Terbit: 6 May 2019 | Diperbarui: 9 June 2022
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

hiperkolesterolemiaDokterSehat.Com – Hiperkolesterolemia adalah masalah kesehatan yang tidak bisa diabaikan dan dianggap remeh. Pasien yang mengalami hiperkolesterolemia harus segera mendapatkan terapi hiperkolesterolemia yang tepat. Jika tidak, akan menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Hiperkolesterolemia: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Oleh karena itu, yuk ketahui lebih jauh tentang hiperkolesterolemia! Artikel ini mengandung definisi hiperkolesterolemia, penyebab hiperkolesterolemia, gejala hiperkolesterolemia, diagnosis hiperkolesterolemia, dan terapi atau pengobatan hiperkolesterolemia.

Definisi hiperkolesterolemia

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi di mana kadar kolesterol di dalam darah cukup tinggi. Kejadian hiperkolesterolemia bisa dilihat melalui nilai kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida.

Nilai kolesterol total yang sudah mencapai 240 mg/dL bisa dikatakan sebagai kolesterol tinggi atau hiperkolesterolemia. Kondisi hiperkolesterolemia menjadi lebih parah bila nilai kolesterol HDL rendah, nilai kolesterol LDL, dan nilai trigliserida tinggi.

Sebenarnya, kolesterol memiliki manfaat bagi tubuh jika jumlahnya tidak berlebih. Beberapa manfaat kolesterol di antaranya adalah untuk membantu proses metabolisme, membantu kerja otak, berperan dalam pembentukan vitamin D, dan lainnya.

Namun, seperti yang sudah dijelaskan, kadar kolesterol total yang berlebih akan menjadi musuh kesehatan yang mengancam keselamatan jiwa. Oleh karena itu, tetaplah menyimak penjelasan terkait hiperkolesterolemia.

Penyebab hiperkolesterolemia

Kolesterol yang menumpuk terlalu banyak di dalam darah hingga mencapai ambang batas normal tidak terjadi tanpa sebab. Ada dua hal utama yang menyebabkan terjadinya  hiperkolesterolemia, yaitu warisan genetik dan gaya hidup tidak sehat.

Berikut ini adalah penyebab hiperkolesterolemia:

1. Warisan genetik

Seseorang yang mengalami hiperkolesterolemia bisa dikarenakan adanya riwayat keluarga. Salah satu atau kedua orang tua yang memiliki riwayat hiperkolesterolemia bisa menurunkan hal ini pada anak-anaknya secara genetik. Kondisi ini disebut sebagai familial hypercholesterolemia.

2. Gaya hidup tidak sehat

Penyebab hiperkolesterolemia lainnya adalah gaya hidup tidak sehat. Gaya hidup yang tidak sehat bisa dilihat melalui pola diet harian, tingkat aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok.

Inilah beberapa faktor risiko yang bisa meningkatkan terjadinya hiperkolesterolemia:

  • Obesitas – Nilai IMT lebih dari 27
  • Kebiasaan merokok
  • Kurang mengonsumsi buah dan sayur
  • Suka makan cemilan
  • Kurang berolahraga
  • Penyakit diabetes
  • Tekanan darah tinggi
  • Hipotiroidisme
  • Usia  – 45 tahun atau lebih untuk pria dan 55 tahun atau lebih untuk wanita

Gejala hiperkolesterolemia

Kejadian hiperkolesterolemia baru memiliki gejala jika sudah memicu terjadinya komplikasi. Gejala hiperkolesterolemia tersebutseperti benjolan kecil di bawah kelopak  mata, stroke, dan penyakit jantung.

Namun, ada beberapa tanda yang memungkinkan seseorang mengalami hiperkolesterolemia. Inilah beberapa tanda yang bisa memungkinkan adanya hiperkolesterolemia:

  1. Jantung sering berdebar
  2. Sering kesemutan
  3. Sakit kepala atau pusing
  4. Otot mudah lelah
  5. Nyeri sendi
  6. Mual dan muntah
  7. Sesak napas

Apabila Anda mengalami salah satu atau beberapa tanda dan gejala hiperkolesterolemia tersebut, maka segeralah memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan tindakan diagnosis untuk memastikan kejadian hiperkolesterolemia secara medis.

Diagnosis hiperkolesterolemia

Diagnosis hiperkolesterolemia adalah dengan melakukan tes kolesterol. Pemeriksaan kolesterol dilakukan dengan mengambil sampel darah. Namun, sebelumnya pasien harus berpuasa hingga 12 jam sebelum pengambilan sampel darah.

Puasa perlu dilakukan agar bisa mendapatkan hasil yang akurat. Tes kolesterol akan menunjukkan beberapa nilai, yaitu kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida atau lemak darah.

Hasil dari pemeriksaan kolesterol akan dibandingkan dengan nilai normal kolesterol. Inilah nilai normal beberapa jenis kolesterol:

No. Jenis kolesterol Nilai normal
1 Kolesterol total kurang dari 200 mg/dL
2 Kolesterol LDL kurang dari 100 mg/dl
3 Kolesterol HDL 40-60 mg/dl
4 Trigliserida kurang dari 150 mg/dL

 

Nilai setiap kolesterol yang melebihi nilai normal tersebut menunjukkan bahwa pasien memiliki nilai kolesterol yang diambang batas atau sudah bisa dikategorikan sebagai kolesterol tinggia tau hiperkolesterolemia.

Pasien yang positif mengalami hiperkolesterolemia akan menunjukan nilai kolesterol total lebih dari 239 mg/dL, kolesterol LDL lebih dari 139 mg/dL, trigliserida lebih dari 159 mg/dL, dan kolesterol HDL kurang dari 40 mg/dL.

Jika hasilnya menyatakan demikian, maka pasien tersebut perlu melakukan terapi hiperkolesterolemia!

Terapi hiperkolesterolemia

Ada beberapa terapi hiperkolesterolemia yang bisa dilakukan untu mengatasi masalah hiperkolesterolemia. Beberapa pengobatan hiperkolesterolemia tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan diet untuk kolesterol tinggi, obat, dan suplemen.

Inilah beberapa terapi hiperkolesterolemia yang bisa mengatasi hiperkolesterolemia:

1. Diet untuk hiperkolesterolemia

Merujuk dari The National Cholesterol Education Program (NCEP), ada panduan diet yang bagi penderita kolesterol tinggi.

Inilah pedoman diet yang dianjurkan oleh NCEP bagi penderita kolesterol tinggi:

No. Zat Gizi Aturan
1 Total lemak Kurang dari 30% asupan kalori harian
2 Lemak jenuh Kurang dari 7% asupan kalori harian
3 Lemak tak jenuh ganda Kurang dari atau sama dengan 10% asupan kalori harian
4 Lemak tak jenuh tunggal: Sekitar 10%-15% asupan kalori harian
5 Kolesterol Kurang dari 200 miligram per hari.
6 Karbohidrat 50%-60% asupan kalori harian

 

Panduan diet tersebut juga bisa berupa diet vegetarian. Anda juga bisa memasukkan beberapa jenis makanan yang bisa menurunkan kadar kolesterol jahat di dalam menu harian. Beberapa makanan tersebut seperti oatmeal, ikan salmon, minyak zaitun, dan kacang almond.

2. Obat-obatan

Ada beberapa jenis obat yang biasa diberikan kepada pasien hiperkolesterolemia. Beberapa obat hiperkolesterolemia adalah alirocumab dan statin. Obat alirocumab memiliki cara kerja yang berbeda dengan statin.

Obat alirocumab bisa menjadi pengobatan hiperkolesterolemia karena dapat menurunkan kolesterol total. Penurunan kolesterol total terjadi karena obat alirocumab dapat membantu hati menyerap lebih banyak kolesterol LDL.

Terapi hiperkolesterolemia juga bisa dengan memberikan statin. Cara kerja Statin untuk menurunkan nilai kolesterol total adalah dengan menghambat produksi kolesterol di hati.

3. Suplemen

Terapi hiperkolesterolemia juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi suplemen yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3. Manfaat suplemen asam lemak omega-3 adalah untuk menurunkan kadar lemak darah.


DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi