Terbit: 9 March 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Jika sistem listrik jantung di atrium terangsang, kondisi ini dapat menyebabkan ruang bagian atas jantung berdetak sangat cepat, mencapai 150 kali per menit atau lebih. Nodus AV merasakan masing-masing denyutan dan mengirimkannya ke ventrikel, dan nodus AV sendiri meresponnya dengan satu detakan. Karena kelistrikan jantung terbentuk di atas ventrikel lalu turun ke bawah, seluruh kelompok gangguan ini disebut sebagai supraventricular tachycardi (SVT) (supra=atas, tachy=cepat).

Palpitasi – Klasifikasi SVT dan AF/AV

Beberapa SVT merupakan respon normal terhadap situasi tertentu. Ketika stres, tubuh membutuhkan oksigen lebih banyak, seperti dalam kondisi olahraga, trauma, atau adanya penyakit, denyut jantung meningkat sebagai respon terhadap adrenalin yang disekreksikan oleh tubuh sebagai bentuk respon fisiologis. Kafein, pseudoefedrin, dan stimulan lainnya juga dapat menyebabkan jenis denyut jantung cepat. Karena semua impuls listrik dimulai dari nodus SA, maka kondisi ini disebut sinus takikardi.

Beberapa SVT terjadi karena sirkuit yang singkat pada jalur konduksi listrik di atrium yang menyebabkan jantung untuk berdetak cepat tanpa penyebab yang jelas. Paroxysmal supraventricular tachycardia (PSVT) terjadi tanpa adanya peringatan dan dapat berlangsung dalam beberapa detik hingga jam. Tipe PSVT yang telah diidentifikasi adalah sindrom Wolfe-Parkinson-White (WPW). Faktor yang mempercepat kondisi PSVT terjadi adalah konsumsi kafein atau alkohol, obat-obatan flu yang dijual bebas, abnormalitas elektrolit, dan kelebihan hormon tiroid.

Atrial Fibrilasi dan Atrial Flutter

Atrial fibrilasi dan flutter terjadi ketika sel otot atrium memulai aksinya untuk menyerupai pacemaker dan mulai memicu sel-sel itu sendiri. Bentuk kelistrikan jantung di atrium ini membuat atrium tidak memiliki kontraksi yang terkoordinasi. Banyak dari sinyal listrik diteruskan tak menentu oleh AV node ke ventrikel, dan ventrikel mencoba untuk menanggapi sebaik mungkin, menjadi bentuk denyut jantung yang tidak teratur dan cepat.

Ada beberapa komplikasi dengan ritme ini. Karena atrium tidak mendapatkan sinyal listrik terpadu, atrium tidak memompakan darah. Hal ini memungkinkan darah untuk menetap di celah-celah atrium sehingga pembekuan darah dapat terbentuk. Pembekuan darah pada waktunya dapat memblokir aliran darah ke tempat lain, yang pada akhirnya menyebabkan stroke dan masalah vaskular lainnya.

Selain itu, tanpa denyutan atrium, darah mengalir secara gravitasi ke dalam ventrikel dan sekitar 15% dari kemampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh hilang, membuat jantung kurang efisien dalam memenuhi kebutuhan tubuh.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi