Terbit: 17 July 2020 | Diperbarui: 24 February 2022
Ditulis oleh: Muhamad Nuramdani | Ditinjau oleh: dr. Ursula Penny Putrikrislia

Hiperprolaktinemia adalah kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar hormon prolaktin dalam tubuh yang menyebabkan masalah kesuburan wanita dan pria. Simak informasi lengkapnya tentang gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan, dan lainnya di bawah ini!

Hiperprolaktinemia: Gejala, Penyebab, Diagnosis, Cara Mengobati, dll

Apa Itu Hiperprolaktinemia?

Hiperprolaktinemia adalah kondisi ketika tubuh kelebihan hormon prolaktin. Prolaktin diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang membantu merangsang dan mempertahankan produksi ASI. Kondisi ini dianggap normal pada wanita selama kehamilan atau menyusui.

Namun, hiperprolaktinemia dapat terjadi di kondisi lain yang diakibatkan penyakit atau penggunaan obat tertentu. Kelebihan hormon prolaktin dapat terjadi pada wanita dan pria, yang mengakibatkan menstruasi tidak teratur dan disfungsi ereksi.

Ciri dan Gejala Hiperprolaktinemia

Gejala yang muncul dapat berbeda pada pria dan wanita. Khusus wanita, gejalanya dapat bervariasi. Ketika terjadi di luar kehamilan atau menyusui, gejalanya hiperprolaktinemia pada wanita termasuk:

  • Infertilitas atau kemandulan
  • Menghasilkan ASI saat tidak hamil atau menyusu, disebut galaktorea (laktasi abnormal)
  • Menstruasi yang jarang atau tidak teratur
  • Amenore (hilangnya menstruasi)
  • Penurunan atau hilangnya libido (gairah seksual)
  • Nyeri payudara
  • Vagina kekeringan sehingga menyebabkan sakit ketika melakukan hubungan seksual.

Gejala pada pria biasanya menyebabkan disfungsi seksual atau rasa sakit yang terkait dengan pembentukan prolaktinoma (tumor jinak). Berikut ini tanda dan gejala hiperprolaktinemia pada pria:

  • Disfungsi ereksi
  • Gynecomastia (pembesaran payudara)
  • Galaktorea (laktasi abnormal)
  • Penurunan atau hilangnya libido
  • Infertilitas atau kemandulan
  • Perubahan kualitas penglihatan
  • Sakit kepala
  • Rambut tubuh dan massa otot berkurang

Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?

Jika mengalami tanda dan gejala yang terkait dengan hiperprolaktinemia, segera ke dokter untuk menentukan penyebabnya dan perawatan yang tepat. Perawatan yang cepat dan tepat dapat membantu mempermudah pengobatan dan mencegah keparahan gejala hiperprolaktinemia.

Apakah Hiperprolaktinemia Memengaruhi Kesuburan dan Kehamilan ?

Kelebihan kadar prolaktin dapat menyebabkan ovulasi yang tidak teratur dan berdampak pada kualitas fase luteal atau paruh kedua siklus menstruasi, yang berdampak negatif pada kesuburan.

Prolaktin yang terlalu tinggi juga dapat menghambat sekresi follicle-stimulating hormone (FSH) atau hormon perangsang folikel, hormon yang merangsang folikel ovarium menjadi matang. Tanpa FSH maka tidak ada ovulasi dan tanpa ovulasi makan tidak mungkin untuk hamil.

Penyebab Hiperprolaktinemia

Peningkatan kadar prolaktin dapat terjadi karena berbagai penyebab. Salah satu penyebab yang paling sering adalah pembentukan tumor jinak pada kelenjar hipofisis atau dikenal prolaktinoma. Tumor ini secara langsung menghasilkan prolaktin yang berlebihan sekaligus menurunkan kadar hormon seks lainnya.

Penyakit yang memengaruhi sebagian otak atau disebut hipotalamus juga dapat menyebabkan hiperprolaktinemia. Hipotalamus berfungsi sebagai penghubung antara sistem saraf dan kelenjar hipofisis. Kelebihan kadar prolaktin seringkali terkait dengan tumor, trauma, atau infeksi hipotalamus.

Kondisi lainnya yang mungkin menjadi penyebab hiperprolaktinemia, termasuk:

  • Hipotiroidisme (rendahnya kadar hormon tiroid)
  • Sirosis hati
  • Gagal ginjal kronis
  • Kehamilan dan menyusui
  • Cedera dinding dada atau kondisi lain yang memengaruhi dinding dada seperti herpes zoster
  • Sindrom Cushing, yang diakibatkan oleh tingginya kadar hormon kortisol
  • Infeksi, tumor, atau trauma hipotalamus
  • Antidepresan
  • Antihipertensi
  • Antipsikotik
  • Antinausea
  • Acid H2 blocker
  • Estrogen
  • Metoclopramide
  • Pil KB

Faktor Risiko Hiperprolaktinemia

Faktor yang berisiko adalah pascaperawatan untuk kanker pada anak-anak, namun risikonya rendah. Faktor lainnya yang dapat meningkatkan risiko kelebihan kadar prolaktin, di antaranya:

  • Mendapatkan radiasi ke kelenjar hipofisis untuk pengobatan tumor kelenjar hipofisis.
  • Mengembangkan tumor (tumor jinak) di daerah hipofisis
  • Kehamilan
  • Menggunakan ganja
  • Alkohol

Diagnosis Hiperprolaktinemia

Guna memastikan kadar hormon prolaktin dalam tubuh, dokter akan bertanya tentang kondisi medis dan penggunaan obat tertentu, dengan mengesampingkan kehamilan. Jika diduga mengalami kelebihan hormon prolaktin, dokter akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Berikut ini pemerikaaan lanjutan untuk mendiagnosis hiperprolaktinemia:

1. Tes Darah 

Tes ini untuk mendeteksi kelebihan prolaktin. Jika kadar prolaktin tinggi, dokter mungkin ingin mengulangi tes, kali ini setelah puasa selama setidaknya 8 jam.

Kisaran normal untuk kadar prolaktin dalam darah adalah:

  • Laki-laki: 2-18 nanogram per mililiter (ng/mL)
  • Wanita yang tidak hamil: 2-29 ng/mL
  • Wanita hamil: 10-209 ng/mL

2. MRI

Magnetic resonance imaging (MRI) dilakukan pada otak dan hipofisis biasanya merupakan langkah berikutnya. MRI menggunakan mesin khusus untuk menghasilkan gambar jaringan tubuh, yang dapat mengungkapkan tumor hipofisis dan menunjukkan ukurannya.

Cara Mengobati Hiperprolaktinemia

Tujuan pengobatannya adalah untuk mengembalikan kadar prolaktin ke tingkat normal dan mengatasi penyebabnya. Berikut ini beberapa pilihan perawatannya:

  • Obat-obatan. Obat agonis dopamin dapat membantu menurunkan produksi prolaktin. Obat-obatan ini bekerja dengan baik untuk kebanyakan penderita prolaktinoma dan dapat ditoleransi dengan baik. Obat-obatan lainnya adalah bromocriptine dan cabergoline.
  • Operasi pengangkatan tumor. Prosedur operasi dapat dilakukan jika obat-obatan belum efektif menurunkan kadar prolaktin. Operasi terkadang diperlukan jika tumor memengaruhi kualitas penglihatan.
  • Radiasi. Jika obat-obatan dan pembedahan belum efektif, radiasi dapat digunakan untuk mengecilkan ukuran tumor.
  • Hormon tiroid sintetis. Hormon ini dapat mengobati hipotiroidisme, yang dapat membantu kadar prolaktin kembali normal. Jika kelebihan kadar prolaktin disebabkan oleh obat resep, obat pengganti dapat diresepkan.

Sejumlah langkah lain yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar hormon prolaktin, termasuk:

  • Mengubah pola makan dan menjaga tingkat stres tetap rendah.
  • Menghentikan latihan atau kegiatan intensitas tinggi yang membuat kelelahan.
  • Menghindari pakaian yang membuat dada tidak nyaman atau sesak.
  • Menghindari aktivitas dan pakaian yang terlalu merangsang puting payudara.
  • Mengonsumsi vitamin B-6 dan suplemen vitamin E.

Vitamin B-6 adalah bagian dari proses produksi dopamin dan kadar yang lebih tinggi bisa mengurangi kadar hormon prolaktin, sedangkan vitamin E secara alami mencegah peningkatan kadar prolaktin. Namun, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum menggunakan vitamin atau suplemen lainnya.

Komplikasi Hiperprolaktinemia

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kelebihan kadar hormon prolaktin dapat menyebabkan penurunan kepadatan tulang alias osteoporosis.

Dalam satu penelitian pada wanita premenopause dengan prolaktinoma melaporkan bahwa adanya peningkatan risiko mengalami osteoporosis. Kabar baiknya, perkembangan osteoporosis dapat dihentikan setelah perawatan berhasil.

Menurut beberapa ahli, kadar prolaktin yang lebih tinggi selama kehamilan dapat meningkatkan risiko keguguran.

 

  1. Anonim. 2020. Hyperprolactinemia. hormone.org/diseases-and-conditions/hyperprolactinemia#:~:text=Hyperprolactinemia%20is%20a%20condition%20in,levels%20are%20normal%20in%20pregnancy. (Diakses pada 17 Juli 2020)
  2. Galan, Nicole. 2019. Hyperprolactinemia Overview. https://www.verywellhealth.com/what-is-hyperprolactinemia-2616556. (Diakses pada 17 Juli 2020)
  3. Goldberg, Joanna dan Tim J. 2018. Prolactin Level Test. https://www.healthline.com/health/prolactin#normal-results. (Diakses pada 17 Juli 2020)
  4. Mazel, Sharon. 2020. What Is Hyperprolactinemia and How Can It Affect Getting Pregnant?. https://www.whattoexpect.com/getting-pregnant/prepping-for-pregnancy/hyperprolactinemia/. (Diakses pada 17 Juli 2020)
  5. Sawyers, Tessa. 2018. What Is Hyperprolactinemia?. https://www.healthline.com/health/hyperprolactinemia. (Diakses pada 17 Juli 2020)
  6. Zacur, Howard dan Mindy C. 2017. Hyperprolactinemia. https://www.cancertherapyadvisor.com/home/decision-support-in-medicine/endocrinology-metabolism/hyperprolactinemia/. (Diakses pada 17 Juli 2020)


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi