Terbit: 3 May 2021 | Diperbarui: 6 April 2022
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Kolik pada bayi adalah  suatu kondisi yang disebabkan kontraksi tidak normal dari usus, sehingga bayi merasa nyeri yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tentunya kondisi ini sangat tidak nyaman untuk bayi, dan bayi dapat menangis lebih dari 3 jam sehari dan umumnya berlangsung selama 3 hari dalam seminggu. Simak penjelasan lengkap mengenai ciri-ciri bayi kolik hingga penanganan yang bisa Anda lakukan.

Kolik pada Bayi: Kenali Penyebab, Ciri-Ciri, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Kolik pada Bayi?

Kolik adalah ditandai dengan bayi menangis dalam waktu yang lebih lama daripada kebanyakan bayi. Karena bayi belum bisa bicara, maka ia hanya bisa mengungkapkannya dengan menangis.  Saat bayi yang sehat dan tidak lapar menangis lebih 3 jam dan berlangsung selama 3 hari dalam seminggu, hal ini bisa menandakan bayi mengalami kolik.

Kolik sendiri secara medis adalah suatu kondisi yang menunjukkan kontraksi abnormal dari usus, biasanya bayi mengalami kondisi ini sebagai bentuk penyesuaian asupan oral yang ia dapatkan setelah lahir, karena beradaptasi dari yang sebelumnya mendapatkan nutrisi hanya dari aliran darah plasenta.

Gangguan ini bukanlah masalah kesehatan yang serius. Seiring waktu, kolik akan hilang dengan sendirinya. Terkadang tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk meredakan tangis bayi.

Meski begitu, menangis adalah cara terbaik (dan satu-satunya) bagi bayi untuk mengomunikasikan kebutuhannya. Tetapi pada bayi yang mengalami kolik, tangisan dimulai secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas dan sering kali tidak ada perawatan yang ampuh untuk mengatasinya.

Membedakan Tangisan Karena Kolik dengan Tangisan Normal

Pada umumnya, bayi sering menunjukkan gejala kolik pada waktu yang sama setiap hari, biasanya pada sore hingga malam hari. Beberapa ciri-ciri kolik pada bayi yang bisa Anda kenali, antara lain:

  • Menangis tanpa alasan yang jelas (seperti lapar atau popok kotor).
  • Menangis seperti kesakitan.
  • Tangan terkepal, lengan kaku, punggung dan kaki melengkung saat menangis.
  • Tangisan atau jeritan bernada tinggi.
  • Sangat sulit untuk ditenangkan.
  • Wajah memerah atau kulit pucat di sekitar mulut.

Segera hubungi dokter jika bayi Anda mengalami:

  • Demam 38 derajat celcius atau lebih tinggi.
  • Tidak aktif seperti biasanya.
  • Tidak mengisap susu dari payudara atau botol dengan kuat.
  • Terdapat darah pada tinja.
  • Muntah.

Penyebab Kolik pada Bayi

Hingga kini beberapa ahli belum mendapatkan kesimpulan mengenai penyebab kolik yang terjadi pada bayi. Beberapa teori mengaitkan gangguan ini dengan:

  • Sistem pencernaan yang tumbuh dengan otot yang sering kejang.
  • Gas.
  • Hormon yang menyebabkan sakit perut atau kembung.
  • Kepekaan terhadap cahaya, kebisingan, atau terlalu banyak rangsangan.
  • Sistem saraf yang berkembang.
  • Bentuk awal migrain pada masa anak-anak.

Meski penyebab kolik pada bayi tidak diketahui dengan pasti. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan tangisan bayi adalah:

  • Nyeri atau ketidaknyamanan karena gas atau gangguan pencernaan.
  • Sistem pencernaan yang belum berkembang sepenuhnya.
  • Terlalu banyak atau sedikit menyusui.
  • Sensitivitas terhadap susu formula atau ASI.
  • Stimulasi berlebihan.

Diagnosis Kolik pada Bayi

Pada dasarnya tidak ada tes khusus untuk mendeteksi keadaan ini. Pertama-tama, dokter akan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan. Selain itu, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan fisik dengan fokus pada hal-hal seperti:

  • Tingkat energi.
  • Warna kulit.
  • Pernapasan.
  • Suhu tubuh.
  • Berat tubuh.

Dokter juga mungkin menyarankan Anda untuk melakukan beberapa tes untuk menyingkirkan masalah lain.

Kapan Kolik Dimulai dan Berakhir?

Kabar baiknya adalah kolik bayi tidak berlangsung lama. Keadaan ini dapat dimulai saat bayi berusia sekitar 2 hingga 3 minggu, puncaknya sekitar 6 minggu dan kemudian mulai mereda pada minggu 10 hingga 12.

Setelah 3 bulan (meskipun biasanya sedikit lebih lambat pada bayi prematur), sebagian besar bayi kolik akan sembuh sendiri. Kolik mungkin berhenti tiba-tiba atau berakhir secara bertahap. Sementara itu, meningkatkan kesabaran menghadapi hal ini akan membantu orang tua bertahan.

Cara Mengatasi Kolik pada Bayi

Dikarenakan penyebab keadaan ini tidak diketahui dengan jelas, tidak ada pengobatan khusus yang bisa digunakan untuk mengatasi hal ini. Dokter akan merekomendasikan beberapa hal yang mungkin membantu. Jika salah satu cara ini tidak efektif, gunakan cara yang lain di waktu yang berbeda.

Beberapa langkah untuk menenangkan bayi yang bisa Anda coba, antara lain:

  • Pastikan anak tidak lapar.
  • Jika Anda sedang menyusui, tanyakan pada dokter apakah obat yang Anda minum atau makanan yang Anda makan dapat menyebabkan iritasi atau reaksi alergi pada bayi.
  • Ubah posisi tubuhnya. Cari posisi yang membuat tangisannya mereda. Anda juga bisa melakukan pijatan ringan di punggungnya.
  • Gunakan empeng.
  • Membedongnya.
  • Menggunakan white noise.
  • Letakkan di kursi berayun atau bergetar.

Tips bagi Orang Tua saat Menghadapi Kolik pada Bayi

Meski keadaan ini bukanlah sesuatu yang berbahaya bagi bayi, hal ini dapat membuat orang tua stres. Mendengarkan jeritan bayi bisa menyebabkan kelelahan fisik dan emosional. Ketika tangisan bayi tidak kunjung berhenti, beberapa hal yang bisa Anda lakukan adalah:

  • Membagi tugas. Pada beberapa kasus, bayi yang menangis dapat menjadi tenang saat berpindah gendongan. Berbagi tugas untuk menggendong dengan pasangan adalah pilihan yang terbaik.
  • Istirahat. Bayi yang menangis adalah sesuatu yang penting untuk ditanggapi. Meski begitu, selama tangisan bayi tidak merespons berbagai usaha untuk meredakannya, Anda bisa mencoba istirahat 10 hingga 15 menit. Anda bisa meletakkannya di boks bayi atau minta bantuan keluarga saat Anda perlu istirahat. Hal ini menjadi penting guna membantu Anda melewati fase yang menantang ini.
  • Mengurangi suara tangisan. Anda bisa menggunakan headphone atau speaker untuk mengurangi suara tangisan bayi. Meski begitu, jangan terlalu mengabaikan bayi sehingga Anda tidak dapat mendengarnya sama sekali atau meninggalkannya untuk waktu yang lama. Cara ini efektif mengurangi kerasnya suara tangisan bayi untuk sementara waktu.

Kolik pada bayi bisa menjadi tantangan bagi orang tua. Keadaan ini bisa membuat emosi atau kewalahan. Jika beberapa cara di atas tidak mengurangi beban yang Anda alami, jangan ragu untuk konsultasi dengan dokter atau ahli kesehatan mental. Menurunkan tingkat stres yang orang tua alami juga dapat membuat bayi lebih tenang.

 

  1. Anonim. Colic. https://familydoctor.org/condition/colic/. (Diakses pada 3 Mei 2021).
  2. Anonim. Colic. https://kidshealth.org/en/parents/colic.html. (Diakses pada 3 Mei 2021).
  3. Anonim. Colic in Babies. https://www.webmd.com/parenting/baby/what-is-colic#1. (Diakses pada 3 Mei 2021).
  4. Bellefonds, Colleen de. 2020. Colic in Babies: Signs, Causes and Tips for Parents.  https://www.whattoexpect.com/first-year/health-and-safety/what-is-colic/. (Diakses pada 3 Mei 2021).


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi