Terbit: 9 February 2017
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

Individu dengan masalah kesehatan dan sistem kekebalan tubuh yang lemah juga meningkatkan risiko untuk terkena fasciitis nekrotikan. Berbagai kondisi medis, termasuk diabetes, gagal ginjal, penyakit hati, kanker, penyakit pembuluh darah perifer, dan infeksi HIV, sering hadir pada pasien yang mengalami fasciitis nekrotikan, seperti individu yang menjalani kemoterapi, pasien yang telah menjalani transplantasi organ, dan pasien dengan terapi kortikosteroid jangka panjang berada dalam peningkatan risiko. Pecandu alkohol dan narkoba suntikan juga berada pada peningkatan risiko. Banyak kasus fasciitis nekrotikan, bagaimanapun, juga terjadi pada individu yang sehat tanpa faktor predisposisi.

Fasciitis Nekrotikan – Klasifikasi dan Penularan

Untuk tujuan klasifikasi, fasciitis nekrotikan telah dibagi menjadi empat kelompok yang berbeda, terutama didasarkan pada mikrobiologi dari infeksi yang mendasari;

  • Tipe 1 disebabkan oleh beberapa spesies bakteri (polimikrobial)
  • Tipe 2 disebabkan oleh spesies tunggal bakteri (monomikrobial), yang biasanya Streptococcus pyogenes;
  • Tipe 3 (gas gangren) disebabkan oleh Clostridium spp
  • Tipe 4 disebabkan oleh infeksi jamur, terutama Candida spp. dan Zygomycetes. Infeksi yang disebabkan oleh Vibrio spp. (seringkali Vibrio vulnificus) merupakan bentuk varian sering terjadi pada orang dengan penyakit hati, biasanya setelah menelan makanan laut atau luka kulit yang terpapar air laut sehingga terkontaminasi oleh organisme ini.

Apakah Fasciitis Nekrotikan Menular?

Fasciitis nekrotikan tidak dianggap sebagai penyakit menular. Namun, secara teori sangat mungkin seseorang dapat terinfeksi oleh organisme yang sama setelah kontak dengan orang yang terkena fasciitis nekrotikan (misalnya, infeksi MRSA). Memang, jarang individu yang mengalami kontak kemudian terkena fasciitis nekrotikan, meskipun mungkin terjadi.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi