Jamur dapat berkembang hampir di semua bagian tubuh, termasuk jamur kuku atau dalam istilah medis disebut onikomikosis. Jamur yang tumbuh dan berkembang secara berlebihan bisa menimbulkan infeksi. Simak informasi lengkap tentang gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahannya di bawah ini!
Apa Itu Jamur Kuku?
Jamur kuku adalah infeksi jamur yang berkembang di kuku tangan atau kaki. Infeksi jamur ditandai dengan bercak putih atau kuning di bawah ujung kuku. Jika infeksi semakin dalam, fungi dapat menyebabkan kuku berubah warna, menebal, mengelupas, dan rapuh di bagian ujungnya, biasanya di beberapa jari.
Perubahan penampilan kuku biasanya tanda dan gejala awal dari infeksi. Kondisi ini juga dapat menimbulkan rasa sakit dan cacat pada beberapa kasus. Jika kondisinya parah, infeksi dapat menyebabkan kesulitan dalam berdiri, berjalan, dan berolahraga. Ketika jamur menginfeksi jari-jari kaki dan kulit kaki, ini disebut athlete’s foot (tinea pedis).
Gejala Jamur Kuku
Infeksi jamur pada kuku dapat menyebabkan perubahan bentuk maupun warna. Biasanya onikomikosis dapat berkembang di kuku kaki, tetapi terkadang juga muncul di tangan atau bahkan menyebar ke kulit sekitar kuku.
Berikut ini adalah tanda dan gejala jamur kuku yang dapat diperhatikan:
- Kuku menebal
- Kuku berwarna keputihan atau kuning kecokelatan
- Kuku rapuh, mengelupas, atau kasar
- Kuku melengkung
- Berbau busuk
- Kulit memerah di sekitar kuku
- Nyeri kuku
- Pembengkakan jaringan lunak di sekitar kuku
- Kesulitan berdiri
- Kesulitan berjalan
Kapan Harus ke Dokter?
Segera kunjungi dokter jika pengobatan mandiri di rumah tidak efektif membantu penyembuhan dan kuku menjadi semakin berubah warna, menebal, atau berubah bentuk. Periksakan juga ke dokter jika menderita diabetes dan diduga memiliki onikomikosis.
Penyebab Jamur Kuku
Jamur kuku adalah kondisi yang seringkali terjadi pada kaki karena area ini biasanya dalam kondisi hangat dan lembap, maka mudah bagi fungi untuk tumbuh. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh berbagai jenis jamur, tetapi penyebab yang paling sering adalah jenis jamur yang disebut dermatofit.
Kuku yang retak memungkinkan fungi mudah masuk dan berkembang. Penyebab lainya seperti berkurangnya aliran darah ke kaki juga dapat menimbulkan jamur. Jika dibiarkan dan tidak segera diobati, infeksi dapat menyebar ke kulit, kuku jari yang lain, bahkan ke jari tangan.
Faktor Risiko Jamur Kuku
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena jamur kuku, di antaranya:
- Usia, orang berusia di atas 65 tahun lebih berisiko.
- Berkeringat banyak di kaki.
- Memiliki riwayat kaki atlet (tinea pedis).
- Berjalan tanpa alas kaki di tempat lembap seperti kolam renang, pusat kebugaran, dan kamar mandi.
- Mengalami cedera kuku dan kulit.
- Memiliki diabetes.
- Memakai kuku palsu.
- Jari kaki atau tangan yang lembap dalam waktu yang lama.
- Memiliki sistem kekebalan yang melemah.
- Memakai sepatu tertutup, seperti sepatu tenis atau sepatu bot.
Diagnosis Jamur Kuku
Jamur kuku dapat terlihat seperti kondisi penyakit yang lain, termasuk psoriasis, untuk itu diperlukan pemeriksaan guna memastikan jenis jamur apa yang menyebabkan infeksi. Mikroorganisme seperti ragi dan bakteri juga dapat menginfeksi kuku.
Prosedur pemeriksaan ini mengharuskan dokter mengikis kuku yang terkena fungi dan mengirimkannya ke laboratorium untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan. Mendiagnosis penyebab infeksi pada pasien sangat penting karena dapat membantu menentukan pengobatan yang tepat.
Pengobatan Jamur Kuku
Perawatan onikomikosis tidak mudah, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter jika perawatan mandiri dan menggunakan obat jamur kuku yang diresepkan tidak efektif. Pengobatannya tergantung keparahan kondisi dan jenis jamur yang menginfeksi.
Ada beberapa cara mengobati jamur kuku yang alami maupun medis, di antaranya:
1. Pengobatan di Rumah
Jika mengalami tanda dan gejala awal infeksi seperti bercak putih di kuku kaki atau tangan, lakukan pengobatan berikut.
- Menggunakan krim dan salep antijamur. Sebelum menggunakan obat oles, kikirlah bercak putih pada permukaan kuku, rendam kuku dalam air, keringkan, dan oleskan krim atau salep.
- Merapikan dan menipiskan kuku. Cara ini membantu mengurangi rasa sakit dengan mengurangi tekanan pada kuku. Jika merapikan dan menipiskan kuku sebelum mengoleskan obat, maka obat antijamur dapat meresap ke lapisan kuku yang lebih dalam.
2. Obat-Obatan
Dokter mungkin meresepkan obat jamur kuku, termasuk antijamur oral atau obat oles. Dalam beberapa kondisi, kedua jenis obat ini dapat digunakan bersamaan agar lebih efektif.
- Obat antijamur oral. Obat ini biasanya menjadi pilihan pertama karena mampu membersihkan infeksi lebih cepat, membantu pertumbuhan kuku, dan terbebas dari onikomikosis. Obat-obatan ini, termasuk terbinafine, itraconazole, fluconazole, dan griseofulvin.
- Cat kuku antijamur. Dokter mungkin meresepkan cat kuku antijamur yang disebut ciclopirox. Obat jamur kuku ini diaplikasikan sekali sehari. Setelah tujuh hari, hilangkan lapisan cat kuku yang menumpuk dengan alkohol dan kembali mengaplikasikan cat antijamur.
- Obat krim kuku. Dokter juga mungkin meresepkan krim antijamur yang digosokkan ke kuku setelah direndam. Krim ini dapat bekerja lebih baik jika terlebih dahulu menipiskan kuku. Cara ini membantu krim menembus permukaan kuku yang keras.
3. Operasi
Jika penggunaan obat jamur kuku di atas tidak efektif, dokter mungkin menyarankan untuk melakukan pembedahan dengan mengangkat kuku sementara sehingga dapat menerapkan obat antijamur secara langsung.
Dokter mungkin juga akan menyarankan pasien untuk mengangkat kuku secara permanen jika infeksi tergolong parah atau sangat menyakitkan.
Komplikasi Jamur Kuku
Onikomikosis yang parah bisa menyakitkan dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kuku. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi serius lainnya yang menjalar ke area lain jika memiliki sistem kekebalan yang lemah karena penggunaan obat-obatan tertentu, diabetes, atau kondisi medis lainnya.
Jika menderita diabetes, sirkulasi darah dan saraf mungkin akan berkurang, atau mungkin berisiko lebih besar terkena infeksi bakteri kulit (selulitis).
Oleh karena itu, cedera ringan pada kaki (termasuk infeksi jamur) dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius. Segera hubungi dokter jika memiliki diabetes dan menduga terkena onikomikosis.
Pencegahan Jamur Kuku
Perkembangan jamur dapat dicegah dengan menjalani perubahan gaya hidup. Misalnya rajin merawat kuku dengan baik dengan memastikan kondisinya tetap rapi dan bersih.
Berikut ini beberapa cara lainnya untuk mencegah infeksi jamur kuku:
- Rajin mencuci tangan dan kaki, terutama setelah menyentuh kuku yang terinfeksi. Jangan lupa mengeringkan kuku setelah dicuci.
- Memotong kuku lurus melintang, menghaluskan tepi atau ujungnya yang menebal.
- Menyemprotkan desinfektan pada gunting kuku setelah digunakan.
- Menggunakan kaus kaki yang menyerap keringat atau rutin mengganti kaus kaki setiap hari.
- Memilih sepatu yang terbuat dari bahan yang dapat bernapas.
- Membuang sepatu lama atau merawatnya dengan desinfektan atau serbuk antijamur.
- Selalu menggunakan alas kaki di area kolam renang dan ruang ganti.
- Menggunakan cat kuku dan kuku tiruan.
- Memilih salon kuku yang menggunakan alat manikur steril.
- Khan, April dan Elly D. 2019. Fungal Nail Infection. https://www.healthline.com/health/fungal-nail-infection. (Diakses pada 28 Mei 2020).
- Mayo Clinic Staff. 2019. Nail fungus. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/nail-fungus/symptoms-causes/syc-20353294. (Diakses pada 28 Mei 2020).
- Stöppler, Melissa C. 2019. Nail Fungus (Onychomycosis): Symptoms & Signs. https://www.medicinenet.com/nail_fungus_onychomycosis_symptoms_and_signs/symptoms.htm. Diakses pada 28 Mei 2020).