Terbit: 24 March 2016
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com- Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan sindrom defisiensi imun akuisita (AIDS ). Virus ini merusak atau menghancurkan sel kekebalan tubuh, sehingga sel kekebalan tubuh tidak mampu berperang melawan infeksi atau kanker. Sekitar 3,2 juta anak-anak di bawah 15 tahun hidup dengan AIDS pada akhir 2013, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

HIV/AIDS pada Anak – Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Penyebab HIV pada anak

Kebanyakan infeksi HIV pada anak adalah diturunkan melalui ibu ke anak selama kehamilan, persalinan, dan menyusui. Namun, rejimen pengobatan bisa mencegahnya, sehingga insidensi penularan dari ibu ke anak untuk HIV menurun. Sejak pertengahan 1990, tes HIV dan rejimen obat pencegahan memberikan hasil 90 persen penurunan jumlah anak yang terinfeksi HIV di Amerika Serikat. Kebanyakan kasus anak HIV/AIDS terkonsentrasi di kawasan Afriksa Sub-Sahara.

Penyebab lain HIV meliputi:

  • Transfusi darah. Transfusi darah menggunakan darah yang terinfeksi atau suntikan dengan jarum suntik yang tidak steril mampu menyebabkan infeksi HIV dan AIDS pada anak. Di Amerika Serikat dan negara maju lainnya, masalah ini telah sepenuhnya tereliminasi, namun pada negara miskin hal ini masih terjadi.
  • Penggunaan obat terlarang dengan cara suntikan. Pada area Eropa Timur dan Tengah, penggunaan obat suntik akan melanjutkan penyebaran HIV di antara orang-orang muda yang hidup di jalanan. Penelitian di Ukraina, prilaku berisiko tinggi seperti penggunaan jarum suntik bergantian, juga terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun.
  • Transmisi seksual. Meksipun pada anak penularan dengan hubungan seks bukan merupakan penyebab utama HIV/AIDS di antara anak-anak, hal ini terjadi ketika anak-anak menjadi aktif secara seksual di usia awal-awalnya. Anak juga mampu terinfeksi melalui tindakan kekerasan seksual atau pemerkosaan.

Gejala HIV/AIDS

Banyak bayi dan anak hidup dengan HIV karena ibunya terinfeksi. Namun, infeksi tidak mampu ditegakkan sampai bayi lahir. Gejala infeksi HIV bervariasi berdasarkan umur dan inidividu masing-masing, namun berikut ini adalah gejala yang sering terjadi:

  • Gagal bertumbuh sesuai grafik standar untuk pertumbuhan
  • Kegagalan mencapai perkembangan sesuai milestone –penanda jarak
  • Masalah otak dan sistem saraf, seperti kejang, susah jalan, nilai sekolah yang buruk
  • Sering mengalami sakit, seperti infeksi telinga, flu, perut sakit, dan diare.

Karena HIV akan semakin parah, anak akan mengalami infeksi oportunistik. Hal ini adalah infeksi yang jarang terkait kesehatan namun dapat mematikan pada pasien HIV karena sistem kekebalan tubuhnya tidak bekerja secara layak. Infeksi oportunistik yang sering terjadi terkait HIV meliputi:

  • Pneumosistis pneumonia – infeksi jamur di paru-paru
  • Infeksi serius terkait sitomegalovirus (CMV)
  • Kondisi jaringan parut pada paru-paru yang disebut dengan limfositik interstitial pneumonitis (LIP)
  • Oral trush (jamur pada mulut) atau iritasi popok (diaper rash) yang berat karena infeksi jamur Candida

Mengobati HIV/AIDS pada Anak

Karena terjadi kemajuan dalam bidang pengobatan dan pencegahan, maka kematian terkait AIDS di kalangan anak-anak semakin berkurang di dunia.

Terapi HIV/AIDS biasanya sama pada anak dan dewasaa: kombinasi pengobatan antivirus untuk menjaga virus resisten (tidak mempan terhadap pengobatan). Namun, terdapat pertimbangan spesial ketika mengobati anak. Beberapa obat HIV tidak tersedia dalam bentuk cair seperti sirup atau tetes, dan beberapa obat juga memberikan efek samping serius pada anak.

Meskipun anak-anak tidak menunjukkan tanda atau gejala infeksi HIV, dokter perlu memilih obat untuk meningkatkan kondisi kesehatan dan meningkatkan daya tahan hidup jangka panjang. Dokter seringkali memutuskan apakah pengobatan bergantung pada tes lab viral load (jumlah virus di cairan tubuh) dan kadar sel darah putih (sel kekebalan tubuh) yang disebut sel-T CD4 yang diserang oleh infeksi HIV.

Mengatasi untuk AIDS
Mengetahui anak Anda terkena HIV adalah hal yang berat dan menakutkan. Salah satu cara untuk mengatasi rasa takut yang tidak diketahui adalah untuk belajar sebanyak mungkin tentang HIV/AIDS. Semakin banyak Anda tahu, semakin baik Anda akan dapat mengurus anak Anda.

Untuk menghilangkan ketakutan anak Anda, diskusikan penyakit dengan cara yang sesuai dengan usia anak. Biarkan anak Anda tahu itu pentingnya minum obat, dapat seumur hidup, untuk menjaga dari sakit. Kebanyakan kematian HIV/AIDS pada anak adalah sulitnya membangun kepatuhan minum obat. Ketika komplikasi berkembang, cari tahu bagaimana memperlakukan dan menjaga anak. Sebagai contoh:

  • Kehilangan selera makan. Tawarkan berbagai makanan sepanjang hari, menghindari makanan seperti minuman berkarbonasi yang dapat membuat gas di lambung dan membuat anak Anda merasa kembung.
  • Diare. Berikan anak Anda banyak cairan, termasuk sup, jus buah yang diencerkan dengan air, dan larutan rehidrasi oral. Menawarkan makanan yang lembut, basah seperti kentang tumbuk, labu, dan wortel. Hindari lemak, makanan manis.
  • Batuk pilek. Biarkan anak Anda beristirahat. Berikan banyak air dan cairan lainnya. Atasi sumbatan hidung dengan mengisi mangkuk besar atau panci dengan air yang sangat panas dan biarkan anak Anda menghirup uap dari air panas tersebut.

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi