Hiperglikemia adalah kondisi ketika tubuh memiliki kadar gula darah tinggi yang jika tidak diobati dapat menyebabkan komplikasi, terutama pada penderita diabetes. Selengkapnya ketahui gejala, penyebab, pengobatan, pencegahan, dan lainnya di bawah ini!
Apa Itu Hiperglikemia?
Hiperglikemia adalah kondisi ketika tubuh kelebihan gula atau glukosa dalam darah. Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memproduksi atau menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang menyerap glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi.
Kelebihan kadar gula dalam darah menandakan penyakit diabetes, yang jika tidak segera diobati dengan mengelola kadar gula dalam darah, dapat mengalami komplikasi serius seperti ketoasidosis diabetik. Terlebih lagi komplikasi dapat membahayakan jika ketoasidosis tidak mendapatkan pengobatan!
Ciri dan Gejala Hiperglikemia
Hiperglikemia tidak menimbulkan gejala sampai kadar glukosa dalam darah meningkat secara signifikan, yaitu di atas 180 hingga 200 miligram per desiliter (mg/dL). Gejalanya dapat berkembang secara perlahan selama beberapa hari atau minggu.
Semakin lama kadar gula dalam darah tetap tinggi, semakin serius gejala hiperglikemia. Namun, bagi penderita diabetes tipe 2 dalam waktu yang lama mungkin tidak merasakan gejala meskipun kadar gula darahnya meningkat. Tanda dan gejala kadar gula darah tinggi awal harus dikenali untuk membantu mengobatinya sesegera mungkin.
Berikut ini awal tanda dan gejala hiperglikemia:
- Sering buang air kecil
- Sering merasa haus
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala
- Kelelahan
Jika tidak segera diobati, hiperglikemia dapat menyebabkan asam-asam toksik (keton) menumpuk di dalam darah dan urine (ketoasidosis). Berikut ini tanda dan gejalanya:
- Napas harum seperti wangi buah
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Mulut kering
- Tubuh lemah
- Kebingungan
- Sakit perut
- Koma
Kapan Waktu yang Tepat Harus ke Dokter?
Segera periksakan ke dokter jika mengalami beberapa gejala berikut:
- Demam yang berlangsung lebih dari 24 jam.
- Mengalami diare atau muntah terus-menerus, tetapi masih makan atau minum.
- Glukosa dalam darah lebih dari 240 mg/dL, meskipun sudah diobati.
- Kesulitan menjaga glukosa darah dalam kisaran yang diinginkan.
Penderita kadar gula darah tinggi juga harus segera mendapatkan pertolongan medis jika mengalami kondisi berikut:
- Merasa sakit dan tidak bisa makan dan minum.
- Kadar glukosa darah terus-menerus berada di atas 240 mg/dL dan memiliki keton dalam urine.
Penyebab Hiperglikemia
Selama proses pencernaan, tubuh memecah karbohidrat dari makanan agar menjadi sejumlah molekul, salah satu glukosa, yang menjadi sumber energi bagi tubuh.
Glukosa dapat diserap langsung ke dalam aliran darah setelah makan, tetapi glukosa tidak dapat masuk ke sel-sel sebagian besar jaringan tanpa bantuan insulin (hormon yang dihasilkan pankreas).
Ketika kadar glukosa dalam darah melonjak naik, tubuh memberi sinyal kepada pankreas untuk melepaskan insulin. Kemudian insulin membuka sel-sel sehingga glukosa masuk dan memprosesnya menjadi energi. Sedangkan glukosa berlebih akan disimpan di hati dan otot dalam bentuk glikogen.
Proses tersebut dapat menurunkan jumlah glukosa dalam darah dan mencegahnya mengalami kenaikan. Ketika kadar gula darah kembali normal, demikian juga sekresi insulin dari pankreas.
Diabetes terjadi karena fungsi insulin pada tubuh tidak optimal atau tidak berfungsi sama sekali. Ini mungkin karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin (diabetes tipe 1), atau mungkin karena tubuh resisten terhadap efek insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin untuk mempertahankan kadar glukosa normal (diabetes tipe 2).
Kondisi demikian menyebabkan glukosa cenderung menumpuk dalam darah dan bahkan dapat mencapai tingkat yang sangat berbahaya jika tidak segera ditangani.
Faktor Risiko Hiperglikemia
Ada banyak faktor yang dapat meningkatkan risiko mengalami hiperglikemia, di antaranya:
- Tidak menggunakan insulin yang cukup atau obat diabetes oral.
- Tidak menyuntikkan insulin dengan benar atau menggunakan insulin kedaluwarsa.
- Tidak menjalani pola makan untuk diabetes.
- Mengalami penyakit atau infeksi.
- Menggunakan obat-obatan tertentu, misalnya steroid.
- Stres secara emosional.
- Cedera atau menjalani operasi.
Sedangkan faktor risiko yang umumnya terkait dengan diabetes tipe 2, meliputi:
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kolesterol dan trigliserida yang abnormal.
- Bertambahnya usia dapat meningkatkan risiko.
- Sering merokok lebih mungkin mengembangkan diabetes tipe 2.
- Kehamilan.
Diagnosis Hiperglikemia
Dokter dapat menentukan target kisaran kadar gula darah pasien. Bagi kebanyakan orang yang menderita diabetes, umumnya dianjurkan target kadar gula darah sebelum makan:
- Kadar gula dalam darah antara 80 dan 120 mg/dL untuk orang di bawah usia 59 tahun yang tidak memiliki kondisi medis mendasar lainnya.
- Kadar gula darah antara 100 dan 140 mg/dL untuk orang berusia di atas 60 tahun, yang memiliki kondisi medis lain seperti jantung, paru-paru, atau penyakit ginjal, atau memiliki riwayat gula darah rendah (hipoglikemia) atau mengalami kesulitan mengenali gejala hipoglikemia.
Sedangkan bagi orang penderita diabetes, umumnya disarankan memiliki target kadar gula darah berikut:
- Kadar gula dalam darah antara 80 dan 130 mg/dL sebelum makan.
- Kurang dari 180 mg / dL (10 mmol / L) dua jam setelah makan.
Rentang kadar gula darah target mungkin berbeda, terutama jika sedang hamil atau menderita komplikasi diabetes.
Cara Mengobati Hiperglikemia
Langkah terbaik untuk mengobati kelebihan gula darah adalah berkonsultasi dengan dokter tentang bagaimana cara mengelola gula darah dan memahami bagaimana perawatan yang dapat membantu menjaga kadar glukosa normal.
Berikut ini beberapa cara mengatasi hiperglikemia:
1. Perawatan Hiperglikemia di Rumah
Dokter mungkin akan menyarankan sejumlah perawatan berikut:
- Rajin olahraga. Latihan secara teratur merupakan cara yang efektif untuk mengontrol gula darah. Namun, jangan berolahraga jika urine mengandung keton karena kondisi ini dapat memicu gula darah melonjak lebih tinggi.
- Mengikuti pola makan sehat. Cara ini membantu mengontrol porsi makan dan menghindari minuman manis dan sering ngemil. Jika mengalami kesulitan mengikuti pola makan sehat, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi.
- Minumlah obat sesuai petunjuk. Jika sering mengalami hiperglikemia, dokter mungkin menyesuaikan dosis atau jadwal pengobatan.
- Periksa gula darah secara rutin. Memantau kadar glukosa darah sesuai saran dokter adalah langkah yang harus dipatuhi. Apalagi jika sakit atau khawatir tentang hiperglikemia berat atau hipoglikemia, harus memeriksakan diri lebih sering.
- Menyesuaikan dosis insulin untuk mengendalikan hiperglikemia. Penyesuaian dengan program insulin atau suplemen insulin kerja pendek mampu membantu mengendalikan kadar gula darah tinggi. Suplemen adalah dosis tambahan insulin untuk membantu menstabilkan kadar gula darah sementara.
2. Perawatan Darurat untuk Hiperglikemia Berat
Jika memiliki tanda dan gejala ketoasidosis diabetikum atau hiperosmolar hiperglikemik, pasien mungkin memerlukan perawatan di ruang unit gawat darurat (UGD) rumah sakit. Perawatan darurat dapat membantu menurunkan gula darah dalam kisaran normal.
berikut ini beberapa perawatan darurat untuk hiperglikemia berat:
- Penggantian cairan.Pasien akan menerima cairan melalui infus sampai tubuhnya memiliki cukup cairan kembali, dengan indikator kadar gulanya menurun. Perawatan ini dapat menggantikan cairan yang hilang dan membantu mencairkan kelebihan gula dalam darah. Hiperglikemia yang sangat tinggi setara dengan orang dehidrasi berat.
- Penggantian elektrolit. Elektrolit adalah mineral dalam darah yang diperlukan agar jaringan tubuh berfungsi dengan baik. Tidak adanya insulin dapat menurunkan kadar beberapa elektrolit dalam darah. Pasien dapat menerima elektrolit melalui pembuluh darah untuk membantu menjaga jantung, otot, dan sel-sel saraf berfungsi normal.
- Terapi insulin. Bersama dengan cairan elektrolit, insulin diberikan melalui suntikan untuk menurunkan kadar keton yang menumpuk dalam darah.
Komplikasi Hiperglikemia
Kelebihan gula dalam darah yang dibiarkan atau tidak segera mendapatkan perawatan dapat menyebabkan sejumlah komplikasi jangka panjang dan darurat medis.
1. Komplikasi Jangka Panjang
Jika tidak diobati, komplikasi jangka panjang dari hiperglikemia yang terkait diabetes, di antaranya:
- Penyakit kardiovaskular.
- Kerusakan saraf (neuropati).
- Kerusakan ginjal (nefropati diabetik) atau gagal ginjal.
- Kerusakan pembuluh darah retina (retinopati diabetik), yang berisiko menyebabkan kebutaan.
- Penglihatan buram atau kabur (katarak).
- Masalah pada kaki akibat saraf yang rusak atau aliran darah yang buruk menyebabkan infeksi kulit serius dan dalam beberapa kasus yang parah memerlukan amputasi.
- Infeksi pada gigi dan gusi.
- Masalah pada tulang dan sendi.
2. Komplikasi Darurat
Jika kadar gula darah naik cukup tinggi atau bertahan dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kondisi serius, termasuk:
-
Ketoasidosis Diabetikum
Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak memiliki insulin yang cukup, pada akhirnya glukosa tidak bisa masuk ke sel untuk mengolahnya sebagai energi. Ini mengakibatkan kadar gula darah naik, sehingga tubuh mulai memecah lemak untuk energi.
Proses ini menghasilkan asam toksik yang dikenal sebagai keton. Keton berlebih dapat menumpuk dalam darah dan akhirnya masuk ke dalam urine. Ketoasidosis diabetik yang tidak segera diobati dapat mengakibatkan koma diabetes dan mengancam jiwa.
-
Sindrom Hiperosmolar Hiperglikemik
Hiperosmolar hiperglikemik terjadi ketika tubuh memproduksi insulin, tetapi tidak berfungsi dengan baik. Kadar glukosa dalam darah bisa menjadi sangat tinggi, lebih tinggi dari 1.000 mg/dL. Akibat insulin tidak berfungsi dengan baik, tubuh tidak dapat menggunakan glukosa atau lemak sebagai energi.
Kemudian gula dalam darah yang berlebih tersalurkan ke dalam urine, sehingga menyebabkan sering buang air kecil. Sindrom hiperosmolar hiperglikemik yang tidak segera diobati menyebabkan dehidrasi dan koma yang mengancam nyawa.
Cara Mencegah Hiperglikemia
Mengelola diabetes yang baik dan memantau glukosa dalam darah dengan hati-hati adalah cara yang sangat efektif untuk mencegah kadar gula darah tinggi atau menghentikannya sebelum menjadi lebih buruk.
Berikut ini beberapa cara mencegah hiperglikemia:
- Mengontrol asupan karbohidrat dan gula. Pastikan mengetahui seberapa banyak karbohidrat dan gula yang Anda makan. Berusaha mengikuti jumlah asupan yang disarankan dokter atau ahli gizi Anda.
- Rajin olahraga. Berolahraga teratur untuk membantu menghentikan peningkatan kadar gula darah. Namun, sebaiknya terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter jika menggunakan obat diabetes, karena beberapa obat dapat menyebabkan hipoglikemia jika berolahraga terlalu banyak.
- Berhati-hati saat sakit. Dokter mungkin dapat memberi beberapa “aturan hari sakit” yang dapat menuntun Anda dalam melakukan langkah-langkah untuk menjaga kadar gula darah tetap terkendali selama sakit.
- Tes gula darah secara teratur. Menjalani tes dan mencatat kadar glukosa dalam darah secara teratur setiap hari dapat membantu mencegah kadar gula darah tinggi. Setiap melakukan tes gula darah sebaiknya berikan catatan tersebut kepada dokter.
- Anonim. 2018. Hyperglycaemia (high blood sugar). https://www.nhs.uk/conditions/high-blood-sugar-hyperglycaemia/. (Diakses pada 22 Juli 2020)
- Anonim. 2019. High Blood Sugar and Diabetes. https://www.webmd.com/diabetes/guide/diabetes-hyperglycemia. (Diakses pada 22 Juli 2020)
- Felman, Adam. 2019. What to know about hyperglycemia. https://www.medicalnewstoday.com/articles/323699. (Diakses pada 22 Juli 2020)
- Holland, Kimberly. 2020. Hyperglycemia and Type 2 Diabetes. https://www.healthline.com/health/type-2-diabetes/hyperglycemia#treatment. (Diakses pada 22 Juli 2020)
- Mayo Clinic Staff. 2020. Hyperglycemia in diabetes. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hyperglycemia/symptoms-causes/syc-20373631. (Diakses pada 22 Juli 2020)