Terbit: 12 November 2018
Ditulis oleh: Gerardus Septian Kalis | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Tuberculosis (TB) atau sering disingkat menjadi TBC merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh seperti tulang, usus, selaput otak dan paru-paru. Gejala TBC yang mudah dikenali adalah batuk berdahak dalam jangka waktu yang lama. Lantas, apa ciri-ciri TBC lainnya?

Mengenali Ciri-Ciri Penyakit TBC

Ciri-Ciri TBC

Sebelum mengenali gejala penyakit TBC, perlu Anda ketahui bahwa TBC adalah salah satu penyakit yang menjadi penyebab kematian terbesar di dunia. Penyakit TBC paling sering menyerang paru-paru dengan gejala klasik berupa batuk, keringat di malam hari, demam, menurunnya nafsu makan dan rasa nyeri pada dada.

  • Demam

Ciri-ciri TBC pertama yang bisa dikenali adalah munculnya demam. Demam terutama pada malam hari merupakan salah satu ciri-ciri penyakit TBC yang muncul di awal perjalanan penyakit. Biasanya pada pagi hingga sore hari badan terasa bugar, namun anehnya menjelang malam badan akan terasa lemah diikuti oleh demam.

Suhu tubuh saat demam biasanya tidak terlalu tinggi. Demam pada malam hari ini dapat berlangsung lama yaitu lebih dari 3 minggu meski sudah diobati menggunakan obat penurun demam.

  • Keringat di malam hari

Keringat malam hari yang dikuti dengan penurunan suhu tubuh sehabis demam adalah gejala TBC yang umum terjadi. Meski suhu pada malam hari atau saat subuh sudah dingin, namun badan akan mengeluarkan banyak keringat.

Malah biasanya keringat yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan keringat pada siang hari. Bahkan keringat ini dapat membuat baju menjadi basah hingga penderita sering berganti baju pada malam hari. Keringat malam ini dapat diikuti menggigil, meski tidak terjadi pada semua orang.

  • Menurunnya berat badan

Penurunan berat badan dan nafsu makan merupakan ciri-ciri TBC. Penurunan berat badan dapat terjadi bahkan ketika penderita merasa bahwa nafsu makannya baik-baik saja. Selain karena kurangnya makanan yang masuk, turunnya berat badan disebabkan oleh karena zat yang dikeluarkan oleh kuman dapat membuat tubuh memakai banyak energi sehingga dilakukan pemecahan cadangan makanan dalam tubuh.

Karena penyakit TBC merupakan suatu penyakit yang proses perjalanan penyakitnya lama, kadang penderita serta keluarganya tidak menyadari bahwa tubuhnya yang kurus merupakan hasil karya penyakit TBC. Infeksi kuman TBC juga membuat seseorang kehilangan nafsu makannya sehingga membuatnya membatasi porsi dan frekuensi makan.

  • Lelah yang berlebihan

Rasa lelah dan tidak enak badan sering dirasakan meski tidak beraktivitas fisik yang berat juga merupakan ciri-ciri TBC (meski kurang spesifik). Biasanya penderita akan merasa letih berlebih serta tidak bersemangat walau ia belum banyak memakai tenaganya pada hari itu. Penderita juga dapat merasa tubuhnya pegal-pegal dan sering sakit kepala.

  • Warna kulit menjadi lebih pucat

Memucatnya warna kulit merupakan tanda-tanda TBC yang terjadi bila Anda kekurangan sel darah merah. Penyakit TBC yang telah berjalan lama biasanya akan menyebabkan keadaan kurangnya sel darah merah atau biasa disebut anemia. Kekurangan sel darah merah dapat membuat warna kulit terutama di anggota gerak menjadi lebih pucat.

  • Batuk

Batuk-batuk merupakan ciri-ciri TBC yang sering ditemukan. Namun pada penyakit TBC, batuk yang ditimbulkan biasanya berjalan lambat. Maksudnya ialah, awalnya batuk tidak diikuti oleh pembentukan dahak alias batuk kering saja.

Seiring berjalannya waktu, batuk menjadi berdahak bahkan dahaknya kental, warna kuning hijau dan agak berbau. Bila tidak segera mendapatkan penobatan, dahak dapat bercampur dengan sedikit darah.

Lebih parahnya lagi, lama kelamaan batuk tidak akan mengandung dahak namun hanya mengeluarkan darah murni. Biasanya gejala penyakit TBC ini berlangsung lebih dari 3 minggu.

  • Dada terasa nyeri

Nyeri dada dapat terjadi bila penyakit TBC sudah melibatkan suatu lapisan pembungkus paru yang disebut dengan pleura. Ciri-ciri penyakit TBC ini menunjukkan bahwa kuman TBC bukan lagi hanya menginfeksi satu organ tubuh (paru-paru) namun sudah menyebar ke organ lainnya. Nyeri terutama dirasakan tepat saat mengambil dan mengembuskan napas.

  • Napas sesak

Sesak napas ialah ciri-ciri TBC yang sudah lanjut dan tidak diobati. Berbeda dengan ciri-ciri penyakit paru lainnya, penderita penyakit TBC yang baru terjadi biasanya tidak akan mengeluarkan keluhan sesak napas.

  • Benjolan di leher

Benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di leher dapat terjadi karena penyakit TBC. Perlu diketahui, sebenarnya kuman TBC tidak hanya menyerang paru, namun dapat menyerang seluruh organ tubuh.

Paru-paru merupakan organ favorit kuman TBC nomor 1 dan organ nomor 2 yang menjadi favoritnya ialah kelenjar getah bening yang terdapat di sekitar leher. Benjolan dapat melibatkan 1 kelenjar atau lebih dan biasanya tidak nyeri ketika ditekan. Penyakit TBC paru dapat dan sering kali melibatkan kelenjar getah bening ini sehingga patut diwaspadai.

Di antara semua kasus TBC kelenjar, kasus terbanyak terjadi pada leher yang disebut skrofula. Skrofula sendiri adalah infeksi TB pada kelenjar getah bening di leher yang umumnya ditularkan saat seseorang menghirup udara yang terkontaminasi MTB. Dari paru-paru, kuman TBC dapat berpindah ke kelenjar getah bening terdekat, termasuk kelenjar getah bening di leher.

Sementara itu, kasus TB kelenjar ini masih banyak ditemukan di negara berkembang dengan angka penderita TB yang masih tinggi. Kondisi ini dapat menyerang orang dewasa, lansia, maupun anak-anak, terlebih mereka yang mengalami kelemahan sistem kekebalan tubuh.

Pada akhirnya, setelah Anda mengetahui ciri-ciri TBC seperti yang dijelaskan di atas, diagnosis secara menyeluruh diperlukan berupa pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan rontgen, dahak dan tes darah IGRA (Interferon gamma release assay). Serangkaian tes ini diperlukan jika terdapat kemungkinan Anda mengidap penyakit TBC.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi