DokterSehat.Com- Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS). Virus melemahkan kemampuan seseorang untuk melawan infeksi dan kanker. Orang dengan HIV sekaligus mengidap AIDS, mereka merasa sangat menderita dan mengalami infeksi atau kanker tertentu.
Karena HIV melemahkan sistem imun, orang dengan AIDS cenderung mengalami masalah kesehatan, seperti masalah di kulit. Kenyataannya, penyakit kulit tertentu merupakan tanda pertama seseorang terinfeksi HIV.
Ketika banyak orang mengidap HIV/AIDS mengalami kondisi tersebut, khususnya Sarkoma Kaposi (KS), penting untuk diingat bahwa orang tersebut dapat memiliki penyakit kulit.
Sarkoma kaposi
Sarkoma Kaposi adalah bentuk kanker yang terjadi pada kulit dan selaput lendir (mukosa). Hal ini terjadi pada pengidap HIV/AIDS. Hal ini terkait dengan virus jenis herpes.
KS muncul berupa lesi keunguan atau gelap pada kulit. Karena sistem kekebalan tubuh yang lemah disebabkan oleh AIDS, KS dapat menyebar dengan cepat ke bagian lain dari tubuh, termasuk organ internal.
KS dapat diobati dengan pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi, atau terapi biologis. Cara pengobatan HIV tersebut biasanya merupakan pengobatan terbaik karena dapat mengembalikan sistem kekebalan tubuh.
Moluskum Kontagiosum
Moluskum kontagiosum adalah infeksi yang ditandai dengan adanya lesi timbul seperti benjolan di kulit, yang disebabkan oleh virus dan bisa menular. Kondisi ini tidak gawat, dan benjolan di kulit akan hilang sendiri tanpa terapi apapun. Namun, orang dengan infeksi imun yang memiliki kekebalan tubuh buruk akan mengalami moluskum kontagiosum kronis dan progresif. Jika dibutuhkan, lesi kubah ini dapat diambil dengan scraping atau dibekukan melalui prosedur dokter. Obat dapat berupa asam retinoat atau krim imiquimod. Terapi terbaik adalah dengan mengatasi HIV itu sendiri, karena begitu sistem imun meningkat, moluskum akan hilang dengan sendirinya.
Herpes zoster menjadi sangat nyeri
Herpes zoster (ruam saraf) merupakan infeksi yang disebabkan virus cacar. Virus cacar air akan berada di sel saraf (dorman) pada manusia yang pernah terkena cacar air, dan dapat teraktivasi kembali pada tubuh di kemudian hari.
Gejala awal dari ruam saraf meliputi sensasi kesemutan, terbakar, gatal, dan baal pada kulit. Gejala tambahan muncul beberapa hari kemudian dan biasanya meliputi pola luka di daerah wajah atau punggung, berupa lesi dengan benjolan berisi air yang perih, terasa terbakar dalam beberapa minggu. Meskipun ruam saraf seperti penyakit virus lainnya, tidak dapat digunakan.