Terbit: 13 February 2019
Ditulis oleh: Redaksi DokterSehat | Ditinjau oleh: Tim Dokter

DokterSehat.Com – Apakah ada bagian tubuh Anda yang terasa lemah sehingga sulit untuk digerakkan? Awas! Ada kemungkinan Anda menderita penyakit hemiparesis. Hemiparesis adalah awal gejala stroke.

Penyakit Hemiparesis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Ketahuilah beberapa informasi penting terkait hemiparesis seperti pengertian hemiparesis, tanda-tanda atau gejala hemiparesis, penyebab hemiparesis, diagnosis hemiparesis, dan pengobatan hemiparesis.

Apa itu hemiparesis?

Hemiparesis adalah sebuah penyakit di mana ada bagian tubuh pada salah satu sisi tubuh (kanan atau kiri) yang melemah sehingga susah untuk digerakkan. Para penderita penyakit stroke biasanya mengalami hemiparesis terlebih dahulu.

Penderita hemiparesis biasanya akan mengalami kelemahan pada beberapa bagian tubuh. Beberapa bagian tubuh yang biasanya terasa jika mengalami hemiparesis di antaranya adalah otot wajah, tangan, lengan, kaki, dan dada.

Perbedaan hemiparesis dengan hemiplagia

Apakah Anda pernah mendengar istilah hemiplagia? Jangan salah paham dengan menganggap hemiplagia sama dengan hemiparesis. Hemiplagia itu tidak sama dengan kondisi hemiparesis. Lantas, apa bedanya hemiparesis dengan hemiplagia?

Sekilas, nampaknya hemiplagia memang memiliki kondisi yang hampir mirip dengan hemiparesis. Namun, ternyata keduanya berbeda. Penyakit hemiparesis lebih ringan jika dibandingkan dengan penyakit hemiplagia.

Kondisi yang dialami oleh para penderita penyakit hemiparesis adalah kelemahan atau kelumpuhan sebagian, sedangkan hemiplagia sudah bukan lagi kelemahan tetapi kelumpuhan pada salah satu sisi tubuh.

Jadi, hemiparesis merupakan tahap yang lebih ringan daripada kondisi penyakit hemiplagia dan penyakit stroke. Kenalilah beberapa tanda atau gejala penyakit hemiparesis untuk mendapatkan penanganan segera sebelum meningkat menjadi hemiplagia dan stroke.

Gejala hemiparesis

Informasi mengenai gejala penyakit hemiparesis penting untuk diketahui. Hal ini bertujuan agar hemiparesis bisa segera dideteksi lalu diagnosis dan lebih lanjut dapat diobati agar tidak berkembang menjadi lebih parah.

Berikut ini adalah beberapa gejala umum penyakit hemiparesis yang perlu Anda simak:

  1. Sakit kepala
  2. Sering kesemutan
  3. Sering mati rasa pada bagian tubuh tertentu
  4. Gerak wajah terganggu (jika menyerang area otot wajah)
  5. Sulit berbicara atau tidak bisa berbicara dengan jelas
  6. Merasa otot mengalami kelelahan
  7. Mengalami kesulitan bergerak
  8. Mengalami kesulitan berjalan
  9. Memiliki kendala dalam memegang atau menggenggam sesuatu

Hemiparesis yang mengakibatkan adanya bagian tubuh pada sisi tertentu melemah. Hal tersebut terjadi karena adanya gangguan aliran darah sehingga ada area otak tertentu yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan optimal.

Sebenarnya, ada beberapa gejala khusus hemiparesis berdasarkan jenis penyakit hemaparesis yang dialami. Ingin tahu apa saja gejala khususnya? Berikut ini akan dijelaskan gejala khusus hemiparesis berdasarkan jenis hemiparesis:

1. Gejala khusus penyakit hemiparesis sinistra

Penyakit hemiparesis sinistra adalah jenis hemiparesis di mana sisi tubuh sebelah kiri yang mengalami kelemahan atau ‘semi lumpuh’. Hemiparesis jenis ini terjadi karena adanya kerusakan pada korteks serebri sebelah kanan.

Sekedar informasi bagi Anda, kerusakan korteksi serebri akan berefek pada sisi tubuh yang berlawanan. Orang-orang yang mengalami penyakit hemiparesis sinistra ini biasanya memiliki gejala khusus.

Gejala khusus para penderita hemisparesis sinistra bisa dilihat melalui kemampuannya adalah hal persepsi visuomotor dan visuopasial. Mereka biasanya tidak mampu untuk menggambar bahkan untuk gambar salinan. Mereka juga sulit memakai pakaian.

Gejala khusus pada jenis hemiparesis ini juga bisa dikenali dengan mengamati kemampuannya dalam mengenal tempat dan wajah. Hal tersebut dikarenakan penderita hemiparesis sinistra mengalami pelemahan ingatan.

2. Gejala khusus penyakit hemiparesis dextra

Kerusakan juga bisa menyerang korteks serebri kiri. Hal tersebut bisa menyebabkan penyakit hemiparesis dextra, yaitu melemahnya tubuh bagian kanan. Ada beberapa gejala khusus pada penderita hemiparesis dextra ini.

Kerusakan pada otak sebelah kiri menimbulkan masalah aphasia. Orang yang mengalami masalah aphasia akan memiliki gangguan dalam berkomunikasi. Mereka akan kesulitan bahkan tidak bisa memahami perkataan orang lain.

Selain itu, penderita hemiparesis dextra juga tidak mampu menggunakan kata-kata secara tepat. Kemampuan ‘calistung’ (membaca, menulis, dan berhitung) juga semakin melemah. Tidak perlu heran karena kemampuan ini dikontrol oleh otak kiri.

Kerusakan pada otak kiri pun akan melemahkan hal-hal yang terkait dengan kemampuan dan tugas otak sebelah kiri. Meskipun begitu, pasien dengan kondisi hemiparesis dextra ini masih memiliki visuomotor yang sangat baik.

3. Gejala khusus penyakit hemiparesis duplex

Hemiparesis duplex adalah gabungan antara hemiparesis sinistra dan hemiparesis dextra. Penyumbatan aliran darah ada pada kedua sisi korteks otak. Kerusakan pada kedua sisi otak pun terjadi.

Tubuh bagian kiri dan kanan pun mengalami kelemahan dan semi lumpuh. Gejala khusus hemiparesis duplex adalah mengalami kesulitan dalam komunikasi, sulit menelan, sulit menggerakkan kaki, dan mengalami hipereduksi.

Penyebab hemiparesis

Penyakit hemiparesis terjadi karena adanya trauma pada otak, tumor otak, atau kerusakan sel saraf. Hal-hal tersebut membuat korteks otak mengalami kerusakan sehingga aliran darah ke area otak tertentu menjadi terhambatan.

Hambatan aliran darah ke sisi otak tertentu inilah yang membuat bagian-bagian pada salah satu sisi tubuh tetentu menjadi kian melemah. Adanya kerusakan jaringan juga bisa mengakibatkan pendarahan dan akhirnya memicu hemiparesis.

Diagnosis penyakit hemiparesis

Apabila seseorang memiliki gejala hemiparesis baik yang umum maupun khusus maka segeralah ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut. Dokter akan melakuakn diagnosis penyakit hemiparesis untuk membuktikan secara medis.

Diagnosis hemiparesis tahap awal adalah dengan melakukan wawancara guna mendeteksi faktor risiko dan memastikan serta memperjelas gejala. Setelah itu, lebih lanjut ada kemungkinan dokter akan merekomendasikan untuk melakukan diagnosis dengan CT scan atau MRI (Magnetic Resonance Imaging).

Pengobatan untuk penderita hemiparesis

Kejadian hemiparesis yang tidak segera ditangani memungkinkan untuk terjadinya hemiplagia bahkan penyakit stroke. Oleh karena itu, sebelum kondisi hemiparesis meningkat menjadi lebih parah maka sebaiknya hemiparesis segera diobati.

Ada beberapa pilihan pengobatan untuk penderita hemiparesis. Apa saja?

1. Terapi fisik

Pengobatan pertama yang bisa dicoba untuk mengobati hemiparesis adalah terapi fisik yang dilakukan oleh fisioterapis. Fisioterapis membantu Anda dengan untuk melakukan gerakan yang dapat melatih keseimbangan dan koordinasi gerak.

2. Stimulasi listrik

Pengobatan selanjutnya adalah dengan melakukan stimulasi listrik. Janganlah Anda membayangkan ini seperti tindakan kejut listrik seperti yang ada di film. Pengobatan ini dilakukan dengan menempatkan bantalan listrik kecil pada otot-otot yang lemah sehingga otot tersebut akan terangsang untuk bergerak.

3. Motor Imagery (MI)

Motor imagery adalah metode pengobatan untuk penderita hemiparesis yang dilakukan dengan cara membayangkan bahwa pasien menggunakan bagian tubuh yang lemah. Bayangan ini dapat mengaktifkan otak dan otot pada bagian tersebut.

4. Modified Constraint-Induced Therapy (mCIT):

Apa itu mCIT? mCIT adalah terapi pengobatan hemiparesis yang dilakukan dengan melatih otot-otot lengan yang melemah. Akan tetapi, tidak semua penderita hemiparesis dapat menerima terapi pengobatan mCIT ini.

 

Sumber:

  1. USU: Tinjauan Pustaka (Stroke). http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/64141/Chapter%20II.pdf?sequence=4&isAllowed=y [diakses pada 13 Februari 2019]
  2. Aulia Amani dkk. 2017. Hemiparese (Laporan). Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. https://www.slideshare.net/AuliaAmani/laporan-pbl-1-modul-hemiparesis

DokterSehat | © 2024 PT Media Kesehatan Indonesia. Hak Cipta Dilindungi