DokterSehat.com – Hepatitis alkoholik adalah penyakit yang umum terjadi pada seseorang yang memilki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol selama bertahun-tahun. Namun, mengonsumsi alkohol dan hepatitis alkoholik mempunyai hubungan yang kompleks. Simak penjelasan selengkapnya mengenai penyebab hepatitis alkoholik, gejala, diagnosis dan pencegahan hepatitis alkoholik di bawah ini.
Apa Itu Hepatitis Alkoholik?
Hepatitis alkoholik adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang mengonsumsi lebih banyak alkohol daripada yang dapat diproses oleh hati. Hati adalah organ terbesar kedua di tubuh. Letaknya di sisi kanan batang tubuh, di bawah tulang rusuk.
Hati sendiri memiliki peran untuk mengubah makanan dan minuman menjadi nutrisi yang dapat digunakan untuk tubuh. Selain itu, hati juga menyaring racun dan zat berbahaya termasuk alkohol dari darah.
Hati hanya dapat memproses alkohol dalam dosis kecil. Minum lebih banyak alkohol daripada yang dapat diproses tubuh dapat menyebabkan cedera atau kerusakan serius pada hati.
Penyebab Hepatitis Alkoholik
Tidak semua pecandu minuman keras menderita hepatitis alkoholik, karena penyakit ini juga dapat terjadi pada orang yang hanya minum sedikit. Jika telah didiagnosis menderita hepatitis alkoholik, hal ini menandakan bahwa Anda harus berhenti total minum alkohol. Orang yang terus minum alkohol dapat memperparah kerusakan hati yang lebih serius yaitu sirosis dan gagal hati.
Hepatitis alkoholik terjadi ketika hati rusak oleh alkohol yang telah dikonsumsi. Mekanisme bagaimana alkohol dapat menimbulkan kerusakan hati pada pecandu belum diketahui secara jelas. Proses pemecahan etanol yang merupakan zat yang terkandung dalam bir, anggur dan minuman keras dapat menghasilkan bahan kimia sangat beracun, seperti asetaldehida.
Sementara itu, bagaimana alkohol merusak hati dan mengapa hanya terjadi pada peminum berat–belum ada penjelasan yang bisa mengaitkannya.
Faktor-faktor ini diketahui berperan dalam hepatitis alkoholik, antara lain:
- Proses tubuh untuk memecah alkohol menghasilkan bahan kimia yang sangat beracun.
- Zat kimia yang memicu peradangan yang menghancurkan sel-sel hati.
- Bekas luka menggantikan jaringan hati yang sehat. Seiring waktu, hal ini dapat mengganggu fungsi hati.
- Terjadinya sirosis, rusaknya organ hati akibat terbentuknya jaringan parut.
- Seorang wanita memiliki risiko yang lebih tinggi terkena hepatitis alkoholik. Kondisi ini mungkin disebabkan oleh perbedaan bagaimana tubuh pria dan wanita menyerap dan memecah alkohol.
Faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap hepatitis alkohol termasuk:
- Jika Anda menderita hepatitis C dan memiliki kebiasaan mengonsumsi minuman beralkohol, besar kemungkinan Anda akan lebih mudah mengembangkan sirosis.
- Banyak orang menjadi kekurangan gizi karena minuman beralkohol mencegah tubuhnya untuk menyerap nutrisi dengan baik. Kurangnya nutrisi berkontribusi pada rusaknya sel hati.
- Tubuh yang gemuk dan kebiasaan mengonsumsi alkohol akan lebih memungkinkan Anda untuk mengembangkan hepatitis alkoholik dan berkembang menjadi sirosis.
- Sebuah studi menunjukkan, terdapat komponen genetik pada penyakit hati yang diinduksi alkohol. Meski begitu sulit untuk memisahkan faktor genetik dan lingkungan.
- Ras dan etnis. Orang kulit hitam dan Hispanik mungkin berisiko lebih tinggi terkena hepatitis alkoholik.
Gejala Hepatitis Alkoholik
Pada dasarnya, gejala hepatitis alkoholik bervariasi tergantung pada jumlah kerusakan hati. Jika Anda memiliki kasus penyakit ringan, Anda mungkin tidak mengalami gejala apa pun. Namun, saat lebih banyak kerusakan terjadi, Anda mungkin akan mengalami masalah kesehatan.
Bentuk ringan dari hepatitis alkoholik mungkin tidak menyebabkan masalah yang nyata, tetapi perkembangan penyakit ini akan menyebabkan hati lebih rusak, tanda dan gejala yang mungkin terjadi, antara lain:
- Kehilangan nafsu makan.
- Mual dan muntah.
- Mulut terasa kering
- Nyeri dan bengkak di perut.
- Kulit dan putih mata menguning (jaundice).
- Demam.
- Perut bengkak akibat penumpukan cairan (asites).
- Kelelahan.
- Perubahan kondisi mental seperti kebingungan.
Berkonsultasilah dengan dokter jika memiliki tanda atau gejala hepatitis alkoholik. Jika pernah merasa seolah-olah tidak bisa mengontrol minum, maka berkonsultasilah dengan dokter.
Diagnosis Hepatitis Alkoholik
Pertama-tama, dokter akan menanyakan riwayat kesehatan dan konsumsi alkohol Anda. Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah Anda mengalami pembesaran hati atau limpa.
Beberapa tes lanjutan yang bisa disarankan dokter, antara lain:
- Hitung darah lengkap (CBC).
- Tes fungsi hati.
- Tes pembekuan darah.
- CT scan perut.
- USG hati.
Jika beberapa tes sebelumnya tidak bisa memastikan diagnosis yang jelas atau jika Anda berisiko terkena hepatitis, dokter akan menyarankan untuk melakukan biopsi hati. Tindakan ini mengharuskan dokter untuk mengambil sampel jaringan dari hati. Biopsi akan menunjukkan tingkat keparahan dan jenis penyakit hati.
Pengobatan Hepatitis Alkoholik
Jika Anda memiliki hepatitis alkoholik yang parah, dokter mungkin akan merekomendasikan untuk:
1. Konsumsi kortikosteroid
Jenis obat-obatan ini telah menunjukkan beberapa manfaat jangka pendek dalam meningkatkan kelangsungan hidup orang-orang dengan hepatitis alkoholik yang parah. Namun, kortikosteroid memiliki efek samping yang serius dan umumnya tidak diresepkan jika Anda mengalami gagal ginjal, perdarahan gastrointestinal atau infeksi.
2. Pentoxifylline
Dokter mungkin merekomendasikan obat anti-inflamasi ini jika Anda memiliki hepatitis alkoholik yang parah dan tidak dapat menggunakan kortikosteroid. Studi menunjukkan bahwa pentoxifylline mungkin tidak efektif untuk orang dengan hepatitis alkoholik ringan atau untuk orang yang belum menanggapi pengobatan steroid.
3. Hentikan konsumsi minuman beralkohol
Pencegahan hepatitis alkoholik ini sulit bagi Anda yang masih ketergantungan terhadap minuman beralkohol. Namun, jika Anda memiliki tekad untuk menghentikan kerusakan hati, salah satu cara yang terbaik adalah berhenti untuk mengonsumsi minuman beralkohol.
Sementara jika Anda sudah ketergantungan dengan alkohol dan ingin berhenti, dokter dapat merekomendasikan terapi yang disesuaikan pada kondisi ketergantungan. Terapi tersebut mungkin termasuk obat-obatan, konseling, dll.
Pencegahan hepatitis alkoholik lainnya juga bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan yang kaya nutrisi seperti sayur dan buah. Mereka yang memiliki kebiasaan mengonsumsi alkohol, biasanya kurang mendapatkan vitamin, khususnya asam folat dan vitamin B.
4. Terapi untuk malnutrisi
Kekurangan gizi rentan terjadi pada penderita hepatitis alkoholik, guna mengatasi masalah ini biasanya dokter akan menyarankan diet khusus. Dokter juga bisa merujuk Anda pada ahli gizi yang dapat menyarankan pola makan untuk meningkatkan nutirisi dalam tubuh.
5. Transplantasi hati
Transplantasi hati adalah satu-satunya pilihan bagi seseorang yang fungsi hatinya sudah tidak berjalan dengan normal. Meski transplantasi selalu memberikan hasil yang baik bagi tubuh, jumlah orang yang membutuhkan transplantasi jauh melebihi jumlah organ yang tersedia.
Beberapa pusat kesehatan mungkin enggan untuk melakukan transplantasi hati pada penderita hepatitis alkoholik, karena ada kemungkinan penderita akan kembali mengonsumsi minuman keras setelah operasi.
Sumber:
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/alcoholic-hepatitis/diagnosis-treatment/drc-20351394
- https://www.healthline.com/health/alcoholic-hepatitis#prevention
- https://www.medicalnewstoday.com/articles/313928.php
- https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3124878/
- https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/hepatitis/alcoholic-hepatitis