Tidak ada kondisi medis yang menyebabkan seseorang menelan lidahnya sendiri, namun kelemahan otot lidah akibat kondisi tertentu seperti kejang, sehingga lidah menutupi saluran napas. Bila ada orang lain yang mengalami kejang, segera berikan pertolongan pertama seperti yang sudah dijelaskan.
- CDC. 2020. Seizure First Aid. https://www.cdc.gov/epilepsy/about/first-aid.htm. (Diakses pada 2 Maret 2021).
- Cirino, Erica. 2018. Is It Possible to Swallow Your Tongue?. https://www.healthline.com/health/swallowing-tongue. (Diakses pada 2 Maret 2021).
- Colgate. 2021. Is Swallowing Your Tongue Possible?. https://www.colgate.com/en-us/oral-health/adult-oral-care/is-swallowing-your-tongue-possible. (Diakses pada 2 Maret 2021).
- FIFA. 2021. What to do when a player’s tongue obstructs their airway. https://resources.fifa.com/image/upload/contact-collapse-what-to-do-when-a-player-s-tongue-obstructs-their-airway.pdf?cloudid=sx31pitrwyfilplo2sq4. (Diakses pada 2 Maret 2021).
- Jones, Cory. 2021. Myths of football first aid – can you swallow your tongue?. https://firstaidtrainingcooperative.co.uk/myths-of-football-first-aid-can-you-swallow-your-tongue/#:~:text. (Diakses pada 2 Maret 2021).
- Mayo Clinic Staff. 2021. Seizures. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/seizure/symptoms-causes/syc-20365711. (Diakses pada 2 Maret 2021).
- O’Connor, Anahad. 2008. The Claim: During a Seizure, You Can Swallow Your Tongue. https://www.nytimes.com/2008/04/22/health/22real.html. (Diakses pada 2 Maret 2021).